Dua Senjata Mematikan Rusia Satu Dimiliki TNI AU, Apa Itu?

dok net

 JAKARTA (SURYA24.COM) - Dalam dunia pertahanan dan teknologi militer, pengembangan senjata canggih dan pesawat pengintai terus menjadi fokus utama. 

Dua inovasi menonjol yang patut diperhatikan adalah Rudal Vympel R-73 dan Pesawat Pengintai M-55 Geophysica. Kedua sistem ini mewakili tingkat keunggulan teknologi dan ketangguhan dalam bidang pertahanan dan pemantauan.

Rudal Vympel R-73, juga dikenal sebagai AA-11 Archer oleh NATO, adalah rudal udara-ke-udara jarak pendek yang dirancang oleh Rusia. Rudal ini dikenal karena kemampuan manuvernya yang sangat baik, serta ketepatan dan keandalannya dalam pertempuran udara.

Dimiliki TNI AU

 Seperti diketahui rudal Vympel R-73 menjadi salah satu senjata yang diterjunkan Rusia dalam perang melawan Ukraina. Rudal ini bukan senjata biasa karena telah teruji sejak era Perang Dingin dan terus mengalami pemutakhiran teknologi. Spesifikasi rudal Vympel R-73 atau AA-11 Archer dalam kode NATO setara dengan Sidewinder andalan Amerika Serikat. 

Sama dengan Sidewinder, R-73 pun terdiri dari beragam varian, karena rudal ini sejatinya bukan produk baru. Berikut spesifikasi Rudal Vympel R-73 serta fakta-fakta menarik lainnya, dirangkum dari berbagai sumber yang dilansir sindonews.com, Senin (6/11/2023): 

  1. Peninggalan Perang Dingin 

Rudal Vympel R-73 pertama kali dikembangkan pada 1973 oleh Vympel NPO. Dan setelah lewat serangkaian uji, R-73 mulai digunakan oleh AU Soviet pada 1982. Melesat 6 Mach Hancurkan Target Sejauh 400 Km 

  1. Kehebatan Rudal Vympel R-73 

R-73 mengincar panas yang dihasilkan target, yakni dengan pemandu sensor infra merah. Singkat kata, R-73 dapat menembak target dari berbagai sudut dan posisi. Rudal ini cocok untuk dog fight paling berat sekalipun, yaitu hingga level 12G. 

Tidak hanya itu saja, R-73 dapat dioperasikan dalam segala kondisi cuaca dan anti jamming. Dilansir dari laman resmi TNI AU, sama dengan AIM-9X Sidewinder, R-73 dapat diintegrasikan dengan helm pilot, memungkinkan pilot membidik sasarannya dengan hanya melihatnya saja. 

  1. Spesifikasi Rudal Vympel R-73 

R-73 ditenagai oleh mesin roket berbahan bakar padat (solid fuel rocket engine). Untuk bermanuver, R-73 memiliki empat sirip kontrol yang terletak di bagian depan serta stabilizer di bagian belakang sayap. Tak kalah dengan Sidewinder terbaru, R-73 juga memiliki thrust-vectoring yang memungkinkannya untuk melakukan manuver paling ekstrem. R-73 yang saat ini diproduksi oleh Tbilisi Aircraft Manufacturing dapat menguber sasaran hingga kecepatan 2.5 Mach. 

Dari berat totalnya yang 105 Kg, 7,4 Kg di dalamnya berupa hulu ledak. Lantas bagaimana dengan jangkauan tembak? Untuk tipe R-73E daya jangkaunya mencapai 20 km, R-73M1 (30 Km), dan R-73M2 (40 Km). 

  1. Dimiliki Indonesia 

Rudal Vympel R-73 adalah salah satu rudal andalan jet-jet tempur Sukhoi TNI AU. Rudal udara ke udara ini sangat ampuh dalam dog fight antar jet tempur di udara. Namun, mengenai jenis dan berapa jumlahnya masih belum ada informasi yang jelas. 

  1. Varian Tercanggih

 Sejak tahun 1994, R-73 telah ditingkatkan dalam produksi menjadi standar R-73M, yang mulai digunakan oleh Rusia pada tahun 1997. R-73M memiliki jangkauan yang lebih besar dan sudut penangkap yang lebih luas (hingga 60° dari garis pandang), serta sistem penangkal gangguan inframerah yang ditingkatkan. 

Dikutip dari Wikiwand, pengembangan lebih lanjut mencakup R-74 (izdeliye 740) dan varian ekspornya, yaitu RVV-MD. Rudal ini tak hanya dirancang untuk menghantam sasaran jet tempur, pesawat angkut dan helikopter, tapi juga menghancurkan rudal jelajah, dan sasaran yang memancarkan radiasi di permukaan, seperti stasiun radar. 

