Kisah Mistis, Teror Dosa Masa Lalu di Gunung Prau

ilustrasi hutan saat petang (dok: pixabay)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Cerita mistis pendakian gunung tak akan ada habisnya untuk disimak. Hampir semua orang yang mempunyai pengalaman naik gunung, pasti ada cerita horor dibalik perjalanannya.

Kisah misteri kali ini tentang kisah mistis pendakian gunung yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai agenda rutin tahunan untuk melakukan hiking karyawan.

Melansir suara.com, berikut kisah horor pendakian gunung dilansir dari Podcast Scary Things pada 12 Oktober 2022.

Sebuah Perusahaan Swasta mengadakan agenda rutin pendakian gunung karyawan, pilihan gunung untuk didaki kali adalah gunung Prau Jawa Tengah.

Pendaki para karyawan perusahaan ini dibagi 4 rombongan tim yang masing-masing tim terdiri dari 8 orang.

Pendakiannya dilakukan secara profesional melibatakan para ranger gunung dalam perjalanannya.

Kisah mistis ini berdasar dari seorang karyawan dengan nama samaran Agas.

Agas menjadi salah satu karyawan yang ikut serta dalam pendakian itu. Jam 12.30 malam pendakian dimulai secara bergiliran, dengan jarak waktu antar 20 menit, meminimalisir penumpukan di tiap pos.

Agas termasuk tim pertama yang lebih dulu naik. Tidak ada keanehan diawal-awal pendakian, hanya susana gunung biasa yang terasa dingin.

Namun menjelang pos pertama, anggota lain yang bersama Agas melihat ada orang melambai tangan dijalur depan mereka menuju pos, dikirinya itu adalah pendaki lain yang diluar rombongannya.

Ketika semakin dekat ke pos pertama, nihil tidak ada satu orang pun di area itu, itu menandakan kejadian aneh pertama. Tak cukup sampai disana kejadian aneh kembali hadir.

Ditengah gelap gulitanya gunung, anggota rombongan yang lain mendengar keanhena cekikikan anak kecil. Sontak tak masuk akal ditengah gunung dengan waktu tengah malam, mustahil ada anak kecil diatas gunung.

Kejadian aneh ini mereka tepis, karena dalam rombongan ada orang yang cukup paham dan memiliki kemampuan spiritual. Sehingga menenangkan anggota rombongan, sebut saja namaya Burhan.

Singkat cerita tim satu ini mulai sampai di pos 2, cuman karena isi rombongannya banyak ibu-ibu, tim satu ini kesusul sama tim dua.

Kedua tim sama-sama sampai di pos 2, mereka sama-sama istirahat di pos 2 cukup lama, karena di tim 2 pun ada seorang pejabat perusahaan yang kakinya terkilir bernama pak Nova berkisar 50 tahunan.

Dengan kondisi itu dibuatlah tim baru 5 orang untuk memudahkan perjalanan, tim baru ini terdiri dari pak Nova, Agas, Burhan, dan kedua orang Rangger.

Namun ditengah perjalanan, satu orang Ranger turun kembali ke bawah membantu tim lain menuntun jalan lain karena cuaca gunung yang buruk dan kabut yang tebal.

Tim dadakan ini sisa 4 orang, Pak Nova, Agas, Burhan, dan satu orang Ranger bernama Galih. Mereka pun melanjutkan perjalanan.

Ditengah perjalanan Agas mendengar sayup-sayup suara minta tolong. "tolong, tolong, sakit," ucap lirih dari suara yang tak dikenal.

Lagi-lagi keadaan itu ditenangkan oleh Burhan. Beda sama Burhan yang kelihatan tenang, Rangger Galih malah kelihatan gelisah. Melihat kondisi itu Pak Nova sadar dan melihat bahwa Ranger ini tak terpercaya. Pak Nova mengkonfirmasi apa yang terjadi saat ini, dengan menanyakan detail ke Rangger Galih.

