Tidak Terima Bibirnya Digigit Ular, Anak 2 Tahun Ini Balas Gigit Si Ular hingga Mati

(Dok: Pixabay/Rabe)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Seorang anak balita berusia 2 tahun melakukan balas dendam terhadap ular yang mengigit bibirnya. Ular itu digigit balita perempuan itu hingga mati.

Peristiwa itu sudah berlangsung 10 Agustus 2022 lalu. Berawal ketika tetangga mendengar si balita berteriak di belakang rumah. Ketika ditengok, si tetangga melihat bibir anak 2 tahun itu mengalami luka. Yang menarik, ketika ditemukan si anak balita 2 tahun tersebut sedang menggigit seekor ular berukuran 50 sentimeter.

"Tetangga kami memberi tahu saya bahwa ular itu ada di tangan anak saya, dia bermain dengannya dan kemudian menggigitnya," kata Mehmet Ercan, ayah balita itu dilansir dari Newsweek.com, dikutip SuaraDenpasar, Minggu (18/9/2022).

Peristiwa itu memang terjadi di Desa Kantar, dekat Bingol, Turki. Akibat gigitan balas dendam dari si balita, ular tersebut mati.

“Dia menggigit ular itu kembali sebagai balasan,” katanya.

Karena mengalami luka, si balita pun dilarikan ke ke Rumah Sakit Bersalin dan Anak Bingol untuk mengobati luka-lukanya. Beruntung, si anak segera pulih setelah sehari mendapati perawatan.

Racun ular, tergantung pada spesies ular, mengandung neurotoksin yang mengganggu impuls saraf, atau protein hemotoksin yang mengganggu pembekuan darah. Efek dari gigitan ular di antaranya kelumpuhan, perdarahan, kegagalan organ dan kerusakan jaringan, hingga kematian.

Tidak diketahui persis jenis ular yang menggigit balita tersebut. Dugaannya, bukan ular berbisa. Sebab, usia anak lebih rentan terhadap gigitan ular daripada orang dewasa.

Di Turki sendiri ada 45 spesies ular yang ditemukan, 12 di antaranya berbisa. Secara global, WHO memperkirakan sekitar 5,4 juta orang digigit ular di seluruh dunia setiap tahun, 2,7 juta di antaranya berbisa.

“Antara 81.000 dan 138.000 orang diperkirakan meninggal setiap tahun akibat gigitan ular, dengan tiga kali lipat jumlah tersebut menderita kelumpuhan permanen atau bahkan amputasi akibat bisa ular,” beber laporan berita tersebut.

Menurut , Pusat Informasi Racun Nasional (NPIC), di negara Turki ada 550 kasus gigitan ular yang dilaporkan dalam sembilan tahun antara 1995 dan 2004.

Gigitan ular dapat diobati dengan antivenoms, yang biasanya dibuat menggunakan bisa ular itu sendiri. Akan tetapi, produksi antivenom menghadapi sejumlah masalah, karena hanya sedikit negara yang memiliki kapasitas untuk memproduksi racun ular dengan kualitas yang cukup baik. ***