Sampai Akhir Hayat Ilmuwan Ini Menyesal Atas Temuannya, Kok Bisa?

Ilustrasi (Dok:Net)

 JAKARTA (SURYA24.COM)-Pembuatan bom atom telah mengubah wajah peperangan modern dan menimbulkan dampak yang mendalam dalam sejarah manusia. Proses pengembangannya melibatkan ilmu pengetahuan, penelitian, dan upaya kolaboratif yang melibatkan ilmuwan terkemuka dari berbagai negara. Artikel ini menguraikan perjalanan sejarah pembuatan bom atom, mulai dari penemuan partikel subatomik hingga pengujian pertama bom atom yang mengguncang dunia. Lantas bagaimana perasaan penemu bom maut itu. Namun sebelum ke sana kita simak dulu ulasan seputar perangkat perang mematikan itu.

Pada pertengahan abad ke-20, dunia menyaksikan sebuah terobosan ilmiah yang mengubah permainan perang secara drastis. Bom atom menjadi simbol kekuatan dan kehancuran. Untuk memahami signifikansinya, mari kita telusuri jejak sejarah pembuatan bom atom, yang dimulai dengan penemuan partikel subatomik.

Teori Atom:

Pada awal abad ke-20, ilmuwan seperti Ernest Rutherford dan J.J. Thomson melakukan eksperimen yang membantu memahami struktur atom. Model atom yang dikembangkan Rutherford dengan inti terpusat dan elektron mengorbit membuka jalan untuk pemahaman lebih mendalam tentang struktur materi.

Pembelahan Inti Atom:

 Pada tahun 1938, pasangan ilmuwan Jerman, Otto Hahn dan Fritz Strassmann, melakukan percobaan yang tak terduga. Mereka berhasil membelah inti atom uranium dengan menggunakan unsur penyerap neutron. Temuan ini menjadi dasar bagi pengembangan bom atom.

Penemuan Reaksi Rantai:

Pada tahun 1939, ilmuwan Hungaria-Jerman, Lise Meitner, dan keponakannya, Otto Frisch, menerbitkan makalah tentang "reaksi rantai" dalam pembelahan inti atom. Mereka menyadari bahwa pembelahan inti uranium melepaskan energi besar dan dapat menyebabkan pelepasan neutron tambahan yang memicu reaksi berantai berkelanjutan.

Proyek Manhattan:

Pada tahun 1942, Amerika Serikat meluncurkan Proyek Manhattan, sebuah program rahasia yang didedikasikan untuk pengembangan bom atom. Dipimpin oleh ilmuwan terkemuka seperti J. Robert Oppenheimer, proyek ini melibatkan ribuan ilmuwan, insinyur, dan pekerja lainnya yang bekerja di berbagai fasilitas penelitian dan produksi.

Pengayaan Uranium dan Reaktor Nuklir:

Pengayaan uranium menjadi salah satu langkah krusial dalam pembuatan bom atom. Ilmuwan Amerika Serikat berhasil mengembangkan teknologi pengayaan yang dikenal sebagai metode difusi gas dan metode sentrifugal. Selain itu, pengembangan reaktor nuklir, seperti reaktor pile eksperimen Chicago Pile-1, membantu memahami lebih lanjut tentang reaksi berantai inti atom.

"Ledakan Trinity: Permulaan Zaman Nuklir"

 

Pada 16 Juli 1945, bom atom pertama yang diberi nama "Trinity" diuji coba di situs uji coba Alamogordo, New Mexico, oleh Tim Proyek Manhattan. Ledakan Trinity menandai tahap penting dalam sejarah pembuatan bom atom, karena menjadi pengujian pertama dari kekuatan mengerikan senjata nuklir.

Ledakan Trinity menghasilkan ledakan yang sangat dahsyat, dengan gelombang kejut yang terdengar hingga jarak 160 kilometer dan awan jamur setinggi lebih dari 12 kilometer. Kekuatan ledakan tersebut mengonfirmasi keberhasilan Proyek Manhattan dalam mengembangkan bom atom yang dapat digunakan dalam pertempuran.

Pemboman Hiroshima dan Nagasaki:

Pada 6 Agustus 1945, bom atom yang diberi nama "Little Boy" dijatuhkan di kota Hiroshima, Jepang, oleh pesawat pengebom Amerika Serikat. Ledakan bom tersebut menghancurkan sebagian besar kota dan menewaskan sekitar 140.000 orang dalam waktu singkat.

