Kamu Perlu Waspada Video Call Seks via WhatsApp, Kenapa? Begini Penjelasannya Berikut Antisipasi

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- WhatsApp adalah salah satu platform komunikasi paling populer di dunia, digunakan oleh jutaan orang untuk berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Namun, seperti halnya teknologi lainnya, WhatsApp juga dapat dimanfaatkan oleh para penjahat untuk melakukan berbagai tindakan kriminal. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa modus kejahatan yang menggunakan WhatsApp.

Penipuan Melalui Pesan WhatsApp

Salah satu modus kejahatan paling umum yang menggunakan WhatsApp adalah penipuan. Para penjahat sering mengirim pesan palsu kepada pengguna WhatsApp, berpura-pura menjadi bank, pihak berwenang, atau organisasi lainnya. Mereka meminta informasi pribadi, seperti nomor kartu kredit atau kata sandi, atau mengajukan permintaan uang dengan alasan palsu. Penting untuk selalu waspada dan tidak memberikan informasi pribadi atau mentransfer uang kepada orang yang tidak dikenal melalui WhatsApp.

Penyebaran Berita Palsu (Hoaks)

WhatsApp juga sering digunakan untuk menyebarkan berita palsu atau hoaks. Para penjahat dapat dengan mudah membuat pesan palsu dan mengirimkannya kepada banyak orang dalam sekejap. Berita palsu ini dapat menimbulkan kebingungan, ketakutan, atau bahkan memicu tindakan yang tidak sesuai. Untuk melawan penyebaran berita palsu, penting untuk selalu memverifikasi informasi sebelum mempercayainya dan menghindari menyebarkan pesan yang tidak diketahui keasliannya.

Pencurian Identitas

WhatsApp juga dapat digunakan untuk pencurian identitas. Para penjahat dapat mencoba meretas akun WhatsApp seseorang dan mengambil alih akun tersebut. Setelah berhasil, mereka dapat menggunakan akun tersebut untuk berbagai aktivitas ilegal, seperti mengirim pesan atau mencuri informasi pribadi. Untuk melindungi diri dari pencurian identitas, selalu aktifkan verifikasi dua langkah pada akun WhatsApp Anda.

Penyelundupan Barang Ilegal

WhatsApp dapat digunakan sebagai alat komunikasi rahasia oleh para penyelundup barang ilegal. Mereka dapat menggunakan aplikasi ini untuk mengatur transaksi, berkoordinasi dengan rekan-rekan mereka, atau memberikan instruksi kepada pengangkut barang ilegal. Penegakan hukum di berbagai negara telah bekerja keras untuk mengidentifikasi dan menghentikan penyelundupan barang ilegal yang menggunakan WhatsApp.

Penyedia Layanan Kriminal

Ada juga penyedia layanan kriminal yang menggunakan WhatsApp untuk menawarkan jasa ilegal, seperti menyediakan narkotika, senjata ilegal, atau layanan serangan siber. Mereka dapat beroperasi di bawah radar dengan menggunakan aplikasi ini untuk berkomunikasi dengan klien mereka. Ini menjadi tantangan bagi penegakan hukum untuk melacak dan menangkap pelaku.

Dapat dikatakan WhatsApp adalah alat komunikasi yang sangat berguna, tetapi juga dapat disalahgunakan oleh para penjahat. Penting untuk selalu waspada dan berhati-hati saat menggunakan WhatsApp. Selalu verifikasi informasi sebelum mengambil tindakan, jangan memberikan informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal, dan laporkan aktivitas yang mencurigakan kepada pihak berwenang jika Anda menduga adanya kejahatan yang terkait dengan WhatsApp. Dengan demikian, kita dapat menjaga diri kita sendiri dan komunitas kita dari modus kejahatan yang menggunakan WhatsApp.

Diduga Modus Penipuan Baru 

Unggahan video perempuan yang mengaku mendapatkan panggilan video call dari nomor tak dikenal diduga modus penipuan video call seks (VCS), viral di media sosial. Video tersebut awalnya diunggah di akun sosial media TikTok, @mutiasrigianti, Sabtu (7/10/2023) malam. 

“Hati-hati modus kejahatan baru,” tulis pengunggah dalam video tersebut dilansir kompas.com.

Pengunggah menceritakan, awalnya dia mendapatkan video call dari aplikasi WhatsApp dengan nomor yang tidak dia kenal.  Kemudian ketika dia menerimanya, tampak seorang wanita dalam kondisi telanjang. 

Merasa kaget, dia lalu menutup panggilan video call tersebut  Hingga Minggu (8/10/2023), unggahan tersebut telah dilihat lebih dari 9 juta kali warganet, disukai 200.000 warganet, dan dikomentari oleh 10.000 lebih pengguna. 

