Gegara Pulang dari Rumah Pacar Lewat Kuburan Aldo Alami Pengalaman Horo, Apa Itu?

(Dok: Sibhe)

JAKARTA (SURYA24.COM) -Pada sore itu, Aldo sengaja mencuci motor, agar tampak bersih. Tak lupa bungkusan kado berwarna pink, untuk diberikan kepada Dewi, sang pacar. Motor mulai distarter, bergegas menuju ke tempat tujuan. Jam 18.20 WIB, telah sampai di lokasi.

"Selamat ulang tahun, Dewi," ucap Aldo, sambil memberikan kado.

"Terimakasih," jawab Dewi singkat.

"Iya, sama-sama," sahut Aldo.

"Maaf ya, aku ada acara nih!" ujar Dewi.

"Iya, tak apa," Aldo kecewa.

Aldo menyalakan motor. Motor melaju cukup kencang, suasana malam semakin larut. Ketika melewati perempatan jalan, dia bertemu dengan seorang Kakek aneh.

Aldo menghentikan laju motor. "Kakek, kenapa sendirian disini?" Aldo heran.

"Kamu jangan suka memacu motor seenaknya sendiri," sahut Kakek.

"Maaf, Kakek, saya sedang kesal, karena cinta ditolak," Aldo menyesal.

"Masih panjang masa depanmu, lebih baik, bersikap sopan, saat melewati areal pekuburan," ucap Kakek misterius itu.

"Kuburan di desa ini?" Aldo merasa takut.

"Kakek barusan melewati areal kuburan itu. Kakek mendengar suara keramaian, berlalu lalang banyak orang," ucap Kakek itu.

Ketika Aldo sedang menstarter motor, tiba-tiba Kakek misterius itu telah berlalu dalam sekejap saja.

Aldo merinding, merasakan sesuatu keanehan. Motor bergerak dengan perlahan melewati areal kuburan.

Samar-samar terdengar suara-suara keramaian yang berasal dari areal kuburan itu. Ternyata apa yang dikatakan oleh Kakek misterius itu, benar adanya. Suara keramaian, suara aneh di dalam kuburan.

 

 

Suara itu seperti kegiatan orang-orang di pasar, juga suara musik gamelan. Akan tetapi, tak dijumpai seorang pun yang berada di sana. Aldo sempat sejenak, menoleh ke arah sana.

Namun segera, berbalik fokus ke depan, mengendarai motor secara perlahan-lahan. Aldo segera membaca doa Al-fatihah. Beberapa saat kemudian, Aldo kini sudah berada di rumahnya.

Suara keramaian di sekitar areal kuburan di desanya, kadang kala bisa terdengar, meskipun takkan dijumpai seorang pun di sana.

Kata orang-orang zaman dahulu, suara itu, berasal dari suara jin dari alam lain. (Seperti dikisahkan Anton Sucipto, SP di Koran Merapi) *