Disnakertrans Riau Tetapkan PT PPLI Tersangka Usai 3 Pekerja Tewas: Berikut Ulasan Lengkap Peristiwa

Tiga pekerja tewas dalam kontainer limbah di Blok Rokan (Foto: Istimewa/detik.com )

 

PEKANBARU  (SURYA24.COM)  - Insiden tewasnya tiga pekerja PT Persadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di wilayah kerja Blok Rokan, Rokan Hilir, Riau berbuntut panjang. Bahkan, PT PPLI resmi ditetapkan sebagai tersangka.

       Kepala Disnakertrans Provinsi Riau Imron Rosyadi mengatakan hari ini penyidik dari PPNS dan Korwas PPNS Polda Riau telah memeriksa tiga orang saksi. Ketiga saksi yang diperiksa adalah dari jajaran PT PPLI.

    "Hari ini dilakukan pengambilan keterangan terhadap saksi dari karyawan PT PPLI. Tiga saksi itu antara lain Project Manager, Hari Ramadi Operator Evaporator Joni termasuk Engineer Process Banir Ridwan Lubis," kata Imron, seperti dilansir detik.com, Senin (27/2/2023).

    Selanjutnya pada pukul 14.30 WIB dilanjut dengan gelar perkara antara Korwas PPNS Polda Riau dan PPNS Disnakertrans. Hasil gelar didapat kesimpulan penanganan kasus kecelakaan kerja tersebut dapat dilanjutkan ke tahap penyidikan.

    Imron menyebut palam proses penyidikan PPNS tetap berkoodinasi dengan penyidik Polda Riau. Bahkan hasil gelar diputuskan tersangka adalah pihak PT PPLI.

    "Dalam gelar perkara diputuskan tersangkanya adalah pihak PT PPLI," kata Imron.

    Meskipun begitu, Imron belum memberi penjelasan pejabat yang akan ditetapkan tersangka. Sebab masih ada saksi-saksi yang harus diperiksa sebelum nantinya menetapkan pejabat yang berwenang jadi tersangka kecelakaan kerja.

 

    "Kami belum menuliskan nama tersangka karena masih melihat sejauh mana peran masing-masing pihak ini. Sementara saat ini Project Manager statusnya terlapor, ini kita terus dalami dan PPLI tersangkanya," sebutnya.

    "Hari ini perusahaan dulu kami tetapkan tersangka. Untuk pejabatnya nanti bakal kami umumkan karena pemeriksaannya masih berlanjut, intinya tersangka yakni PPLI dan pejabatnya saja yang menunggu untuk kami umumkan," kata Imron.

     Sebagai Kepala Dinas, Imron mencatat ada banyak dugaan pelanggaran yang terjadi di PT PPLI. Sehingga berdampak pada para pekerja di lapangan dan menyebabkan ada insiden kecelakaan kerja.

    "Masa sampai enggak ada APD, nggak ada rambu-rambu dan orang bisa masuk begitu saja ke ruang sempit. Apalagi itu ruangan limbah, mereka juga harusnya pakai body harness. Harusnya ada standarnya kalau mau evakuasi orang, SOP ada," imbuhnya.

    Sebelumnya tiga pekerja PT PPLI di Blok Rokan yang merupakan rekanan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir, Riau tewas setelah terjatuh ke dalam kontainer limbah. Ketiga pekerja, Dedy, Ade dan Hendri jatuh pada Jumat lalu.

    Dari foto yang diterima detikSumut, tiga pekerja terlihat terapung dalam kontainer. Ketiganya mengenakan atribut berwarna hijau tua dengan list putih dan merah.

Ngeri! 

    Seperti ramai diberitakan, tiga pekerja di wilayah Blok Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir, Riau tewas setelah terjatuh ke dalam kontainer limbah. Polisi menyebut, mereka terjatuh saat sedang bekerja.

     Dari foto yang diterima detikSumut, tiga pekerja terlihat sudah terapung di dalam kontainer. Ketiganya mengenakan atribut berwarna hijau tua dengan list putih dan merah.

 

    Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto mengatakan kecelakaan kerja di wilayah kerja Blok Rokan terjadi hari ini. Ketiga korban adalah pekerja perusahaan rekanan PT PHR, yakni PT PPLI di CMTF Balam Selatan.