Versi yang ditingkatkan dari R-74, yaitu K-74M (izdeliye 750), dilengkapi dengan sistem digital dan dapat diprogram ulang, dan dimaksudkan untuk digunakan pada pesawat MiG-35, MiG-29K/M/M2, Su-27SM, Su-30MK, dan Su-35S. 

Peningkatan lebih lanjut, dikenal sebagai K-74M2 (izdeliye 760), ditujukan untuk pesawat generasi kelima Sukhoi Su-57. Rudal ini memiliki penampang yang lebih kecil untuk muat dalam rongga senjata internal dan akan sejajar dengan kinerja AIM-9X dan ASRAAM. 

Desain baru yang sepenuhnya baru, K-MD (izdeliye 300), akan menggantikan K-74M2 di masa depan. 

Kembali Diaktifkan 

Dilaporkan Rusia mengaktifkan kembali pesawat pengintai M-55 Geophysica yang langka setelah melakukan penerbangan dari lapangan terbang Ramenskoe dekat Moskow pada 4 November 2023.

 Pesawat intai yang dikembangkan pada era Uni Soviet ini mampu terbang setinggi 20 km di atas permukaan bumi. Pesawat intai M-55 Geophysica ini diciptakan pada awal tahun 1960-an sebagai pesawat pengintai ketinggian untuk serangan rudal. Uni Soviet mulai merancang pesawat ini dengan kode M-17 Stratosphere untuk mencegat pesawat pengintai U-2 milik AS. 

Laman Defense Express menyebutkan, pesawat ini baru bisa mengudara pertama kali pada tahun 1982, ketika isu balon ketinggian kehilangan relevansinya. Proyek baru ini menerima indeks M-55 Geophysica ketika pada penerbangan tahun 1988. 

Diketahui total ada 5 pesawat tersebut yang diproduksi dan sejak tahun 1996 telah diubah untuk melakukan eksperimen ilmiah yang bersifat sipil, khususnya untuk mempelajari stratosfer. 

Pada tahun 2017, Rusia melaporkan pesawat M-55 Geophysica diduga dimasukkan ke dalam konservasi dan hilang hingga muncul kembali pada 4 November 2023. Dengan latar belakang ini, para pejabat Soviet memutuskan untuk menggunakan kembali pesawat pengintai ketinggian tinggi untuk panduan rudal. 

Rusia akan menggunakan rudal balistik OTR-23 (kode NATO SS-23 Spider) dari sistem rudal balistik jarak pendek 9K720 Iskander (kode NATO SS-26 Stone). Fakta dimulainya kembali penerbangan pesawat M M-55 Geophysica mungkin terkait dengan pekerjaan pengembangan peralatan di dalam pesawat untuk penerbangan taktis Angkatan Udara Rusia. 

Ini mungkin juga menunjukkan upaya untuk mengetahui penggunaan pesawat ini untuk tujuan aslinya - pengintaian untuk serangan rudal. Sebuah foto muncul di domain publik, yang menimbulkan dugaan Rusia telah mendekonservasi dan melanjutkan penerbangan pesawat pengintai M-55 Geophysica yang langka. 

Sebuah kontainer khusus, mungkin UKR-RT (singkatan dari Universal Reconnaissance Container - Electronic Intelligence) dengan peralatan ELINT, terlihat di bawah sayap pesawat ini. 

Untuk pertama kalinya, kontainer semacam itu terlihat di bawah pesawat pengebom tempur Su-34 Rusia selama manuver “Zapad-2021” yang dilakukan tentara Rusia dua tahun lalu. 

Dimulainya kembali penerbangan M-55 Geophysica dapat memiliki dua arti. Pertama menjadi bagian dari untuk merekayasa peralatan di dalam pesawat untuk penerbangan taktis. 

Kedua langkah untuk melanjutkan peran pengintaian sesuai tujuan awal pesawat tersebut dibuat dalam serangan rudal. Pesawat pengintai M-55 Geophysica memliki spesifikasi panjang badan pesawat 22,67 meter, lebar sayap 37,4 meter, dan berat lepas landas maksimum sedikit di atas 23 ton. 

Dirancang untuk pilot tunggal, pesawat mencapai kecepatan tertinggi sekitar 743 km/jam pada ketinggian optimal 20 km. 

“Ketinggian penerbangan maksimum pesawat adalah 21,5 km, dan jangkauan praktisnya mencapai 1.220 km,” tulis Bulgarian Military dikutip SINDOnews, Senin (6/11/2023).***