Pengalaman Horor Ranti saat Kamping di Kaki Gunung di Sukabumi, Apa Itu?

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Ranti dan kedua temannya, Tian dan Nuri, memiliki hobi bertualang di alam bebas. Tak jarang mereka bersama-sama melakukan camping untuk mengisi kegiatan di akhir pekan.

Hari Sabtu itu ketiganya bersepakat untuk melakukan camping di kaki gunung di daerah Sukabumi.

Tujuan mereka menghabiskan akhir pekan sambil menikmati keindahan air terjun yang terdapat tak jauh dari lokasi camping.

Mereka lalu berangkat dari Tangerang ke Sukabumi dengan menggunakan transportasi umum.

Jauhnya jarak dan macetnya jalanan membuat perjalanan mereka semakin molor dari biasanya.

 

Akhirnya, mereka sampai di tempat camping saat hari beranjak gelap. Ketiganya sepakat memasang tenda di dekat aliran sungai. Alasannya sederhana, agar tak terlalu jauh untuk mengambil air.

Mereka lalu membagi tugas. Tian memasang tenda, Nuri memasak dan Ranti mengambil air di sungai. Agar menghemat waktu, Ranti langsung membawa beberapa wadah untuk diisi air.

Sesampainya di sungai, ia segera mengisi semua wadah yang dibawanya. Saat sedang mengisi wadah, tiba-tiba ekor mata kirinya menangkap ada sosok yang berdiri di tengah sungai.

Ada seorang perempuan yang sedang berdiri mematung dan menatapnya! Dia berbaju putih, berambut panjang, riap-riapan.

Ranti menarik napas perlahan. Ia lalu menyadari, jika itu bukanlah manusia sepertinya. Ada makhuk dari dimensi lain yang sedang mengawasinya.

Ranti tidak sedikit pun mengalihkan pandangannya. Ia tetap mengisi wadah-wadah itu dengan air sungai.

Ia hanya berucap dalam hati, “Iya, aku salah. Jam segini masih ada di sungai. Aku hanya ingin mengisi air. Maaf, ya.”

Ranti tidak tahu apakah makhluk itu mendengar bisik hatinya. Tapi perempuan di tengah sungai itu terus menatapnya.

Meski begitu, Ranti cukup lega, karena perempuan itu tidak mendekati atau pun menakut-nakutinya. Setelah semua wadahnya terisi, sebelum kembali ke tenda, Ranti berucap dalam hati, “Aku sudah selesai. Maaf kalau tadi mengganggu.”

Sesampainya di tenda, ia disambut dengan pertanyaan Nuri, “Kok lama banget, sih?”

Ranti hanya mengulurkan air yang dibawanya. Ia enggan menceritakan kejadian yang dialaminya.

 

Karena ia tidak ingin kedua temannya mengalami ketakutan. (Seperti dikisahkan Lintang Kinanti di Koran Merapi) *