   "Terdapat tiga korban yang jatuh ke dalam kontainer limbah PT PPLI di CMTF Balam Selatan. Kejadian hari ini," terang Kapolres, Jumat (24/2/2023).

    Andrian menyebut korban terjatuh saat bekerja. Bahkan ketiganya disebut masih mengenakan atribut lengkap saat jatuh dalam kontainer limbah tersebut.

   "Adapun ketiga korban adalah karyawan PT PPLI. Mereka adalah Hendri, Desy Krismanto dan Ade Ilham," kata Kapolres.

    Andrian mengaku belum diketahui pasti bagaimana kejadian nahas yang menimpa tiga pekerja itu. Sebab tim masih berada di lokasi untuk melakukan pemeriksaan saksi-saksi.

   "Anggota masih bekerja, masih belum bisa kami berikan keterangan detail karena tim masih di lapangan," katanya.

Ada Upaya Saling Membantu

    Tiga pekerja PT PPLI, rekanan PT Pertamina Hulu Rokan di wilayah kerja Blok Rokan tewas dalam kontainer limbah. Detik-detik video ketiga pekerja masuk kontainer limbah pun beredar luas.

      Dari video berdurasi 2 menit 16 detik yang diterima detikSumut terlihat ada seorang pekerja mondar-mandir pukul 12.06 WIB. Tidak lama kemudian pekerja itu turun ke bak limbah dengan melepas helm safety.

   Hanya sekitar 20 detik di dalam, pekerja yang diketahui bernama Dedi itu tiba-tiba naik. Dia pun terlihat duduk di tepi bak dalam kondisi lemas dan akhirnya jatuh ke dalam bak limbah sekitar pukul 12.07 WIB.

   Berselang 1 menit kemudian dua pekerja lain, Hendri dan Ade datang. Keduanya terlihat langsung masuk ke bak kontainer untuk memberi pertolongan pada rekannya yang jatuh.

 

    "Berdasarkan JAKARTA (Surya24.com)an CCTV, memang tampak terlihat adanya upaya para pekerja ingin saling membantu rekan kerjanya tanpa memikirkan resiko yang terjadi," kata Humas dan Legal Meneger PT PPLI, Arum Tri Pusposari, Minggu (26/2/2023).

    Akibatnya, ketiga pekerja ditemukan tewas di kontainer limbah. Tewasnya tiga pekerja itu pun menjadi catatan dan evaluasi PPLI sebagai rekanan kerja PT PHR.

    "Insiden ini menjadi bahan evaluasi serius di internal kami dan pembekalan berharga buat SDM kami untuk benar-benar mengikuti SOP yang telah ditentukan," kata Arum.

Investigasi Khusus 

    Tewasnya tiga pekerja secara bersamaan turut menjadi sorotan kalangan akademisi. Dosen Psikologi Universitas Islam Riau, Yanwar menilai perlu dilakukan investigasi terkait tewasnya tiga pekerja.

   "Untuk mengetahui sebab kecelakaan kerja di atas perlu investigasi menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak dengan berbagai metode pendekatan investigasi," kata Yanwar.

   Ia menilai berdasarkan kajian kecelakaan kerja dapat disebabkan karena faktor lingkungan kerja, peralatan dan manusianya. Faktor manusia terkait dengan psikologis, ini dapat disebabkan karena kelelahan, stres kerja, daya tangkap yang rendah, ceroboh dan kurang hati-hati.

 Sudah berkali-kali Diperingati

   Menyusul kecelakaan di wilayah kerja Blok Rokan, PT Pertamina Hulu Rokan di Rokan Hilir, Riau menewaskan tiga orang. Gubernur Riau Syamsuar mengaku telah berulang kali memberi peringatan.

    "Sudah berkali-kali PHR diperingati," kata Syamsuar saat dikonfirmasi detikSumut, Jumat (24/2/2023).

 

    Terbaru, Syamsuar memberi peringatan kepada PT PHR pada pelaksanaan Bulan Bakti Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3) di Dumai 12 Februari lalu. Dalam kesempatan itu, Syamsuar mengingatkan bahwa keselamatan kerja jadi priorotas.

