Catat Supermoon Terjadi Dua Kali di Agustus Waspada bagi Wilayah Berikut ini, Apakah Daerah Kamu Masuk?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Alam semesta yang luas ini selalu menyajikan berbagai fenomena menakjubkan, salah satunya adalah Supermoon. Supermoon, yang juga dikenal sebagai "bulan purnama super", terjadi ketika bulan berada pada posisi yang paling dekat dengan Bumi selama siklus orbitnya. Fenomena ini telah menarik perhatian banyak orang di seluruh dunia karena keindahan dan ketertarikannya yang luar biasa. Artikel ini akan membahas apa itu Supermoon, mengapa itu terjadi, dan dampaknya terhadap Bumi dan kehidupan kita.

Apa itu Supermoon?

Supermoon terjadi ketika bulan berada dalam titik terdekatnya dengan Bumi selama periode orbitnya. Fenomena ini terjadi karena orbit bulan memiliki bentuk yang sedikit elips (tidak sempurna lingkaran). Sebagai akibatnya, ada titik tertentu di orbit bulan di mana ia berada paling dekat dengan Bumi. Ketika bulan purnama terjadi di titik ini, kita dapat mengamati Supermoon.

Mengapa Supermoon Terjadi?

 

Fenomena Supermoon terjadi karena interaksi gravitasi antara Bumi dan bulan. Ketika bulan berada pada posisi yang terdekat dengan Bumi, gaya gravitasi antara keduanya lebih kuat daripada saat bulan berada di posisi jauh. Faktor ini menyebabkan bulan tampak lebih besar dan lebih cerah di langit daripada bulan purnama biasa.

Dampaknya terhadap Bumi

Meskipun fenomena Supermoon sangat menarik untuk diamati, dampaknya terhadap Bumi tidak signifikan secara fisik. Beberapa klaim bahwa Supermoon dapat menyebabkan bencana alam seperti gempa bumi, tetapi penelitian ilmiah menunjukkan bahwa tidak ada bukti kuat yang menghubungkan antara keduanya. Gravitasi bulan memang memiliki pengaruh pada fenomena pasang surut, tetapi efek ini tidak cukup besar untuk menyebabkan gempa atau bencana alam lainnya.

Dampaknya terhadap Manusia

Supermoon memiliki dampak yang lebih terasa bagi manusia dari sudut pandang psikologis dan budaya. Saat menyaksikan Supermoon, banyak orang merasa terhubung dengan alam semesta dan kebesaran alam. Fenomena ini juga sering dikaitkan dengan perubahan suasana hati, tidur yang tidak nyenyak, dan peningkatan aktivitas di malam hari. Meskipun belum ada bukti ilmiah yang mengkonfirmasi hubungan ini, tetapi banyak orang melaporkan pengalaman tersebut.

Budaya juga memainkan peran penting dalam mempopulerkan fenomena Supermoon. Di berbagai budaya, Supermoon sering dikaitkan dengan mitos dan legenda, serta diperingati dalam festival dan ritual tertentu. Fenomena ini telah menjadi inspirasi bagi seniman, penulis, dan fotografer untuk mengekspresikan keindahan dan keajaiban alam.

1 dan 31 Agustus 

Fenomena supermoon atau Bulan purnama super akan terjadi sebanyak dua kali selama Agustus 2023. Fenomena itu akan terjadi pada awal dan akhir Agustus, tepatnya pada 1 Agustus 2023 dan 31 Agustus 2023. Peneliti astronomi dan astrofisika di BRIN Clara Yono Yatini mengatakan, fenomena supermoon bisa terjadi sebanyak dua kali dalam sebulan karena jarak fase Bulan.

 "Terjadi dua kali supermoon karena memang jarak purnama ke purnama berikutnya 29,5 hari," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (2/8/2023). 

Supermoon adalah peristiwa ketika Bulan tampak lebih besar, lebih terang, dan lebih dekat dari biasanya. Lantas, apa efek yang dirasakan Bumi jika supermoon terjadi sebanyak dua kali dalam sebulan? 

Clara mengatakan, fenomena supermoon tidak mengakibatkan efek atau dampak yang mengkhawatirkan. "Tidak ada dampak yang perlu dikhawatirkan," kata dia. 

Hanya saja, supermoon akan sedikit memengaruhi ketinggian air laut. "(Pasang surut air laut akan) terpengaruh. Tapi itu terjadi setiap purnama. Kalau tingginya seberapa, saya kurang tahu," ucapnya. 

Dilansir dari Kompas.com ((1/8/2023), pakar gerhana sekaligus pensiunan astrofisika NASA, Fred Espanak mengatakan bahwa fenomena supermoon terjadi ketika Bulan berada pada jarak 357.539 kilometer dari Bumi. Pada saat normal, jarak rata-rata Bulan ke Bumi yakni sekitar 382.900 kilometer.

 Adapun pada 30 Agustus mendatang, Bulan berada pada jarak 357.343 kilometer dari Bumi. Saat fenomena supermoon terjadi, jarak Bulan akan sangat dekat dengan Bumi sehingga cahayanya terlihat lebih terang. Fenomena ini terjadi karena bentuk orbit terhadap 

Bumi bukan bulat, melainkan elips. Sehingga, ada titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) antara Bulan dengan Bumi. Baca juga: 6 Fakta Seputar Fenomena Supermoon 1 Agustus 2023 Pasang surut ait laut 

Di waktu yang bersamaan, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo memprediksi terjadinya banjir rob di sejumlah wilayah pesisir di Indonesia akibat pasang surut air laut. Eko mengatakan, banjir rob itu dipengaruhi oleh fase bulan purnama (full moon) dan perigee. 

"Adanya fenomena fase Bulan purnama (full moon) pada tanggal 1 Agustus 2023 bersamaan dengan Perigee pada 2 Agustus 2023 berpotensi meningkatkan pasang air laut maksimum," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu. Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir berpotensi terjadi di beberapa wilayah berikut:

Pesisir Sumatera Barat Pesisir Kepulauan Riau Pesisir Banten Pesisir utara DKI Jakarta Pesisir Jawa Barat Pesisir Jawa Timur Pesisir Bali Pesisir Kalimantan Barat Pesisir Maluku Pesisir Papua Selatan. 

"Potensi banjir rob ini berbeda waktu di tiap wilayah," ucapnya. Pada 1 Agustus malam, Eko mengatakan pihaknya mendapat laporan bahwa pesisir Semarang, Tanjung Perak Surabaya, dan Muara Baru Jakarta mengalami banjir rob sesuai dengan prediksi yang dilakukan. 

Banjir rob tersebut tentunya akan berdampak terhadap aktivitas masyarakat di sekitar pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas di permukiman pesisir, dan aktivitas tambak. 

Oleh karena itu, BMKG mengimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut. Masyarakat bisa memantau update perkembangan ketinggian air laut melalui media resmi BMKG.

Kesimpulan

Supermoon adalah salah satu fenomena alam yang menarik dan memukau. Meskipun dampaknya terhadap Bumi secara fisik tidak signifikan, tetapi secara psikologis dan budaya, fenomena ini memiliki peran yang penting bagi manusia. Supermoon mengingatkan kita tentang keajaiban alam semesta yang luas dan menghubungkan kita dengan alam dengan cara yang unik. Semoga fenomena ini terus menjadi daya tarik bagi banyak orang untuk mengapresiasi kebesaran dan keindahan alam yang mengelilingi kita.***