Patung Dewi Kwan Im di Istana Bogor Mau Ditukar 2 Sedan Mercy Antipeluru, Bagaiamna Sikap Bung Karno?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)-Seperti diketahui Dewi Kwan Im sebagai bentuk penghormatan dan permohonan bimbingan dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan. Dalam kuil-kuil Buddha dan tempat-tempat suci, sering kali kita dapat melihat patung atau gambar Dewi Kwan Im yang dikelilingi oleh bunga, lilin, dan persembahan lainnya sebagai ekspresi rasa syukur dan permohonan kepada beliau.

Selain itu, ajaran Dewi Kwan Im juga memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk berbuat baik dan mengembangkan sifat-sifat positif dalam diri mereka. Kebijaksanaan dan kasih sayang yang beliau simbolkan menjadi panduan bagi mereka yang ingin mengatasi egoisme dan kekerasan dalam diri mereka sendiri, serta mewujudkan kehidupan yang lebih harmonis dan berdikari.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengambil contoh dari ajaran Dewi Kwan Im untuk menjalani hidup dengan sikap lembut dan pengertian terhadap orang lain. Dalam hubungan antarmanusia, kelembutan dan kebijaksanaan dapat menciptakan ruang untuk pemahaman, pengampunan, dan rekonsiliasi. Ketika kita menghadapi konflik atau pertikaian, sikap belas kasih dan simpati dapat membantu kita mencari solusi yang saling menguntungkan bagi semua pihak.

Ditukar 2 Sedan Mercy Antipeluru

Dikutip dari  merdeka.com - Presiden Sukarno dikenal sangat menyukai seni. Mulai tari, lukisan hingga pahat. Banyak koleksi pribadi miliknya yang sangat berharga.

Di Istana Bogor terdapat beberapa patung yang ditaruh di dalam dan di halaman Istana. Salah satunya adalah patung Dewi Kwan Im yang sudah berusia ratusan tahun.

Pada suatu hari ada beberapa tamu negara berkunjung ke Istana Bogor. Mereka diantar Bung Karno melihat-lihat ruangan di istana bersama karya seni yang terdapat di dalamnya.

"Salah seorang tamu kemudian melihat patung Dewi Kwan im tersebut di satu ruangan," kata ajudan presiden Sukarno, Mayor Bambang Widjanarko dalam buku Sewindu Dekat Bung Karno yang diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia.

Rupanya tamu tersebut juga seorang kolektor barang antik. Dia tahu berharganya patung Dewi Kwan Im tersebut.

Bersediakah Bung Karno?

Tamu tersebut bertanya kepada presiden Sukarno. Apakah beliau bersedia menjual patung Sang Dewi Welas Asih tersebut?

"Bung Karno menjawab tidak," kata Bambang.

Tamu itu terus mendesak Bung Karno untuk menjual patung. Dia menawarkan dua mobil mercy antipeluru yang sangat mahal pada saat itu. Namun Bung Karno hanya tertawa mendengar tawaran itu.

"Meskipun anda memberiku 100 mercy antipeluru, patung itu tidak akan saya tukarkan," tegas Sukarno.

Baru sadarlah tamu asing tersebut jika Presiden Sukarno tak mau melepas karya seni miliknya untuk ditukar dengan uang dan materi.***