     "Bahkan pada peringatan hari Bulan Bakti K3 di Dumai saya tegaskan kembali bahwa keselamatan kerja yang paling penting. Utamakan menjadi perhatian pimpinan perusahaan," katanya.

    Terkait insiden itu, Syamsuar memastikan tim tengah melakukan investigasi. Proses investigasi salah satunya dilakukan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Riau.

    "Saat ini sedang dinvestigasi pengawas tenaga kerja Provinsi Riau," kata mantan Bupati Siak 2 periode tersebut.

    Sebelumnya tiga pekerja di wilayah Blok Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir, Riau tewas setelah terjatuh ke dalam kontainer limbah. Polisi menyebut, mereka terjatuh saat sedang bekerja.

    Dari foto yang diterima detikSumut, tiga pekerja terlihat sudah terapung di dalam kontainer. Ketiganya menenakan atribut berwarna hijau tua dengan list putih dan merah.

Sembrono 

     Seperti diketahui kecelakaan kerja di lingkungan kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) kembali terjadi. Terakhir, tiga nyawa melayang di dalam kontainer limbah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Central Mud Treating Facility (CMTF) Balam Selatan, Kecamatan Bangko Pusako, Rokan Hilir, Riau.

    Anggota Komisi I DPRD Riau Kelmi Amri mempertanyakan profesional PHR dalam mengelola Blok Rokan, yang menunjuk vendor. Ia menilai, banyaknya kecelakaan kerja hingga merenggut nyawa merupakan bobroknya pengelolaan Blok Rokan oleh PT PHR.

 

    "Hulu keruh hilir pasti keruh. Salah kelola ya manajemennya berarti yang diganti dan evaluasi. Pasti sembrono nunjuk vendor," kata dia seperti dilansir.

    Lanjut dia, kecelakaan kerja bisa diminimlisir. Dulu, kata dia, vendor-Vendor yang berkontrak dengan Chevron tidak sesering ini terjadi kecelakaan kerja. "Sudahlah vendor lokal dikesampingkan, vendor-vendor baru malah buat ulah," kata dia seperti dilansir cakaplah.com.

    Ia menegaskan, kejadian seperti ini harus diusut tuntas. Jika memang tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP), Ia minta bekukan perusahaan tersebut. "Kita minta usut tuntas bila terjadi pelanggaran berat dan tak sesuai SOP keselematan kerja, beku kan saja perusahaannya," kata dia.

    Ia juga meminta aparat terkait mengusut proses lelang yang ada di PT PHR, apakah sudah sesuai aturan. Ia juga meminta kepolisian mengusut tuntas persoalan tewasnya pekerja di lingkungan PT PHR.

    "Sudah saatnya Kajati Riau usut proses lelang di PHR. Dan soal kecelakaan kerja ini kita minta Polda Riau usut tuntas dan bila perusahaan pemegang kontrak tak punya kecakapan melakukan kegiatan, bekukan saja," tegasnya.

    Berita sebelumnya, kecelakaan kerja kembali terjadi di area operasi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Tiga pekerja tewas setelah terjatuh ke dalam kontainer limbah PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) di Central Mud Treating Facility (CMTF) Balam Selatan, Kecamatan Bangko Pusako, Rokan Hilir, Riau, Jumat (24/2/2023).

     PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) diketahui merupakan perusahaan rekanan PT PHR yang menangani pengolahan limbah. Informasi yang beredar korban tewas mencapai tiga orang yang diduga merupakan karyawan PT PPLI, yakni Hendri, Desy Krismanto, dan Ade Ilham.

 

       Dikonfirmasi CAKAPLAH.com, Manager Humas PT PPLI Arum Tri Pusposari membenarkan tewasnya karyawan PPLI tersebut ke dalam kolam limbah cair.

     "Jadi begini, kami belum tahu ini motif (penyebab, red) meninggalnya apa. Jadi kejadiannya pas jam istirahat siang, jadi sebetulnya memang tidak ada kegiatan yang seharusnya berada di area tersebut, karena semua orang sedang istirahat. Dan tidak ada arahan khusus untuk bekerja di area itu," cakap Arum.

    Saat ini, kata Arum, pihaknya sedang menginvestigasi lebih jauh ketiga karyawan yang meninggal tersebut motifnya apa, karena bekerja tanpa ada jadwal. "Itu yang sedang kami investigasi, bersama SKK Migas dan PHR," kata Arum.

