SADIS Bos Galon di SemarangDimutilasi Masih Hidup dan Dicor, Terduga Berkelakar Tertawa Tanpa Nyesel

(Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Seperti diketahui mutilasi adalah tindakan yang merusak tubuh seseorang dengan cara memotong, mengiris, atau menghapus bagian tubuh tertentu. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan maksud untuk melukai atau bahkan membunuh seseorang, dan seringkali dilakukan dengan kejam dan tanpa belas kasihan. Mutilasi dapat terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, dan dapat memiliki dampak psikologis yang sangat buruk pada korban serta orang-orang di sekitarnya.

Banyak faktor yang dapat memicu tindakan mutilasi, seperti masalah mental, kelainan seksual, atau kebencian yang mendalam terhadap seseorang atau kelompok tertentu. Beberapa kasus mutilasi yang terkenal melibatkan pembunuhan ritual atau pembunuhan yang dilakukan oleh psikopat atau pembunuh berantai.

Keadaan Hidup

Seperti ramai diberitakan Irwan Hutagalung, bos galon isi ulang di Tembalang, Semarang, Jawa Tengah ditemukan tewas dimutilasi dan dicor di tempat usahanya, Senin (8/5/2023). 

Pelaku adalah Muhammad Husen, bekas pegawainya yang mengakui motif pembunuhannya karena dendam sakit hati kepada korban.  Korban Irwan Hutagalung dibunuh menggunakan linggis, sebelum mayatnya dimutilasi dan dicor di samping tempat usahanya oleh pelaku.

Kronologi penemuan mayat 

Kronologi penemuan mayat Irwan Hutagalung bermula saat Is Wargono (50) pemilik ruko berniat membuka ruko miliknya dengan kunci cadangan pada Senin (8/5/2023). 

Ruko tersebut disewa oleh Iwan sebagai tempat galon isi ulang dan gas bernama AHS Arga Tirta selama lebih dari 2 tahun. Namun, tiga hari belakangan, ruko selalu dalam keadaan tutup. 

Dikutip dari kompas.com, Iwan diketahui memiliki dua karyawan, yaitu perempuan bernama YL dan pria bernama HN yang baru bekerja sekitar satu bulan. 

Namun, menurut Is Wargono, Iwan terakhir kali terlihat oleh YL pada malam Kamis. Sementara dua hari kemudian, HN menyerahkan kunci ruko ke YL dan mengaku mau pulang ke Banjarnegara. 

"Awalnya saya tadi pagi diminta YL untuk membuka ruko karena sudah tidak bertemu lama dengan IW," ujar Is Wargono.

 YL dan suami Is kemudian masuk ke dalam ruko dengan kunci cadangan. Setelah masuk, suaminya mencium bau busuk. 

"Saya sudah mencium bau busuk sejak Sabtu," paparnya. 

Setelah mereka cari tahu, bau busuk tersebut berasal dari salah satu sudut ruangan. YL lalu melihat kaki di antara cor semen dan berteriak sehingga memanggil saksi lain berinisial (MR)

Mengetahui hal tersebut, mereka kemudian melaporkan temuan ini ke polisi. Tim Inafis Polrestabes Semarang kemudian tiba untuk melakukan proses evakuasi. Di tempat kejadian perkara, korban ditemukan dalam keadaan dicor semen. 

Mayat korban dipendam hingga hanya terlihat bagian kaki di selokan samping tempat usahanya, bersebelahan dengan tempat cuci mobil. Sementara kepala, lengan kanan, dan lengan kirinya dimasukkan dalam karung. 

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iqbal Alqudusy mengatakan, hasil otopsi dari RSUP dr Kariadi Semarang mengungkapkan korban sudah tewas sejak Jumat (5/5/2023) dini hari. 

"Identitas korban bernama Irwan Hutagalung sudah meninggal sejak Jumat malam," jelasnya saat dikonfirmasi, Selasa (9/5/2023). 

Irwan Hutagalung (53) merupakan pemilik dari tempat usaha isi ulang air mineral tersebut. Ia lebih dulu dipukul dengan benda tumpul di kening bagian kiri hingga menembus rahang kanan korban. Dalam keadaan pingsan, barulah kepala dan kedua tangan korban dimutilasi dan dicor.

