Wakili RI Beli Jet Tempur di Cekoslovakia, Eee Perwira TNI Ini Malah Ditanya Umur

Pesawat MiG-17 TNI AU. (Ramadhian Fadillah©2022 Merdeka.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) membangun kekuatannya besar-besaran untuk menghadapi Belanda di Irian Barat. Mereka mengirimkan delegasi untuk membeli persenjataan dari Blok Timur.

Indonesia mengincar jet tempur versi latih MiG-15 dari Cekoslovakia. Pesawat ini terbukti jadi lawan tangguh F-86 milik negara-negara NATO dalam perang Korea.

Mengutip merdeka.com, atase udara RI di Kairo saat itu Mayor Boediardjo ditugaskan mengadakan pembelian senjata dengan Cekoslovakia dan Polandia tahun 1958.

Misi itu dikatakan sukses. Indonesia juga mendapat pesawat pengebom IL-28, helikopter Mi-4. Pada tahun 1959, RI mendapat jet tempur seri terbaru MiG-17 yang merupakan pengembangan dari MiG-15.

Di balik misi yang sukses, dalam perundingan rupanya ada hal unik. Boediardjo mengaku dianggap kurang bonafide oleh delegasi Cekoslovakia.

"Sampai-sampai mereka dalam kesempatan tidak formal menanyakan umur saya," kata Boediardjo.

Hal ini dikisahkan dalam biografinya: Siapa Sudi Saya Dongengi yang diterbitkan Pustaka Sinar Harapan tahun 1996.

Mayor Hadapi Jenderal

Dalam perundingan, Boediardjo harus menghadapi para perwira AU Cekoslovakia yang berpangkat jenderal atau marsekal. Usia mereka rata-rata sudah di atas 50 tahun.

Sedangkan saat itu usia Boediardjo masih sekitar 37 tahun, pangkatnya pun baru mayor udara. Jauh sekali dari para lawan berundingnya.

Baru beberapa waktu kemudian pangkatnya dinaikkan jadi Letnan Kolonel. Pak Boed mengira mungkin karena pengalamannya harus menghadapi jenderal.

Menurut Boediardjo, Kairo sengaja dijadikan jembatan oleh pemerintah Indonesia untuk melobi negara-negara Blok Timur. Mesir saat itu adalah sahabat sejati Indonesia.

Indonesia berpaling ke Blok Timur karena sikap Amerika Serikat yang malah mendukung pemberontakan PRRI/Permesta. Sementara RI sangat membutuhkan senjata-senjata terbaru untuk merebut Irian Barat dari Belanda.

MiG-17F dari Polandia

Misi Boediardjo yang sukses juga adalah membeli MiG-17F dari Polandia. Pesawat itu dikatakan sangat canggih pada masanya.

"MiG-17F adalah pesawat sergap versi malam hari yang dipandu oleh radar," beber Boediardjo.

Pilot-pilot Indonesia baru pertama kali terbang dengan radar canggih semacam itu. Selain pembelian pesawat tempur, digagas pula program Cakra yaitu pelatihan pilot-pilot dan teknisi TNI AU ke Eropa Timur.

Semua persiapan itu menjadikan Indonesia negara terkuat di Asia Tenggara pada era 1960an.***