Berangkat dari Pembuat Miras Tradisional, Siapa Sangka Menjadi Pendiri Raksasa Elektronik

JAKARTA (SURYA24.COM)-Sony Corporation atau biasa dikenal dengan nama Sony, adalah sebuah perusahaan teknologi multinasional asal Jepang yang didirikan pada tahun 1946. Perusahaan ini memiliki berbagai produk dan jasa dalam berbagai bidang, termasuk elektronik, musik, film, video game, dan layanan finansial.

Sejarah Sony bermula pada tahun 1945 ketika dua orang insinyur Jepang, Masaru Ibuka dan Akio Morita, mendirikan sebuah perusahaan yang mereka beri nama Tokyo Telecommunications Engineering Corp. Perusahaan ini memproduksi peralatan komunikasi militer dan kemudian beralih ke produk-produk elektronik konsumen seperti radio transistor dan pemutar kaset.

Pada tahun 1958, perusahaan mengubah namanya menjadi Sony Corporation dan meluncurkan produk transistor radio pertamanya dengan merek Sony. Produk tersebut sukses besar di pasar dan membawa Sony menjadi pemimpin dalam industri elektronik konsumen.

Sejak itu, Sony terus memperluas bisnisnya ke berbagai bidang, termasuk produksi televisi, video, kamera digital, dan peralatan audio. Pada tahun 1980-an, Sony menjadi pemimpin dalam industri video game dengan meluncurkan konsol game pertamanya, yaitu PlayStation.

Di bidang hiburan, Sony memiliki Sony Music Entertainment yang memproduksi dan mendistribusikan rekaman musik dari artis-artis terkenal seperti Beyoncé, Adele, dan Michael Jackson. Sony Pictures Entertainment juga merupakan divisi hiburan dari Sony yang memproduksi film dan program televisi seperti Spider-Man dan Breaking Bad.

Sony juga memiliki layanan finansial melalui Sony Financial Holdings, yang menyediakan layanan asuransi jiwa, asuransi properti, dan layanan perbankan.

Namun, di tengah persaingan yang semakin ketat, Sony mengalami penurunan penjualan pada beberapa produk, seperti televisi dan ponsel cerdas. Untuk mengatasi hal ini, Sony terus melakukan inovasi dan pengembangan produk baru seperti kamera mirrorless full-frame dan headphone wireless yang memenangkan banyak penghargaan.

Di era digital saat ini, Sony terus berinovasi dengan memperkenalkan layanan streaming musik dan video seperti PlayStation Plus dan PlayStation Now, serta layanan televisi langsung, yaitu PlayStation Vue.

Dalam sejarahnya, Sony telah memperoleh banyak penghargaan dan pengakuan atas inovasi dan produk-produknya. Perusahaan ini telah memenangkan 15 penghargaan Academy Awards dan juga 3 penghargaan Nobel dalam bidang fisika dan kimia.

Dapat disimpulkan  Sony Corporation telah menjadi perusahaan teknologi terkemuka yang berfokus pada pengembangan produk-produk elektronik, hiburan, dan layanan finansial. Sony terus melakukan inovasi dan pengembangan produk baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen di era digital yang semakin berkembang.

Pembuat Sake

 Dikutip dari biografiku.com Akio Morita dikenal sebagai pendiri Sony. Perusahaan Sony yang merupakan perusahaan manufaktur elektronik asal Jepang yang terkemuka di Dunia. Perusahaan ini juga bisa dikatakan paling inovatif di Jepang.

Bisnis dari perusahaan Sony yang didirikan oleh Morita ini beragam meliputi sektor produsen elektronik, game, hiburan, serta keuangan. Dalam sejarah perusahaan Sony dikenal dua orang pendiri Sony, yakni Akio Morita dan Masaru Ibuka. Bagaimana sejarah berdirinya Sony? Berikut biografi Akio Morita.

