Gegara Ini Benua Afrika Terancam Terbelah Dua, Ada Apa?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)-Benua Afrika mempesona dengan keindahan alamnya yang luar biasa, mulai dari hutan hujan yang lebat hingga savana yang luas. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah keberadaan retakan raksasa yang memotong sepanjang benua ini. Retakan ini mencerminkan kompleksitas geologi dan dinamika alam yang terus bergerak. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi retakan raksasa di Benua Afrika, mengungkap keajaiban alam yang tersembunyi dan dampaknya pada lingkungan dan manusia.

Great Rift Valley: Retakan Panjang di Benua Afrika

Salah satu retakan terbesar dan paling terkenal di Benua Afrika adalah Great Rift Valley atau Lembah Patahan Besar. Retakan ini membentang sepanjang lebih dari 6.000 kilometer dari Laut Merah hingga Danau Malawi. Great Rift Valley terdiri dari serangkaian retakan yang menciptakan lembah dalam dan dataran tinggi di sepanjang jalur retakan tersebut. Fenomena ini menunjukkan proses tektonik yang terjadi selama jutaan tahun dan masih berlangsung hingga saat ini.

Proses Pembentukan

Retakan raksasa di Benua Afrika terbentuk akibat aktivitas tektonik yang kompleks. Prosesnya melibatkan pergerakan lempeng benua yang memisahkan benua menjadi beberapa bagian. Lempeng-lempeng ini bergeser dan saling terpisah, menciptakan celah dan retakan yang memanjang. Aktivitas vulkanik juga turut berperan dalam pembentukan retakan ini, dengan gunung berapi yang muncul di sepanjang jalur retakan, seperti Gunung Kilimanjaro dan Gunung Nyiragongo.

Keajaiban Alam dan Keanekaragaman Hayati

Retakan raksasa di Benua Afrika menampilkan keindahan alam yang menakjubkan. Di sepanjang Great Rift Valley, terdapat danau-danau yang mempesona, seperti Danau Tanganyika, Danau Victoria, dan Danau Turkana. Pemandangan pegunungan yang spektakuler dan bentang alam yang luas dapat ditemukan di sekitar retakan ini. Selain itu, retakan ini juga memberikan kondisi lingkungan yang unik dan mendukung keanekaragaman hayati yang kaya. Tumbuhan dan satwa liar yang langka, seperti gorila gunung dan gajah Afrika Timur, dapat ditemui di sekitar retakan ini.

Dampak pada Manusia

Retakan raksasa juga memiliki dampak signifikan pada kehidupan manusia. Banyak komunitas manusia yang tinggal di sepanjang retakan ini, bergantung pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Beberapa kota dan pemukiman besar, seperti Nairobi dan Addis Ababa, terletak di sekitar retakan ini. Selain itu, retakan ini juga merupakan sumber potensial untuk energi geothermal dan s

Potensi Energi dan Sumber Daya Alam

    Retakan raksasa di Benua Afrika memiliki potensi besar sebagai sumber energi dan sumber daya alam. Salah satu contohnya adalah energi geothermal. Dengan aktivitas vulkanik yang tinggi di sepanjang retakan, terdapat potensi besar untuk menghasilkan listrik dari panas bumi. Beberapa proyek pembangkit listrik geothermal telah dikembangkan di negara-negara seperti Kenya, Ethiopia, dan Djibouti.

 

Selain energi geothermal, retakan ini juga menyimpan sumber daya alam lainnya. Banyak daerah di sekitar retakan ini kaya akan deposit mineral seperti emas, perak, tembaga, dan fosfat. Pemanfaatan sumber daya ini dapat memberikan dampak positif dalam pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah di sekitar retakan raksasa.

Risiko dan Tantangan

Meskipun retakan raksasa ini memiliki potensi yang besar, juga terdapat tantangan dan risiko yang perlu diperhatikan. Aktivitas tektonik yang terus berlangsung di sepanjang retakan dapat menyebabkan gempa bumi dan letusan gunung berapi yang berpotensi merusak wilayah sekitarnya. Selain itu, perubahan iklim dan aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi kestabilan lingkungan di sekitar retakan ini.

Upaya pelestarian dan pengelolaan yang baik diperlukan untuk menjaga keindahan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di sepanjang retakan ini. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi lingkungan sangat penting untuk mengelola sumber daya alam dengan bijak dan meminimalkan dampak negatifnya.

Merobek Afrika

 

Sementara itu dikabarkan Geological Society of London menyebutkan ada retakan raksasa yang perlahan merobek Afrika , benua terbesar kedua di dunia. Retakan itu secara ilmiah disebut East African Rift , suatu jaringan lembah yang membentang sepanjang 3.500 kilometer, dari Laut Merah hingga Mozambik. 

