Kamu Tidak Menyangka Panggilan Puss untuk Kucing Berasal dari Sini? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

JAKARTA (SURYA24.COM)- Seperti  diketahui orang Mesir kuno mempunyai kecintaan terhadap kucing. Ketika kucing mereka mati, mereka akan mencukur alisnya. Tanda berkabung selesai setelah alis mereka tumbuh kembali. Nah, yang menjadi pertanyaan mengapa banyak orang memanggil hewan menggemaskan itu dengan kata puss? Ternyata ditengarai ada hubungannya komunitas ini.

Dikutip dari nationalgeographic.co.id, ketika akan memberi makan kucing, kata “puss” berulang-ulang diucapkan untuk memanggilnya dan anehnya kucing selalu menoleh dengan panggilan itu. Ternyata kucing dan manusia telah berbagi kehidupan satu sama lain sejak ribuan tahun. Kucing telah memainkan peran dalam sejumlah budaya termasuk budaya Mesir kuno.

Kucing liar sekarang diketahui telah hidup di antara orang-orang Mesopotamia lebih dari 100.000 tahun yang lalu dan telah dijinakkan di sana sekitar 12.000 SM pada waktu yang hampir bersamaan dengan anjing, domba, dan kambing.

Penggalian arkeologi dalam sepuluh tahun terakhir telah memberikan bukti bahwa kucing liar adalah kerabat terdekat dari kucing domestik dan dibesarkan oleh petani Mesopotamia untuk mengendalikan hama, seperti tikus, yang tertarik dengan persediaan biji-bijian.

Penulis David Derbyshire mengutip sebuah proyek penelitian tahun 2007 di mana, “Penelitian tersebut menggunakan sampel DNA dari 979 kucing liar dan domestik untuk menyusun silsilah keluarga kucing." Mereka mencari penanda dalam DNA mitokondria—sejenis materi genetik yang diturunkan dari ibu ke anak kucing yang dapat mengungkapkan kapan garis keturunan kucing liar dan domestik paling dekat hubungannya.

Proyek ini dipimpin oleh Dr. Andrew Kitchener, seorang Ahli Zoologi di Museum Nasional Skotlandia, yang menulis, "Ini menunjukkan bahwa asal usul kucing rumahan bukanlah Mesir kuno tetapi Mesopotamia dan itu terjadi jauh lebih awal dari yang diperkirakan. Nenek moyang terakhir kucing liar dan kucing peliharaan hidup lebih dari 100.000 tahun yang lalu” ungkap Derbyshire.

Melansir worldhistory, temuan Dr. Kitchener dibangun di atas bukti oleh penemuan kerangka kucing pada tahun 1983 di kuburan yang berasal dari 9.500 SM di pulau Siprus. Temuan ini dibuat oleh arkeolog Alain le Brun, ia menyatakan “Siprus tidak memiliki populasi kucing asli dan kecil kemungkinan pemukim akan membawa kucing liar, dengan perahu, ke pulau itu.”

Bastet adalah dewi Mesir kuno. Salah satu dewi paling populer di jajaran dewi Mesir. Dia adalah penjaga perapian dan rumah, pelindung rahasia wanita, penjaga dari roh jahat dan penyakit, dan dewi kucing.CoreyFord

Bastet adalah dewi Mesir kuno. Salah satu dewi paling populer di jajaran dewi Mesir. Dia adalah penjaga perapian dan rumah, pelindung rahasia wanita, penjaga dari roh jahat dan penyakit, dan dewi kucing.

Kucing di Mesir Kuno

Ekspor kucing dari Mesir sangat dilarang. Agen pemerintah dikirim ke negeri lain untuk menemukan dan mengembalikan kucing yang telah diselundupkan. Jelas ditetapkan bahwa, pada masa Mesir Kuno pada 450 SM, jika membunuh seekor kucing akan dihukum mati.

Dewi Bastet, biasanya digambarkan sebagai kucing atau sebagai wanita berkepala kucing, adalah salah satu dewi paling populer di jajaran dewi Mesir Kuno. Dia adalah penjaga perapian dan rumah, pelindung rahasia wanita, penjaga dari roh jahat dan penyakit, dan dewi kucing.

Pusat ritualnya adalah kota Bubastis ("Rumah Bastet") yaitu, menurut Herodotus (484-425 SM), sebuah kompleks candi yang sangat besar dibangun untuk menghormatinya di tengah kota.

Dikuburkan dekat pemilik

Herodotus juga menceritakan bahwa orang Mesir sangat memperhatikan kucing mereka sehingga mereka menempatkan keselamatan mereka di atas nyawa dan harta benda manusia. Ketika sebuah rumah terbakar, orang Mesir kuno akan lebih menyibukkan diri dengan menyelamatkan kucing daripada dengan hal lain.