    Lebih jauh, ia mengatakan, pihaknya saat ini sedang dalam masa berkabung dengan tewasnya ketiga karyawan PT PPLI tersebut. "Kami sekarang lagi berduka, karena itu teman-teman kami semua. Jadi kami sekarang lagi pendampingan ke keluarga di sana," tukasnya.  Penjelasan Subkontraktor PT Pertamina Hulu Rokan

    Terkait tiga karyawan PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) meninggal dunia saat bekerja di area operasi kerja Blok Rokan. Perusahaan itu merupakan subkontraktor PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), di Kabupaten Rokan Hilir, Riau.

    PT PHR merupakan salah satu anak perusahaan Pertamina yang bergerak d bidang usaha hulu minyak dan gas bumi di bawah Subholding Upstream, PT Pertamina Hulu Energi (PHE). PHR berdiri sejak 20 Desember 2018.

    Publik Relagion & Legal Manager PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) Arum Tri Pusposari mengatakan, pihaknya saat ini dibantu PHR dan SKK Migas masih melakukan investigasi.

    "Karena peristiwa terjadi pada jam istirahat. Dimana, tidak ada jadwal kegiatan untuk berada dalam area kejadian, maka kami sedang mendalami motif dari para korban sehingga insiden tersebut bisa terjadi," ujar Arum dalam keterangan pers kepada wartawan, Sabtu (25/2/2023). 

 

    Arum menyampaikan bela sungkawa atas kejadian yang menimpa para pekerja. Dia juga menyampaikan perusahaan telah berkordinasi dengan keluarga korban usai kejadian.

    "Atas nama jajaran direksi dan manajemen PPLI beserta seluruh karyawan, kami menyampaikan duka cita mendalam. Selanjutnya kami telah berkordinasi dan menyampaikan informasi tersebut kepada pihak keluarga," jelasnya.

    Arum mengaku pihaknya juga akan memberikan santunan ke keluarga korban. Namun, Arum enggan membeberkan jumlah yang diberikan.

    "Kami terus melakukan pendampingan terhadap keluarga almarhum dan telah menyiapkan santunan. Kami mendukung upaya investigasi yang dilakukan. Mohon doa dari semua pihak," pungkasnya seperti ditulis infopublik.com.

    Sebelumnya, Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto mengatakan kecelakaan kerja di Blok Rokan tersebut terjadi pada Jumat (24/2/2023) yang menimpa tiga pekerja kontraktor perusahaan minyak tersebut.

    Ketiga pekerja meninggal dunia diketahui atas nama Hendri (54) bekerja sebagai PMCOW, Ade (37) bekerja sebagai Operator Dewatring dan Dedi (44), bekerja sebagai Operator Evaporator.

   "Terdapat 3 korban meninggal dunia yang terjatuh ke dalam kontainer limbah. PT. PPLI di CMTF Balam Selatan. Arco dan Patrol Shipping Line melakukan Escorting Fire dan Ambulan dari Bangko Camp ke TKP Balam CMTF," ujar Andrian. 

     Kasat Reskrim Polres Rokan Hilir AKP Reza Fahmi menambahkan, ketiga pekerja itu ditemukan mengapung di dalam kontainer berisi cairan limbah. Ketiganya terlihat masih mengenakan helm dan seragam kerja.

    "Saat ini anggota masih melakukan olah TKP di PHR. Jenazah korban sudah dibawa ke Klinik Pratama Pertamina untuk divisum," ujar Reza.

    Kecelakaan kerja di lingkungan Blok Rokan menjadi sorotan pasca alih kelola dari tangan PT Chevron ke PT PHR pada 9 Agustus 2021 lalu. 

 

Sejak dikelola oleh PT PHR sejak Juli 2022 hingga Januari 2023, telah terjadi sebanyak 7 kecelakaan kerja yang menyebabkan 7 nyawa pekerja tewas. 

    Dari 7 pekerja tewas itu, seorang di antaranya merupakan pegawai PHR sementara 6 lainnya adalah pekerja mitra kerja PHR. Dengan adanya tiga korban dalam kasus terbaru ini, total korban pekerja yang tewas di Blok Rokan sudah mencapai 10 orang.***