Hanya beberapa hari setelahnya, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua yang diberi nama "Fat Man" dijatuhkan di kota Nagasaki, Jepang, mengakibatkan kehancuran lebih lanjut dan menewaskan sekitar 70.000 orang. Serangan bom atom terhadap Hiroshima dan Nagasaki menjadi serangan nuklir pertama dan satu-satunya dalam sejarah.

Dampak dan Era Perlombaan Senjata Nuklir:

 Penggunaan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki menyebabkan dampak yang mengerikan bagi penduduk sipil dan mendorong Jepang untuk menyerah dalam Perang Dunia II. Namun, peristiwa tersebut juga membawa konsekuensi jangka panjang, termasuk dampak kesehatan dan lingkungan yang meluas.

Perlombaan senjata nuklir menjadi tema dominan pada periode pasca-Perang Dunia II. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Uni Soviet (sekarang Rusia), Britania Raya, Prancis, dan Tiongkok memulai program pengembangan senjata nuklir mereka sendiri. Perlombaan ini menciptakan ancaman potensial terhadap keamanan global dan mendorong upaya pengendalian senjata nuklir.

Penulis Nurdyansa - Diperbarui 22 Februari 2023

Penyesalan

 Dikutip dari biografiku.com,  Robert Oppenheimer adalah tokoh satu ini dikenal Penemu Bom Atom atau lebih dikenal sebagai ‘Bapak Bom Atom. Bom tersebut merupakan bom dengan daya ledak terkuat hasil dari proses fisi nuklir. Akibat bom ini, ratusan ribu nyawa di Jepang meregang nyawa. Bom ini juga yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat pada perang dunia II.

Penemuan Bom Atom ini merupakan langkah awal dari dikembangkannya bom hidrogen atau yang kemudian dikenal dengan nama Bom Nuklir. Bom ini merupakan bom terkuat dalam sejarah yang pernah dibuat oleh manusia. Namun pengembangan bom ini ditentang oleh Oppenheimer sendiri dan sebuah penyesalan akan temuan dari Bom Atom.

Oppenheimer lahir dengan nama lengkap Julius Robert Oppenheimer lahir tanggal 22 April 1904 di New York City, Amerika Serikat. Ketika menimba ilmu, dia sangat menyukai pelajaran bahasa, matematika dan ilmu pengetahuan.

Di antara teman-teman sekolahnya, penemu bom atom ini yang paling tekun belajar, terutama di bidang bahasa. Dia tak sekedar mempelajarinya saja tapi juga berusaha keras untuk fasih mengucapkan serta membaca tulisannya. Kebiasaan ini membuahkan hasil cemerlang. Pada tahun 1925 atau setelah lulus dari Harvard University.

Oppenheimer mulus melanjutkan studinya di Cambridge University Inggris, lalu beralih ke Gottingen Jerman guna mengejar gelar PhD. Selama di Gottingen yang saat itu merupakan pusat pengembangan mekanika kuantum, Ia mendapat bimbingan dari Max Born sampai mendapat gelar PhD (tahun 1927). Setelah lulus ia pulang kampung, 2 tahun kemudian berturut-turut Penemu Bom Atom ini kemudian mendirikan sekolah fisika teoretis di Institut Teknologi California dan Universitas Berkeley.

Tahun 1930-an menjadi awal keterlibatan Oppenheimer dalam dunia fisika atom dan nuklir. Ia banyak menyumbangkan pikiran dalam fisika atom dan nuklir, termasuk pikiran mula mengenai bintang neutron dan lubang hitam yang sudah diabaikan astronom dalam jangka waktu yang lama.

Oppenheimer dan Proyek Manhattan

Oppenheimer secara jelas menyumbangkan pemikirannya karena ia menentang kebangkitan kekuasaan fasisme pada era itu. Apalagi di tahun 1939, Amerika mengetahui kalau Jerman berhasil memisahkan inti atom dan mengembangkannya menjadi senjata luar biasa. Maka, untuk menandingi kekuatan Jerman itu, tahun 1941 Presiden Roosevelt membentuk Proyek Manhattan dan menunjuk Julius Robert Oppenheimer sebagai direkturnya. Hal ini juga atas dasar surat dari Eisntein kepada presiden Roosevelt bahwa reaksi fisi dari nuklir dapat membuat sebuah bom dengan daya ledak hebat.