Lantas, bagaimana kronologi kejadian sebenarnya, benarkah hal itu modus penipuan video call seks? 

Pengakuan pengunggah 

Terkait video tersebut, Kompas.com menghubungi pengunggah yang mengaku bernama Mutia (27). Ibu rumah tangga ini mengaku, saat kejadian sedang menonton televisi pada Sabtu (7/10/2023) pukul 19.00 WIB.

 “Kemudian tiba-tiba ada telepon masuk tiga kali, video call nggak aku angkat karena itu nomor tidak dikenal,” ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (8/10/2023) pagi. Pada saat ponselnya berdering untuk keempat kalinya karena nomor yang sama menghubungi, Mutia kemudian mengangkat telepon itu. 

Setelah telepon tersambung, Mutia mengarahkan kamera depan ponselnya ke arah tembok agar tidak menunjukkan wajah Mutia. Dia lalu terkejut ketika seseorang yang menghubunginya melalui video call WhatsApp ternyata seorang wanita yang menunjukkan tampak depan tubuhnya tanpa busana alias telanjang. “Kemudian saya tanya, maksudnya apa? Lalu langsung dimatikan sama orangnya,” jelas Mutia. 

Menurutnya, seseroang yang menghubungi itu benar-benar seorang wanita tanpa busana dan bukan rekaman video. Namun, wanita yang menghubunginya itu tidak menampakkan wajahnya dan hanya menampakkan bagian badannya saja. 

Mutia menuturkan, setelah telepon dimatikan, dirinya mengirim pesan WhatsApp ke penelepon itu untuk menanyakan identitas dan maksud perilakunya yang tidak senonoh itu. 

“Setelah aku chat, dia blokir langsung karena chat aku centang satu,” kata dia. 

Setelah telepon itu terjadi, Mutia mengatakan tidak ada ancaman pelaku atau permintaan uang dari penelepon tersebut. 

Dia menduga, karena ketika melakukan video call pelaku tidak sempat melakukan tangkapan layar (screenshot) sehingga pelaku tidak mempunyai alasan untuk mengancam Mutia. 

Dugaan penipuan 

Dikutip dari Kompas.com (19/7/2023), Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha mengatakan, pemerasan dengan modus video call WhatsApp sudah ada sejak 2019. Motifnya pelaku merayu korban untuk bersedia melakukan video call seks, kemudian direkam dan dijadikan alat pemerasan. "Pada modus saat ini pelaku langsung memamerkan alat kelamin pada saat video call tersambung," ujar Pratama, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/7/2023). 

Berikut ini beberapa langkah dapat dilakukan agar masyarakat tidak menjadi korban kejahatan pemerasan dengan modus video call WhatsApp, antara lain: 

  1. Jangan angkat panggilan video dari nomor tak dikenal Pratama mengatakan, tips pertama menghindari penipuan adalah jangan angkat panggilan video dari orang atau nomor yang tidak dikenal. Masyarakat juga dapat menyalakan fitur "Bisukan Penelepon Tidak Dikenal" pada aplikasi WhatsApp. 

Caranya, masuk ke menu "Pengaturan", pilih "Privasi", dan klik "Panggilan". Kemudian, pilih "Bisukan Penelepon Tidak Dikenal" untuk mengaktifkan fitur ini. Sebagai tambahan, Pratama menyarankan menggunakan aplikasi untuk mengidentifikasi nomor tidak dikenal, seperti Getcontact dan Truecaller. 

  1. Jangan membayar tebusan Jika terlanjur mengangkat panggilan video, selanjutnya pelaku akan mengirimkan hasil tangkapan layar untuk memeras korban. Ketika hal tersebut terjadi, pihaknya menyarankan agar korban tidak menuruti permintaan pelaku. 

  "Jangan membayar tebusan kepada pemeras karena tidak akan menjamin screenshot tersebut tidak akan disebarkan," kata Pratama. 

Sebaliknya, sekali dibayar, pelaku akan terus meminta uang kepada korban dengan dalih yang sama. 

  1. Ganti username dan profil media sosial 

Cara ketiga, jika sudah tersebar, korban dapat berdalih bahwa foto tersebut merupakan editan atau hasil penipuan orang tidak dikenal.

 "Segera blokir atau buat privat serta mengganti username dan profil akun media sosial untuk sementara," kata dia. 

Dia menambahkan, cara ini dapat mencegah foto disebarkan dan dikaitkan dengan media sosial korban. Selanjutnya, korban dapat melaporkan ke pihak berwajib agar kasus ini dapat ditindaklanjuti. Nah, itulah cara untuk mencegah menjadi korban dugaan penipuan dan pemerasan dengan modus video call seks.***