Ketika seekor kucing mati, Herodotus menulis, “Semua penghuni rumah mencukur alis mereka sebagai tanda duka yang mendalam. Kucing yang mati dibawa ke Bubastis di mana mereka dibalsem dan dikuburkan di wadah suci”.

Masa berkabung dianggap selesai ketika alis masyarakat sudah tumbuh kembali. Kucing mumi telah ditemukan di Bubastis dan di tempat lain di seluruh Mesir kuno, kadang-kadang dikubur bersama, atau di dekat, pemiliknya sebagaimana dibuktikan dengan mengidentifikasi segel pada mumi.

Namun, contoh terbesar dari pengabdian Mesir pada kucing berasal dari Pertempuran Pelusium (525 SM) tempat Cambyses II dari Persia mengalahkan pasukan Firaun Mesir Psametik III untuk menaklukkan Mesir.

Mengetahui kecintaan orang Mesir kuno pada kucing, Cambyses menyuruh orang-orangnya mengumpulkan berbagai hewan, terutama kucing di antara mereka, dan mengusir hewan-hewan itu sebelum pasukan penyerang menuju kota berbenteng Pelusium di Sungai Nil.

Taklukan Mesir Gunakan Gambar Kucing 

Tentara Persia melukis gambar kucing di perisai mereka, dan mungkin memegang kucing di lengan mereka, saat mereka berbaris di balik tembok binatang. Orang Mesir, enggan membela diri karena takut melukai kucing dan mungkin menimbulkan hukuman mati jika mereka membunuh satu.

 

Mereka kehilangan semangat saat melihat gambar Bastet di perisai musuh, menyerahkan kota dan membiarkan Mesir jatuh ke tangan Persia. Sejarawan Polyaenus (abad ke-2 M) menulis bahwa, setelah menyerah, Cambyses berkuda dengan penuh kemenangan melalui kota dan melemparkan kucing ke wajah orang Mesir yang kalah dengan cemoohan.

Morris menyebutkan orang Mesir kuno menyebut nama 'kucing' yang berasal dari kata Afrika Utara untuk hewan quattah. Karena kucing sangat erat kaitannya dengan Mesir, hampir setiap negara Eropa menggunakan variasi ini.

Dalam bahasa Perancis disebut chat, bahasa Swedia katt. Dan orang Jerman menamakan katze, sementara di Italia disebut gatto. Tidak jauh berbeda di Spanyol disebut gato. Kata sehari-hari untuk kucing ‘puss’ atau ‘pus’ juga dikaitkan dengan Mesir karena berasal dari kata pasht, nama lain untuk Bastet.

Kucing diperkirakan dibawa ke Eropa oleh pedagang Fenisia yang menyelundupkannya keluar dari Mesir. Karena orang Fenisia diakui telah berdagang secara luas dengan setiap peradaban yang diketahui pada saat itu. Sehingga bisa jadi kucing  tersebar di seluruh wilayah. Telah didokumentasikan dengan baik bahwa kucing dipelihara di kapal untuk mengendalikan hama selama abad ke-15.

Pertunjukan kucing pertama di Amerika tahun 1895 M sangat populer sehingga diadakan di tempat besar di Madison Square Garden di Manhattan. Kucing  sebagai pengendali hama hingga makhluk titisan dewa, dan terakhir sebagai  hewan peliharaan. Kucing telah menjadi teman dekat manusia selama berabad-abad.

Jawaban Sainsnya 

Dikutip dari famous.id, kucing adalah salah satu hewan jinak yang paling banyak dipelihara oleh pecinta hewan. Dan biasanya kalau kamu mempunyai kucing, kamu akan menyapa kucing tersebut dengan panggilan "Pus". Nggak bisa dipungkiri kalau lama-kelamaan kucing tersebut akan akrab dengan kata Pus. Dan ketika panggil kucing dengan panggilan itu, dia akan menoleh dan dateng ke kita. Kenapa itu bisa terjadi?

Kenapa Kucing Menoleh Saat Dipanggil 

 

Sebuah channel YouTube bernama Sains Bro menjelaskan hal tersebut dalam sebuah video animasi. Dengan pembahasan ilmiahnya, Sains Bro coba paparkan beberapa penelitian mengenai hal tersebut dengan jelas. Ternyata, kenapa kucing bisa menoleh saat dipanggil "Pus" sama saja kasusnya dengan anjing. Simak video berikut https://www.brilio.net/video/discover/kenapa-kucing-menoleh-saat-dipanggil-pus-ini-jawaban-sainsnya-1602236.html supaya kamu bisa tahu jawabannya, dan yang pasti wawasan kamu makin luas.