 "Kepala korban dipukul dengan sangat keras dengan benda tumpul. Hasil otopsi korban dimutilasi dalam keadaan hidup," jelas Iqbal.

 Selain itu, petugas kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti yang berada di TKP, seperti linggis, tali rafia, pakaian yang dikenakan korban, setengah sak semen, bantal, dan sebilah pisau yang memiliki bekas semen menempel di gagangnya.

Tawa Tanpa Sesal 

Dikutip dari kompas.com, pelaku kasus pembunuhan dengan mutilasi dan mengecor bos galon di Semarang, Jawa Tengah akhirnya ditangkap pada Rabu (10/5/2023) dini hari. 

Tersangka bernama Muhammad Husen (28) dijerat Pasal KUHP 340 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Meski telah melakukan pembunuhan sadis, tak ada raut muka penyesalan yang ditunjukkan Husen selama konferensi pers di Mapolrestabes Semarang, Rabu siang.

 Bahkan, ia sempat tertawa dan berkelakar ketika menjawab salah satu pertanyaan dari wartawan soal alasannya kabur ke Banjarnegara, Jawa Tengah usai membunuh korban.  Tidak menyesal, kabur agar polisi tidak keenakan Dengan santainya, Husen mengaku kabur alih-alih menyerahkan diri agar polisi bisa bekerja. 

 "Kalau saya langsung menyerahkan diri ke polisi, keenakan pihak kepolisian. Makanya saya melarikan diri," kata Husen sambil tertawa dikutip dari pemberitaan Kompas.com. 

Tak hanya itu, Husen juga menegaskan bahwa dirinya tidak sedikit pun menyesali perbuatan itu. Bahkan, ia mengaku puas telah membunuh bosnya tersebut. "Enggak nyesal. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan," jelas Husen kepada awak media.

Dendam Kerap Dipukuli 

Husen mengaku memiliki dendam pribadi kepada korban, sehingga tega melakukan pembunuhan sadis itu. Husen juga merasa sakit hati karena mengaku kerap dipukuli saat melakukan kesalahan dalam pekerjaan. 

"Saya sakit hati kepada korban karena sering dipukuli. Dipukuli karena setiap ada kesalahan kecil, pasti dia main tangan, seperti pas ada pesanan galon salah kirim," ujarnya.

 Menurut Husen, sebagai orang yang baru bekerja sebulan di beberapa kali melakukan kesalahan seperti salah memberi harga dan mesin galon isi ulang rusak saat pengisian air.   

 Ia menuturkan, sikap yang ditunjukkan bosnya berbeda jauh saat baru pertama kala merekrutnya. Sebab, Husen mengaku bosnya sangat baik ketika merekrut dirinya, sehingga ia rela meninggalkan pekerjaan lamanya di warung. 

 Akan tetapi, sikap itu berubah dan menjadi kasar seiring berjalannya waktu. Sebelum mengecor mayat bosnya, Husen lebih dulu memenggal kepala dan tubuh korban.

Pesan Wanita Melalui Aplikasi

 Kronologi pembunuhan Pembunuhan terhadap korban Irwan Hutagalung disebut sudah direncanakan oleh Husen sejak empat hari sebelum kejadian, yakni pada Senin (1/5/2023). 

Eksekusi tersebut baru dilakukan pada Kamis (4/5/2023) malam. Husen menikam bosnya yang sedang tidur dengan linggis sepanjang satu meter hingga tak sadarkan diri.

 Namun, ia tidak langsung memutilasi tubuh korban. Husen bahkan sempat pergi ke angkringan dan menceritakan aksinya itu dalam keadaan mabuk. Proses mutilasi korban ini baru dilakukan pada Jumat (5/5/2023) dan memasukkannya ke dalam karung, kemudian menyeretnya ke samping toko. 

Ia juga sempat mengambil uang sebesar Rp 7 juta milik korban dan menggunakan motor bosnya. Selanjutnya, Husen mengajak penjaga angkringan bernama Imam untuk memesan wanita melalui aplikasi menggunakan uang hasil curiannya.

Husen kemudian kembali ke toko untuk mengecor bosnya di lorong samping toko pada Sabtu (6/5/2023). Setelah menghilangkan barang bukti, ia berpamitan dengan rekan kerjanya bernama Yuli untuk pulang ke Banjarnegara.***