DUH Ribuan Wanita di Indonesia Jadi Korban Kekerasan Pacar, Biar Tak Jadi Korban Ini Tanda Pasangan Kamu Toxic

Ilustrasi toxic relationship. (Foto: Getty Images/iStockphoto/JOHNGOMEZPIX)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Viral kisah mahasiswi Universitas Pelita Harapan (UPH) menjadi korban kekerasan kekasihnya sendiri. Korban berinisial AS itu melaporkan pria (BJK) atas tindakan penganiayaan dan juga ancaman yang dilakukan pada dirinya.

AS mengalami tindakan kekerasan semenjak Juni 2022 ketika dirinya dan BJK menjalin hubungan. Cerita tersebut ramai diperbincangkan oleh warganet di Twitter.

Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), ada 10 persen laporan kekerasan yang dilaporkan berasal dari hubungan berstatus pacar.

"Data kekerasan pada perempuan sepanjang 2022 yang dilaporkan ke kami itu ada 10.000 jumlah korban kekerasan terhadap perempuan. Ternyata sebanyak 1.151 di antaranya pelakunya adalah pacar," ucap Eni Widiyanti, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan, Jumat (17/2/2023).

 

Dikutip dari detik.com, Eni menambahkan ada beberapa hal yang bisa menjadi tanda bahwa sebuah hubungan itu sudah berjalan tidak baik atau toxic. Salah satunya adalah tindakan posesif berlebihan yang dilakukan oleh kekasih.

"Posesif misalnya perempuan nggak boleh punya teman laki-laki lain. Kemudian akun medsosnya dilihatin terus, kalau ada nama laki-laki jadi temannya minta diblokir. Apalagi ada mantannya, langsung di-blok," ucapnya.

Hal tersebut bisa mengindikasikan sebuah hubungan yang toxic dan tidak baik, sehingga ke depannya kejadian itu bisa saja berakibat fatal hingga mengakibatkan kekerasan dalam hubungan.

Sosok orang tua sangat berperan besar dalam pencegahan kekerasan dalam hubungan anaknya. Bukan tanpa alasan, banyak sekali kejadian anak yang tidak ingin terbuka soal masalah yang ia hadapi kepada orangtuanya.

Hal ini terjadi karena pola asuh orangtua yang terkadang terlalu menghakimi anak hingga tidak saling terbuka satu sama lain.

"Misal punya anak perempuan lagi deket sama cowo, kalau orangtuanya galak, pasti anak nggak mau cerita. Kemudian lingkungan di luar keluarga juga harus dibuat seharmonis mungkin supaya anak bisa terbuka dan tercegah dari hubungan toxic yang mungkin dilakukan oleh pacar maupun calonnya," pungkasnya.***