Dua Wanita di Kupang Ngga Nyangka Gegara Takut-takuti Anak SD Eee Kena Wajib Lapor, Kok Bisa? Begini Ceritanya

Dua wanita pengendara motor ditangkap setelah menakut-nakuti sejumlah anak SD viral. Pelaku seolah-olah ingin menculik dan menjual anak. (Dok. Istimewa/detik.com).

JAKARTA (SURYA24.COM) - Video dua wanita pengendara sepeda motor menakut-nakuti anak-anak SD viral diperbincangkan masyarakat di Dusun II Holain, Desa Uiasa, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam video berdurasi 20 detik itu, kedua wanita tersebut seolah-olah ingin menculik anak untuk dijual.

Kedua wanita dengan sepeda motor merek Honda Beat berwarna hitam itu tampak menghampiri sejumlah anak yang sedang berjalan kaki. Anak-anak itu memakai setelan olahraga, yaitu baju kuning dan celana biru.

"We.. Dimana yang jual anak e," ujar pengendara motor itu sembari mendekati anak-anak. "Tangkap ko, yang ini keriting," lanjutnya direspons dengan ketakutan anak-anak yang lari berhamburan.

Kapolres Kupang AKBP FX Irwan Arianto membenarkan video viral itu. Menurut dia, video tersebut sempat viral karena menargetkan anak-anak SD.

"Hari Sabtu (11/2/2023) kemarin itu, kami sudah amankan (dua wanita) dan yang bersangkutan wajib lapor," katanya saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (14/2/2023).

Keduanya diamankan oleh aparat Polsek Semau untuk klarifikasi di hadapan orang tua anak-anak SD tersebut, tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah desa.

Dalam pemeriksaan, kedua wanita tersebut mengaku hanya sebatas bercanda dan tidak ada maksud lain.

"Bercandanya sangat keterlaluan, makanya kami memanggil orang tua anak-anak, tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah desa. Kami kumpulkan di Polsek Semau, supaya yang bersangkutan bisa klarifikasi," imbuhnya.

Insiden ini tidak dapat diremehkan, mengingat maraknya informasi dan pemberitaan penculikan anak-anak. Oleh karena itu, Polres Kupang berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan setempat untuk memberi imbauan.

Imbauan, kata Irwan, kepada seluruh sekolah baik TK, SD, SMP, maupun SMA untuk mengantisipasi apabila ada perbuatan dari orang yang tidak dikenal untuk segera melaporkan kejadian ke nomor WhatsApp atau melalui jajaran polisi terdekat.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan kebudayaan di sini untuk mengeluarkan imbauan kepada sekolah-sekolah agar bisa mengantisipasi," pungkasnya.***