Makam di Tengah Laut Penyebar Islam Syekh Abdullah Mudzakir, Air pun Tak Berani Mengganggunya

(Dok:ANTARA)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Seluruh daratan di sekitaran makam Syekh pun hilang terkikis air laut. Ajaibnya, hanya makan Syekh dan keluarganya yang masih terapung dan tidak tenggelam meski dikelilingi air laut.

Akibatnya, peninggalan Syekh Mudzakir banyak yang hilang karena bencana abrasi rob di kawasan permukiman. Peninggalan itu antara lain kitab-kitab karangan Syekh Mudzakir yang hanyut di laut.

Memang, sosok Syekh Abdullah Mudzakkir atau Mbah Mudzakkir merupakan ulama besar asal Demak juga pejuang kemerdekaan Indonesia. Makamnya yang terapung di Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah sering dikunjungi peziarah.

 

Melansir okezone.com, Mbah Mudzakkir lahir di Dusun Jago, Desa Wringinjajar, Kecamatan Mranggen tahun 1869. Dulu, Mbah Mudzakir turut berperang melawan Belanda di Jembatan Merah Surabaya bersama gurunya KH Abbas Butet Cirebon.

Nama Mbah Mudzakir pun masih dikenal dan harum meski raganya telah tiada. Bahkan makam ulama ini pun diberi mukjizat yakni tetap terapung meski terhantam abrasi.

Lantas, seperti apa kisah makam terapung Syekh Abdullah Mudzakir? Berikut informasinya.

 

Lokasi makam Syekh Mudzakir berada di pesisir Pantai Utara, kawasan Dukuh Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Makam tersebut kini menjadi tempat wisata religi yang kerap dikunjungi para wisatawan khususnya kaum Muslim.

Makam Syekh Mudzakir pun menjadi sorotan lantaran dianggap seperti bunga teratai. Pasalnya, makam tersebut tetap terapung meski daratannya telah terkikis.

Pada tahun 1995, daratan makam Syekh yang berada di pemukiman itu terkena abrasi. Daratan sejauh 2 kilometer itu pun terkikis termasuk tanah makam Syekh Mudzakir.

Alhasil, makam Syekh Mudzakir itu dianggap kramat oleh banyak orang. Mereka menganggap itu suatu keajaiban dan mukjizat mengingat amalan Syekh di sepanjang hidupnya.***