Biografi

Akio Morita lahir pada tanggal 26 Januari 1921, di kota Nagoya. Ia lahir dari sebuah keluarga pembuat sake (bir khas jepang). Di keluarganya, pekerjaan sebagai pembuat Sake telah digeluti selama hampir 400 tahun di kota Tokoname, dekat Nagoya.

Ayahnya bernama Kyuzaemon mempersiapkan Akio untuk menjadi pewaris bisnis sake keluarga. Sewaktu menjadi mahasiswa, Akio sering duduk mengikuti rapat perusahaan dengan ayahnya. Ia membantu bisnis keluarga bahkan pada saat liburan.

Keluarga Morita kala itu telah mengenal budaya dan teknologi dari Barat, seperti mobil dan fonograf listrik. Dan setiap kali ia memiliki waktu luang di rumah tangga, Akio asyik membongkar gramofon di rumahnya dan menyusunnya kembali.

Menjadi Letnan Angkatan Laut Jepang

Sejak masih anak-anak, Akio gemar mengutak-atik peralatan elektronik. Pelajaran matematika dan fisika adalah mata pelajaran kesukaannya. Setelah lulus, Akio bergabung dengan Departemen Fisika di Osaka Imperial University.

Selama perang dunia II, Jepang berada di tengah-tengah Perang Pasifik. Pada tahun 1944, Akio bertugas sebagai letnan Angkatan Laut setelah lulus dari universitas. Di angkatan laut ia bertemu dengan Masaru Ibuka di divisi Wartime Research Committee.

Akio kemudian kembali ke rumah keluarga di Nagoya setelah perang berakhir. Ia kemudian diundang untuk bergabung dengan fakultas Tokyo Institute of Technology oleh salah satu profesor. Ia kemudian mengemasi barang-barangnya dan bersiap berangkat ke Tokyo.

Namun pada saat itu, ia melihat artikel tentang laboratorium penelitian didirikan oleh Ibuka, rekannya dulu di angkatan laut. Artikel itu muncul di sebuah kolom surat kabar Asahi disebut “Blue Pensil.” Dengan berakhirnya perang, Ibuka telah mendirikan Institut Penelitian Telekomunikasi Tokyo untuk memulai sebuah awal yang baru. Setelah membaca artikel ini, Morita memilih mengunjungi Ibuka di Tokyo. Mereka kemudian sepakat memutuskan untuk mendirikan sebuah perusahaan baru bersama-sama.

Pendiri Sony

Pada tanggal 7 Mei 1946, Ibuka dan Morita mendirikan Tokyo Tsushin Kogyo KK (Tokyo Telecommunications Engineering Corporation) cikal bakal perusahaan Sony. Perusahaan ini pada awalnta memiliki sekitar 20 karyawan dan modal awal 190.000 yen. Ibuka telah berumur 38 tahun dan Morita 25 tahun.

Selama bekerjasama, Ibuka lebih berfokus pada teknologi energi untuk penelitian dan pengembangan produk perusahaan. Sementara Morita berperan penting dalam memimpin Sony dalam bidang pemasaran, globalisasi, keuangan dan sumber daya manusia. Sony menjadi sebuah perusahaan baru yang siap bersaing dengan Toshiba dan Panasonic yang sudah terlebih dahulu berdiri.

Selanjutnya Morita juga mempelopori perusahaan itu untuk masuk ke dalam bisnis perangkat lunak atau software. Dorongan perusahaan untuk mengembangkan usahanya secara global terlihat dalam keputusan yang diambil Morita. Ia mengubah nama perusahaan menjadi SONY pada tahun 1958.

Pada awalnya keputusan ini tidak diterima dengan baik di dalam atau di luar perusahaan. Hal ini karena Tsushin Tokyo Kogyo sudah dikenal secara luas. Untuk mengatasi pandangan seperti itu, Morita menekankan itu perlu untuk mengubah nama perusahaan untuk sesuatu yang lebih mudah untuk diucapkan dan diingat.

 

Selain itu agar perusahaan untuk tumbuh dan meningkatkan ekspansinya secara global. Selain itu, Morita perusahaan beralasan bahwa suatu hari nanti bisa berkembang menjadi produk selain elektronik dan nama Tsushin Tokyo Kogyo akan tidak lagi sesuai.

