Tak Ingin Beli Kucing dalam Karung, Ulama Keluarga Pendiri NU Pilih Dukung Anies, Bagaimana Jika PKB Gabung ARB? Begini Penjelasannya

Anies Baswedan bersama Forum Ulama dan Habaib Madura dan Ulama Keluarga Pendiri Nahdlatul Ulama (NU/Ist/rmol)

JAKARTA (SURYA24.COM) -  Bakal Capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan kembali mendapatkan dukungan dari kalangan ulama. Dukungan kali ini datang dari Forum Ulama dan Habaib Madura , serta Ulama Keluarga Pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

Ulama dan habaib yang berjumlah 16 orang itu bersilaturahmi ke kediaman Anies di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (11/8). Salah seorang ulama yang hadir, yakni KH Djakfar Shodik, mengungkapkan alasan ulama dan habaib mendukung Anies.

"Pak Anies ini adalah seorang santri. Kita tidak ingin membeli kucing dalam kurung. Pak Anies terbukti memimpin Jakarta. Semoga Pak Anies terpilih menjadi presiden. Itu doa ulama," kata Kiai Djakfar.

Sebagai seorang santri ahlussunnah wal jamaah, Anies dinilai telah memiliki empat karakter dan sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.

"Pak Anies (orangnya) sidiq, amanah, tabligh, fathonah. Kan itu ada dalam ajaran NU. Itu doktrin di lingkungan pesantren NU. Di antara 3 capres hanya Pak Anies yang memiliki kriteria itu," ujar Kiai Djakfar sebagaimana dilansir Kantor Berita Politik RMOL.ID.

Modal penting lainnya yang dimiliki Anies adalah rekam jejak prestasinya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Anies dinilai sukses membawa Ibu Kota kepada kemajuan.

Sebelumnya, ulama di Tapal Kuda Jawa Timur dan Pondok Pesantren Islam At-Tauhid Sidoresmo Surabaya juga telah menyatakan dukungannya terhadap Anies. Sebaliknya Anies juga menyebut bahwa dukungan para ulama Jawa Timur ini sangat penting untuk menjadikan provinsi ini sebagai basis kemenangan dalam Pilpres 2024 mendatang. 

Pendukung Prabowo-Gibran akan Terbungkam

Sementara itu   Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berpeluang membungkam suara pendukung Prabowo-Gibran jika bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mendukung Anies Baswedan.

Analisa itu disampaikan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah menyoal peluang Gibran bersanding dengan Prabowo, bagaimana nasib PKB.

Menurutnya, PKB masih diperhitungkan oleh sejumlah partai politik besar. Oleh sebab itu, PKB maupun Cak Imin harus tegas dengan Gerindra, atau memilih hengkang dari koalisi tersebut.

“PKB atau Muhaimin Iskandar punya peluang yang sama, antara tetap bertahan dengan Gerindra atau pindah gerbong, yang bisa dipastikan. PKB akan tetap dianggap penting oleh semua pihak, sehingga banyak koalisi yang pasti menginginkan PKB,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (11/8).

Dedi mengatakan jika PKB berlabuh ke KPP, maka formasi partai politik di koalisi tersebut akan lengkap serta mampu menutup suara para rivalnya.

Peluang kemenangan sangat nyata, jika PKB berani pindah haluan dari Gerindra. Terlebih, Prabowo memberi sinyal bakal menggandeng Gibran.

“Termasuk Anies Baswedan, jika kemudian Muhaimin bergeser ke Anies, akan menambah kekuatan Koalisi Perubahan yang nuansanya makin lengkap, nasionalis Islam yang diusung PKS, dan Islam corak politik PKB,” ujarnya.

“Situasi ini barangkali yang bisa bungkam suara Prabowo-Gibran nanti,” demikian Dedi.***