BPOM Tarik Produk Kopi Saset Starbucks Impor dari Turki, Ini Penjelasannya

Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan menarik sejumlah produk kopi saset Starbucks impor dari Turki. (CNNIndonesia/Adi Ibrahim)

 

JAKARTA (SURYA24.COM)- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menarik sejumlah produk kopi bubuk saset dengan merek Starbucks. Ada enam varian kopi saset Starbucks yang ditarik yakni Capuccino, Cafe Latte, Toffee Nut Latte, White Mocha, Caramel Latte, dan Vanila Latte.

Dikutip dari cnnindonesia.com, selain temuan produk Starbucks, Kepala BPOM Penny K Lukito juga mewanti-wanti masyarakat untuk lebih berhati-hati saat berbelanja, khususnya melalui platform daring.

Hal itu Penny sampaikan dalam agenda konferensi pers soal intensifikasi pengawasan pangan menjelang Natal tahun 2022 dan tahun baru 2023, Senin (26/12). BPOM memajang sejumlah produk yang ditarik terkait izin edar hingga kedaluwarsa.

"Banyak sekali produk impor kedaluwarsa, yang mungkin untuk menghadapi masa hari raya ini malah justru banyak dibuang, dikirim ke Indonesia. Karena tahu mungkin orang-orang Indonesia suka produk impor ya," kata Penny.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Badan Pengawasan Pangan Olahan Rita Endang mengatakan mayoritas produk tersebut merupakan impor yang ditemukan di retail. Rinciannya 55 persen produk kedaluwarsa, dan 35 persen tanpa izin edar, sisanya rusak.

"Starbucks dari Turki bu," kata Rita.

"Coba mana, coba ambil," jawab Penny.

 

"Ini impor ilegal dari Turki, bu," lanjut Rita

"Ketemunya di mana, di peredaran mana,?" tanya Penny.

"Banjarmasin, daerah Kalimantan Selatan," jawab Rita.

"Lokasinya, di distributor atau apa?," Penny kembali bertanya.

"Di toko. Tanpa izin edar bu, tertulis dari Turki," respons Rita.

"Jadi tanpa izin edar sih. Seharusnya dengan izinnya BPOM, ingat kan kalau ada apa-apa seperti yang baru terjadi di negeri kita, dikaitkan dengan cemaran. Kita membutuhkan pengawasan BPOM dari awal, harus registrasi produk apapun yang masuk ke Indonesia," jelas Penny.

Penny menyebut hal itu bertujuan agar apabila ditemukan zat yang berbahaya pada produk yang telah beredar, BPOM dapat segera menelusuri dan menarik produk-produk tersebut dari masyarakat.

"Padahal produk impor ya. Setelah ini kelihatannya kita harus menginformasikan kepada perusahaan importirnya ya, Starbucks ya. Nanti dia mungkin mengontak mitranya yang ada di Turki dalam hal ini," lanjut Penny.

Penny melanjutkan bahwa pada pengawasan rutin khusus menjelang Natal Tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 dilakukan perluasan cakupan sarana yang diperiksa sebesar 22,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Terhitung hingga 21 Desember 2022, BPOM telah melakukan pemeriksaan pada total 2.412 sarana peredaran pangan olahan yang terdiri dari 1.929 sarana ritel, 437 gudang distributor, termasuk 16 gudang e-commerce dan 46 gudang importir.

 

Hasil pemeriksaan sarana, ditemukan 769 sarana (31,88 persen) menjual produk Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) berupa produk pangan kedaluwarsa, pangan TIE, dan pangan rusak dengan rincian sebanyak 730 sarana ritel (30,27 persen), 37 sarana gudang distributor (1,53 persen), dan dua sarana gudang importir (0,08 persen).

"Jika keamanan pangan tidak terjaga maka kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan akan sulit terwujud bahkan perdagangan dan ekonomi juga akan terganggu," kata Penny.

Dari seluruh sarana tersebut, BPOM menurutnya juga menemukan 66.113 bagian (3.955 item) produk TMK dengan nilai ekonomi sekitar Rp666,9 juta, dengan rincian 36.978 pangan kedaluwarsa (55,93 persen), 23.752 pangan TIE (35,93 persen), dan 5.383 bagian pangan rusak (8,14 persen).***