Oleh karena itu, ia mengubah namanya menjadi Sony Corporation dan memutuskan untuk menulis ‘Sony’ dalam katakana alfabet (alfabet Jepang yang biasanya digunakan untuk menulis nama-nama asing), sesuatu masih asing pada saat itu.

Mendirikan Sony Amerika

Dalam biografi Akio Morita, di tahun 1960 ia kemudian mendirikan Sony Corporation of America di Amerika Serikat. Morita selanjutnya pindah ke Amerika bersama keluarganya. Disana ia kemudian memimpin perusahaan Sony dalam ekspansi pperusahaan di Amerika.

Dalam benak Morita, Sony harus melakukan penjualan langsung bukan hanya mengandalkan dealer lokal. Banyak produk yang telah diluncurkan Sony. Produk ini menggambarkan kreativitas dan ide-ide inovatif dari Morita. Ide-idenya melahirkan gaya hidup dan budaya baru. Seperti Walkman dan perekam kaset video yang menjadi produk unggulan dari Sony.

Morita mengambil langkah dengan membuat Sony menjadi perusahaan Jepang telah menawarkan sahamnya di New York Stock Exchange. Langkah yang diambil Morita ini memungkinkan Sony meningkatkan modal tidak hanya di Jepang. Sony menjadi contoh perusahaan-perusahaan Jepang untuk meningkatkan modal asing. Dimana kebiasaan manajemen perusahaan Jepang yang lebih banyak meminjam dana dari bank.

Akio Morita menulis buku berjudul Never Mind School Records pada 1966. Dalam bukunya tersebut ia menekankan bahwa catatan sekolah tidak penting dalam melaksanakan pekerjaan. Sudut pandang Morita kemudian banyak diikuti oleh banyak perusahaan di Jepang.

Pada tahun 1968, Sony memasuki bisnis software musik di Jepang dengan mendirikan CBS bekerja sama denganCBS, Inc dari Amerika. Kemudian pada tahun 1979, Sony memasuki bisnis keuangan di Jepang dengan pendirian Sony Prudential Life Insurance Co Ltd. Dalam bisnis ini, Sony bekerja sama dengan The Prudential Life Insurance Co of America.

Tahun berikutnya, Sony mengakuisisi Columbia Pictures Entertainment. Dengan ini memungkinkan perusahaan menjadi perusahaan hiburan yang kaya akan konten dan kualitas hardware terbaik.

Dalam biografi Akio Morita diketahui bahwa selain mengelola Sony, Ia juga aktif sebagai penghubungan antara budaya Jepang dan di luar negeri. Ia menjadi Wakil Ketua Keidanren (Jepang Federasi Organisasi Ekonomi). Ia juga menjadi anggota dari Hubungan Ekonomi Jepang Amerika.

Penghargaan Akio Morita

Adapun penghargaan Morita yakni Royal Society of Arts pada tahun 1982 dari Inggris. Pada 1984, ia menerima penghargaan Ordre National de la Légion d’Honneur, sebuah pengarhaan tertinggi dan paling bergengsi di Prancis tahun 1991.

Akio juga dianugerahi First Class Order of the Sacred Treasure dari Kaisar Jepang sebagai inovator. Di samping itu, Morita menerima sejumlah penghargaan dari negara-negara seperti Austria, Belgia, Brasil, Jerman, Spanyol, Belanda, dan Amerika Serikat, yang menunjukkan sejauh mana pengakuan globalnya.

Akio Morita Wafat

Akio Morita yang dikenal pendiri Sony ini meninggal pada hari Minggu di Tokyo tanggal 3 Oktober 1999. Dia meninggal di usia 78 tahun. Penyebab meninggalnya Morita karena pneumonia setelah lama menderita stroke. Dia telah dirawat di rumah sakit di Tokyo sejak bulan Agustus 1999, setelah kembali dari Hawaii, Amerika Serikat.***