Kemudian dalam melaksanakan tugasnya, Oppenheimer mengembangkan bom atom berikut senjata lain di markas penelitian Los Alamos, New Mexico. Penelitian lain juga berlangsung di Columbia University, University of Chicago, dan Oak Ridge, Tennessee. Saat penelitian, Ia mengundang para ahli fisika papan atas. Mereka diajak bekerjasama membuat bom atom. Dari sekian banyak ahli fisika yang hadir, akhirnya terpilih 3000 orang untuk dijadikan satu tim yang diketuai Oppenheimer.

Bom Yang Mengakhiri Perang Dunia II

Tanggal 16 Juli 1945 atau setelah 3 tahun bekerja keras melakukan penelitian, Ia menyaksikan uji coba ledakan bom atom pertama di gurun New Mexico. Banyak orang menilai, ledakan itu bakal merubah sejarah dunia untuk selamanya.

Terbukti, selang sebulan setelah uji coba ledakan, dua bom atom menghanguskan Hirosima dan Nagasaki, membunuh ratusan ribu orang. Keadaan ini membuat Jepang harus menyerah dan mundur dari PD II pada tanggal 10 Agustus 1945. Meski dikecam kejam karena telah membunuh ratusan ribu jiwa, bom atom temuan Oppenheimer tetap memiliki dampak positif, karena mampu mengakhiri PD II yang sudah berlangsung lama.

Penyesalan Oppenheimer

Setelah Bom Atom Di Jatuhkan, Oppenheimer menyesali pekerjaannya dan menyerukan agar energi atom digunakan untuk kepentingan damai. Ia kemudian dipertanyakan kesetiaanya dan kredibilitasnya dan diajukan ke sidang pemeriksaan untuk pejabat tinggi AS dan mengakibatkan jabatannya untuk penasehat pemerintah di bidang keamanan dilepas.

Banyak ilmuwan yang merasa tidak puas pada tindakan yang timbul pada saat histeria nasional yang dipimpin senator Joseph Raymond McCarthy (namun kemudian dinyatakan salah). Ketika perang usai, Ia tetap aktif dalam bidang ini. Ia pun terpilih sebagai ketua Komisi Energi Atom Amerika Serikat.

Menentang Pengembangan Bom Hidrogen

Sayang karir dari penemu bom atom ini tak mulus. ini berkaitan dengan sikapnya yang menentang pengembangan bom hidrogen yang kemudian ditemukan oleh Edward Teller. Bom Hidrogen yang kemudian dikenal dengan nama Bom Nuklir ini kekuatannya jauh lebih dahsyat dari bom atom. Hal ini disebabkan karena proses dari fusi nuklir yang jauh lebih kuat dibanding proses fisi pada bom atom.

Akibat penentangan ini membuat Oppenheimer dianggap berkhianat. Ia pun di adili pada tahun 1953. Meski tidak terbukti bersalah, perlindungan keamanan dan kontraknya sebagai penasehat bagi Komisi Energi Atom tetap dicabut. Tak patah arang, Oppenheimer tetap berkarir dan bersemangat.

Dia melanjutkan karirnya sebagai pendidik pada “the academic post of director of the Institute of Advanced Study at Princeton University”. Puncaknya di tahun 1963, Presiden Lyndon B. Johnson menyerahkan penghargaan “Enrico Fermi Award” dari Komisi Energi Atom. Tiga tahun setelah menerima penghargaan itu, Julius Robert Oppenheimer harus pensiun karena terkena kanker tenggorokan. Tahun 1967 ia meninggal dalam usia 63 tahun. Melalui bom atom, Julius Robert Oppenheimer merubah sejarah dunia untuk selamanya.***

Kesimpulan:

Sejarah pembuatan bom atom merupakan cerminan kekuatan manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan senjata paling mematikan dalam sejarah. Pengembangan bom atom melibatkan upaya kolaboratif dan dedikasi ilmuwan terkemuka dari berbagai negara.

Meskipun pembuatan bom atom telah memberikan kontribusi signifikan dalam perang dunia dan keamanan nasional, penggunaannya di Hiroshima dan Nagasaki juga memberikan pengingat yang mengerikan akan kehancuran yang dapat disebabkan oleh senjata nuklir. Oleh karena itu, pengendalian senjata nuklir perlu demi menyelamatkan dunia dari kehancuran.