Ternyata Cerita Suster Ngesot Tidak Sekedar Mitos, Ini Pengalaman Horor Tantri Lihat Sosok Itu Nyeberang Jalan

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Hari sudah menjelang Maghrib ketika Tantri harus pulang. Dia keasyikan main di rumah pakdenya hingga tanpa terasa hari sudah gelap. Gadis kecil berusia 11 tahun itu, mau tidak maju, berani tidak berani harus pulang sendiri dengan berjalan kaki.

Kedua orang tuanya sudah pesan, supaya dia pulang sendiri, jangan sampai merepotkan pakde.

Maka, menjelang adzan Maghrib, Tantri pamitan. Perjalanan dari rumah pakde ke rumahnya cukup jauh. Dia harus melewati sebuah lapangan bola yang minim penerangan tak jauh dari rumah pakde, dilanjut melewati makam orang-orang Jawa yang berbentuk bukit, kemudian melewati kampung yang tidak terlalu sepi.

Kampung ini memiliki penerangan yang cukup, jadi rasanya tak jadi masalah. Namun, keluar dari kampung itu, dia harus melewati jalan aspal yang tak terlalu lebar yang sangat sepi.

Di sebelah kanan jalan adalah perkebunan karet, sedangkan di sebelah kiri adalah makam cina yang cukup luas. Tantri berjalan seorang diri.

Sebenarnya dia merasa takiut juga, tapi dia tak punya pilihan. Rumahnya yang ada di ujung makam cina itu, Cuma ada satu akses jalan saja.

Tantri berjalan setengah berlari saat melewati lapangan dan makam Jawa. Dia sedikit tenang saat melewati kampung. Di kampung itu anak-anak masih banyak yang bermain. Penjual sate dan bakso juga masih ramai pembeli.

Ketika sampai di ujung kampung, Tantri mulai deg-degan. Perlahan dia berjalan menyusuri jalan menanjak keluar dari kampung itu.

Memasuki jalanan yang sepi, tiba-tiba dia merasa merinding seolah ada angin yang merambatinya.

Tantri menangkupkan jaketnya. Tiba-tiba di hadapannya tampak seorang wanita dengan pakaian seperti suster ngesot menyeberangi jalan, dari makam cina menuju ke perkebunan karet.

Setelah masuk ke perkebunan karet, suster yang ngesot itu langsung menghilang. Saat itu, Tantri tak mampu berkata-kata.

 

Rahangnya serasa mengatup keras. Segera dia melanjutkan perjalanannya terus menyusuri jalanan sepi itu.

Setengah berlari dia terus melangkah melihat nyala lapu di ujung makam itu. Ya, rumahnya sudah semakin dekat.

"Eh, kamu sudah pulang, Nduk?" sapa ibunya begitu Tantri membuka pintu.

“Uh..oh..uh" Tantri berusaha menjawab.

Tapi lidahnya serasa kelu. Mulutnya sudah beberapa kali dibukanya, tapi kata dan kalimat tak juga bisaa keluar.

"Nduk..kamu kenapa?" ayah dan ibunya panik.

Tantri berusaha bicara tapi tidak bisa.

Ya, ternyata karena kaget melihat sosok suster yang merangkak menyeberang jalan tepat di depannya, Tantri menjadi syok dan tak bisa berbicara lagi.

Selama seminggu sejak kejadian itu, Tantri masih belum bisa bicara. Dia hanya melamun menatap keluar jendela sepanjang waktu.

Hingga akhirnya terpaksa Tantri dibawa ke orang pintar untuk diobati. (Seperti dikisahkkan Fery Yanni di Koran Merapi) *