Ini Dia Kisah Cinta Putri Presiden dan Perwira Muda TNI Terhalang Situasi Politik

Rachmawati Soekarno (©2023 dok. Keluarga)

JAKARTA (SURYA24.COM) -Tidak setiap kisah cinta berujung bahagia. Hal ini juga yang dirasakan seorang putri Presiden RI. Kondisi politik memaksa pasangan muda-mudi ini harus berpisah.

Tahun 1960an, Istana Merdeka mulai semarak dengan putri-putri Bung Karno yang beranjak remaja. Kehadiran mereka mengundang pria-pria mendekat. Namun status sebagai anak presiden tentu membuat mereka tidak sebebas remaja pada umumnya.

Dikutip dari merdeka.com, Rachmawati Soekarno tidak bisa melupakan kisah cinta pertamanya. Pria itu adalah seorang Taruna Akademi Angkatan Laut. Anggota drum band Korps Taruna yang kala itu selalu membuat para gadis-gadis melirik.

"Aku jatuh hati pada seorang pemuda, menurut penilaianku dia sangat simpatik," kata Rachmawati.

 

Usia Rachmawati saat itu baru 15 tahun. Hubungan keduanya terus berlanjut melalui surat menyurat.

Hati Rachmawati makin berbunga-bunga saat ibu dan ayahnya seolah memberi lampu hijau pada sang pemuda. Tak ada penolakan dari Bung Karno yang biasanya angker kalau menyangkut soal pria yang mendekati putri-putrinya.

Tampil Cantik di Depan Perwira Muda TNI

Hari yang paling membahagiakan untuk Rachma adalah ketika ternyata seluruh perwira muda lulusan Akademi Angkatan Bersenjata dilantik oleh Presiden Sukarno di Istana. Salah satunya ada sosok perwira pujaannya.

"Suara cinta bergema-gema di sana. Hatiku benar-benar semarak. Aku berdandan. Berhias dan mengenakan baju kebaya, siap menunggu upacara selesai," katanya.

Hal ini ditulis dalam biografi Rachmawati Soekarno, Bapakku Ibukku yang diterbitkan Garuda Metropolitan Press tahun 1985.

Rachma ikut menyambut para taruna yang dilantik oleh Presiden. Upacara pelantikan diikuti ramah tamah di Istana Merdeka. Bahagianya gadis remaja itu bisa dekat dengan sang pujaan hati malam itu.

"Menurut pandanganku, dia memang ganteng. Apalagi sosoknya berdarah campuran Indo-Belanda," kenang Rachma.

Terpisah Karena Politik

Namun hubungan mereka tidak bertahan lama. Pecah tragedi 30 September 1965. Situasi politik berubah drastis. Saat itu Rachma tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Presiden Sukarno harus kehilangan kekuasaannya. Dia dan saudara-saudaranya dipaksa meninggalkan istana. Di mana-mana mahasiswa berdemo mengutuk ayahnya.

 

"Siapa yang salah, orang tak peduli. Bapak adalah pemimpin negara dan bapak dianggap harus bertanggung jawab sepenuhnya," beber Rachma.

Kondisi itu pula yang memutuskan hubungan antara Rachma dengan perwira muda itu. Kondisi tak memungkinkan mereka sering bertemu. Komunikasi pun terputus.

"Aku tak sempat lagi memikirkan hal lain, yang kupikirkan adalah keselamatan Bapak dan keluarga. Soal diriku sendiri? Aku tak peduli," kenangnya.

Masih Teringat Setelah 20 Tahun

Setelah 20 tahun, Rachma masih mengingat sosok perwira itu. Walau dia mencintai pemuda itu, Rachma sadar dia bukanlah jodohnya. Kondisi yang memisahkan mereka saat itu.

Lalu siapa nama perwira muda TNI AL tersebut?

"Biarlah itu hanya dalam kenanganku. Jika dia membaca tulisan ini, dia juga pasti akan mengenangnya sebagai sejarah hidup yang telah silam," Rachma tak mau menyebutnya.

Impiannya menjadi istri seorang perwira TNI AL hilang bersamaan dengan peristiwa G30S. Di tahun 1969, Rachma menikah dengan seorang dokter bernama Martomo Prijatman.

Namun sayangnya pernikahan itu tidak bertahan lama. Setelah bercerai Rachma kemudian menikah dengan Dicky Suprapto tahun 1975.***