Temuan Kuil di Mesir Kuak Ritual yang Belum Pernah Diketahui

(Image Credit: Oller Guzmán et al., 2022, American Journal of Archaeology)

JAKARTA (Surya24.com) - Arkeolog menemukan prasasti di sebuah kuil di Mesir yang menggambarkan sebuah ritual yang belum pernah terlihat sebelumnya. Kuil sendiri tepatnya ditemukan di kompleks keagamaan pelabuhan kuno Berenike, sebuah kota yang berasal dari abad ke-3 SM.

Sementara kuilnya sendiri jauh lebih modern, karena dibangun lebih dari 700 tahun kemudian atau abad ke-4 hingga ke-6 Masehi, selama runtuhnya kekaisaran Romawai Barat.

Melansir kompas.com, selama waktu ini, kota tersebut sebagian diduduki oleh Blemmyes, sekelompok orang nomaden dari wilayah Nubia, yang telah menyebar ke banyak daerah lain di gurun Timur Mesir. Mengutip IFL Science, Minggu (9/10/2022) tempat pemujaan ini kemudian dinamai Kuil Falcon oleh para peneliti.

Pasalnya, material yang ditemukan menunjukkan fungsi ritual yang terkait dengan kultus terhadap falcon atau burung alap-alap. Selain itu, peneliti juga menemukan sisa-sisa 15 falcon yang kebanyakan tanpa kepala terkubur di dalam kuil.

Mumi falcon ditemukan pula di kuil-kuil lain, tetapi biasanya ditemukan hanya satu. Jadi, menemukan dalam jumlah yang cukup banyak di dalam kuil merupakan penemuan yang unik.

"Temuan artefak yang sangat luar biasa, termasuk persembahan seperti tombak, patung berbentuk kubus, dan prasasti dengan indikasi yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan," jelas Profesor Joan Oller Guzman, kepala tim peneliti Proyek Sikait. Namun di antara temuan artefak itu, ada temuan lain yang menarik.

Peneliti menemukan prasasti yang diyakini menggambarkan prosesi terhadap dewa. Baca juga: Kompleks Ritual Berusia 9.000 Tahun Ditemukan di Yordania, Ini Wujudnya Prasasti itu berbunyi 'Tidak pantas merebus kepala di sini'.

Larangan seperti itu belum pernah terlihat sebelumnya dan menyiratkan, bahwa melakukan ritual di kuil itu adalah aktivitas yang dilarang dan harus dilakukan di tempat lain.

"Semua elemen menunjukkan aktivitas ritual yang intens dan menggabungkan tradisi Mesir dengan Blemmyes yang mungkin terkait dengan penyembahan terhadap dewa Khonsu," jelas Oller.

Temuan ini memberikan wawasan baru tentang orang-orang Blemmyes yang tinggal di gurun Timur selama kemunduran Kekaisaran Romawi, salah satunya bagaimana mereka menggabungkannya dengan sistem kepercayaan Mesir. Studi dipublikasikan di American Journal of Archaeology.***