Dikutip dari sindonews.com, observatorium Bumi NASA menjelaskan, retakan yang membentang secara kolosal di Afrika timur itu terbentuk akibat daya tarik lempeng tektonik Somalia dan lempeng tektonik Nubia (Afrika). Lempeng Somalia bergerak ke arah timur, sedangkan lempeng Nubia bergerak ke arah berlawanan. 

“Lempeng Somalia dan Nubia juga terpisah dari lempeng Arab di utara. Lempeng-lempeng ini berpotongan di wilayah Afar di Ethiopia, menciptakan sistem keretakan berbentuk Y,” keterangan Geological Society of London dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Sabtu (17/6/2023). 

Cynthia Ebinger, Ketua Geologi di Universitas Tulane di New Orleans mengatakan, keretakan atau celah Afrika Timur ini mulai terbentuk sekitar 35 juta tahun yang lalu. Lokasi keretakan ini berada di antara Arab dan Tanduk Afrika di bagian timur benua hitam ini.

 “Celah ini meluas ke selatan dari waktu ke waktu, mencapai Kenya utara 25 juta tahun yang lalu,” ujar Ebinger yang juga menjabat sebagai penasihat sains untuk Biro Afrika Departemen Luar Negeri AS Urusan. 

Geological Society of London menyebutkan keretakan tersebut terdiri dari dua rangkaian rekahan paralel yang luas di kerak bumi. Keretakan timur melewati Ethiopia dan Kenya, sedangkan keretakan barat membentang dari Uganda ke Malawi. Menurut Observatorium Bumi NASA, cabang keretakan di seblah timur terdiri dari gurun yang gersang. 

Sedangkan cabang keretakan di barat terletak di perbatasan hutan hujan Kongo. Baca Juga Gempa Turki, Patahan Lempeng Anatolia dan Arab Pecah hingga Bergeser 3 Meter 

“Keberadaan retakan timur dan barat serta penemuan zona gempa bumi dan gunung berapi lepas pantai menunjukkan bahwa Afrika perlahan-lahan makin terbuka di sepanjang beberapa garis. Retakan ini bergerak lebih dari 6,35 milimeter per tahun,” kata Ebinger. 

Ilmuwan Berbeda Pendapat Gerakan retakan East African Rift yang sangat lambat, menurut Ken Macdonald, profesor emeritus Ilmu Bumi di University of California, Santa Barbara, sama dengan pertumbuhan kuku kaki manusia. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, apakah celah ini akan semakin lebar dan kapan benua Afrika benar-benar terpisah menjadi dua?

East African Rift adalah jaringan lembah yang membentang dari Laut Merah hingga Mozambik. Atau retakan ini akan berhenti dan gagal memisahkan benua Afrika. Kondisi ini terjadi pada kasus Celah Midcontinent, yang melengkung sekitar 3.000 km melintasi Upper Midwest Amerika Utara, seperti ditulis jurnal GSA Today pada tahun 2022. 

“Kita belum tahu apakah keretakan terus berlanjut dengan kecepatan saat ini untuk akhirnya membuka cekungan samudra, seperti Laut Merah. Atau, kemudian menjadi sesuatu yang jauh lebih besar, seperti versi kecil Samudra Atlantik," kata Macdonald. 

Sedangkan Ebinger cenderung mengatakan, celah ini akan gagal memisahkan benua Afrika karena bergerak sangat lambat. “Membutuhkan waktu 1 juta hingga 5 juta tahun untuk retakan ini menciptakan celah di Etiopia dan Kenya,” katanya. 

Dia menegaskan, Afrika mungkin tidak terbelah dua. Kekuatan geologis yang mendorong retakan mungkin terbukti terlalu lambat untuk memisahkan lempeng Somalia dan Nubia (Afrika).

 “Keretakan yang gagal menandai daratan benua di seluruh dunia,” kata Ebinger.***

Kesimpulan:

Retakan raksasa di Benua Afrika, khususnya Great Rift Valley, adalah sebuah keajaiban alam yang menakjubkan. Selain menampilkan keindahan dan keanekaragaman hayati yang luar biasa, retakan ini juga menyimpan potensi energi dan sumber daya alam yang besar. Namun, kita perlu mengelola dengan bijak dan berhati-hati terhadap risiko dan tantangan yang terkait, serta melibatkan semua pihak untuk menjaga keberlanjutan dan pelestarian lingkungan di sekitarnya. Retakan raksasa ini merupakan salah satu contoh luar biasa dari keindahan dan kompleksitas alam yang perlu kita jaga dan hargai.***