Seperti ada yang disembunyikan, Ranger Galih menjawab sederhana, dan mencoba menenangkan suasana, namun tanggapan pak Nova berbeda.

Melihat kondisi itu pak Nova marah-marah sambil mengumpat kata-kata kasar.

Rangger Galih itu akui bahwa dari awal pendakian sudah banyak hal aneh yang menimpa mereka. Sebagai seorang Rangger yang berpengalaman, Rangger itu tahu bahwa malam Bulan Purnama seperti ini tidak baik untuk naik gunung.

Menerima keterangan seperti itu pak Nova makin meradang, ia tidak percaya hal-hal takhayul dan mistis seperti itu.

Kabut semakin tebal dan hawa disekitar mereka semakin gak enak, mereka putuskan untuk berdiam diri disuatu tempat untuk istirahat.

Kejadian aneh mulai terjadi menjelang subuh, Rangger Galih mengalami kejadian kesurupan. Galih meracau nada suaranya berubah seperti suara perempuan, sambil tertawa.

Burhan yang memiliki kemampuan mencoba bertanya, "Siapa kamu?," tanya Burhan.

"eeuh saya Anggi, kami semua disini menderita,"

Terus dijejali pertanyaan, tiba-tiba gestur tubuh galih berubah ia menunjuk ke arah pak Nova sambil mengucapkan kata yang mengejutkan.

"kami disini menderita, semua gara-gara kamu Nova," umpat Galih yang sedang kesurupan.

 

Pak Nova terkejut dengan apa yang ia alami, sambil terus menantang, tiba-tiba pak Nova yang berbalik menjadi kesurupan.

Gestur pak Nova berubah, ia meracau dan memukulkan kepalanya secara berulang ke pohon.

Agas dan Burhan kesulitan mencegah pak Nova melakukan hal demikian, pak Nova yang sedang kesurupan malah menimpal dengan bilang.

"ini adalah hukuman, agar Nova merasakan kesakitan yang kami rasakan," ucapnya lirih.

Setelah itu pak Nova pingsan. Melihat kejadian itu Agas, Burhan dan Galih semakin bertanya-tanya, dosa apa yang pak Nova lakukan, mana mungkin jika hanya sekadar berkata kasar sampai dihukum begitu.

Setelah pak Nova siuman, mereka bertiga mengintrogasi pak Nova, karena itu menyangkut keselamatan mereka.

Didesak pertanyaan, pak Nova akhirnya mengaku bahwa dia semasa kuliah mendirikan organisasi Mahasiswa Pencinta Alam bersama Anggi.

Organisasi Mapalanya semakin besar pada tahun 70an itu, banyak yang ikut gabung organisasi mapala yang pak Nova dan Anggi dririkan.

Ketika mapalanya semakin besar, dipilihlah ketua untuk mapala tersebut. Kandidat ketuanya adalah pak Nova dan Anggi, namun yang menang ternyata Anggi.

Pak Nova merasa sakit hati dengan terpilihnya Anggi. Suatu ketika saat ada acara pendakian gunung yang diadakan Mapala Anggi ke Prau. Pak nova berencana menyelakai dan menggagalkan acara tersebut.

Pak Nova menyuruh sebuah ormas untuk mencelakai anggota mapala dan Anggi yang sedang melakukan acara pendakian itu.

Namun bukannya sekadar dicelakai, anggota mapala dan Anggi malah dibunuh oleh ormas suruhan pak Nova.

Hal itulah yang menyebabkan teror terhadap pendakian Agas, Buran dan Galih.

Seperti takdir, kedatangan Pak Nova sudah dinantikan untuk dimintai pertanggung jawaban atas korban tersebut selama 50 tahun.

Semenjak kejadian itu, Mapala pak Nova dibubarkan, dan pak Nova tidak lagi melakukan pendakian selama 30 tahun sampai kali ini mengikuti pendakian bersama perusahaan.***

 

Sumber: Podcast Scary Things