Begini Penampakan Keris Taming Sari, Pusaka Sakti Milik Hang Tuah Penuh Misteri

(Dok:Foto/Ist.)

JAKARTA (SURYA24.COM)  -Bandit-bandit sering mengacaukan wilayah Malaka, sehingga sangat mengganggu kehidupan masyarakat. Dalam cerita Sulalatus Salatin disebutkan, di tengah kekacauan yang diciptakan para bandit, muncul sosok Hang Tuah, nelayan miskin namun memiliki keberanian dan kesaktian.

      Hang Tuah, bersama empat teman seperjuangannya, yakni Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu membunuh sekelompok bandit-bandit yang telah banyak mengacaukan desanya. Keberanian dan kehebatan mereka ini, terdengar sampai ke telinga Bendahara Melaka, atau perdana menteri dalam sistem pemerintahan masa kini.

     Dilansir sindonews.com,  Bendahara Melaka itupun mengambil Hang Tuah dan kawan-kawannya untuk berkerja di istana. Dari sinilah Hang Tuah mendapatkan nama besar dan menjadi seorang pahlawan legenda berbangsa Melayu, pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka pada abad ke-15.

      "Tak akan Melayu hilang di bumi," begitu sumpah Hang Tuah dalam Sulalatus Salatin. 

       Semasa ia bekerja di istana, Hang Tuah membunuh seseorang petarung dari Jawa, yang terkenal dengan sebutan Taming Sari. Dari kejadian inilah, Hang Tuah tidak terlepas dengan Keris Taming Sari, senjata yang dikenal dimiliki Hang Tuah .

      Keris ini sendiri awalnya adalah keris yang dipunyai oleh Taming Sari. Hang Tuah mengambil keris ini dari Taming Sari, setelah dia berhasil mengalahkannya dalam sebuah pertempuran. Ketika Melaka diserang Portugis, Malaka meminta bantuan ke Kesultanan Demak penerus Majapahit setelah runtuh. 

      Hang Tuah difitnah berzinah dengan pelayan raja, dan di dalam keputusan yang cepat, raja menghukum mati laksamana yang tidak bersalah.  Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara. S

     etelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah yakni Hang Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja. Hal tersebut mengakibatkan semua rakyat menjadi kacau-balau. Raja menyesali hukuman mati yang dijatuhkannya pada Hang Tuah. 

      Namun, pada kejadian ini, Hang Jebat justru mengambil kesempatan atas ketidakberdayaan raja melawannya, karena Hang Jebat memegang Keris Taming Sari dari sahabatnya yakni Hang Tuah . 

     Untuk mengatasi hal tersebut, raja memanggil lagi Hang Tuah untuk menghentikan tindakan Hang Jebat. Bendahara memanggil kembali Hang Tuah dari tempat persembunyiannya, dan dibebaskan secara penuh dari hukuman raja.

       Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat dan berhasil membunuhnya. Sesudah kejadian Hang Tuah membunuh teman seperjuangannya yakni Hang Jebat gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali. 

     Hang Tuah, adalah seseorang pahlawan dan tokoh legendaris Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Malaka. Diceritakan bahwa dirinya adalah seorang pelaut dengan pangkat laksamana, dan juga petarung yang hebat di laut maupun di daratan. Kehebatan dari Hang Tuah ini, menginspirasikan masyarakat untuk tetap mengabadikan namanya. 

    Selain digunakan untuk nama jalan, namanya juga dikaitkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan bahari.  Selain itu salah satu kapal perang Indonesia, juga menggunakan namanya yaitu, KRI Hang Tuah . Di Batam sendiri, ada juga nama perumahan yang diberi nama Hang Tuah yang terletak di kawasan Batam Center. 

    Sementara itu, di kawasan Batubesar, Nongsa yang memang terkenal adalah kawasan suku asli Batam, yakni Melayu, juga ada pasar tradisional yang diberi nama pasar Hang Tuah.***