Politik dan Generasi Muda Catatan Politik dari Kampus

Ilustrasi (Dok:Net)

Oleh: Thomas Tokan Pureklolon

BANYAK orang menilai generasi muda sebagai pemimpin masa depan. Melibatkan generasi muda dalam politik akan mengarah pada keterlibatan sipil yang melampaui komitmen politik. Itu karena dapat melibatkan mereka secara langsung untuk turut melayani masyarakat melalui partisipasi dalam aspek keseharian seperti dalam bidang kesehatan, Pendidikan, dan pekerjaan charity.

Keterlibatan generasi muda dalam proses politik seperti ini tidak hanya bermanfaat dalam jangka pendek, tetapi juga memberikan dasar bagi keterlibatan politik yang kuat (political strong) di masa depan. Setiap momen politik yang terjadi pada dewasa ini sangat penting bagi generasi muda.

Hal itu untuk menyadarkan bahwa mereka ialah pemimpin saat ini dan dalam hal ini memiliki kepentingan yang lebih besar seperti apa masa depan mereka, nantinya. Lebih urgen lagi generasi muda, mestinya diberi motivasi bahwa mereka juga bisa menjadi penggerak utama dalam kekuatan kreatif dan sekaligus sebagai sumber inovasi yang dinamis dalam perpolitikan di dalam sebuah negara.

Eksistensi kaum muda tidak lagi diragukan sepanjang sejarah dan mereka terus berpartisipasi dalam aktivitas politik serta selalu saja berkontribusi. Bahkan, mengatalisis berbagai perubahan penting dalam sistem politik yang sedang berjalan secara dinamis. Hal semacam itu bisa terlihat secara langsung seperti pada problem tentang pembagian kekuasaan dalam politik.

Generasi muda dan perubahan politik Partisipasi generasi muda akan lebih mendorong dan mempromosikan debat yang bermakna dan terus menarik ketika kaum muda mengangkat suara mereka, dengan organisasi-organisasi pemuda lainnya seraya mendorong berbagai perubahan politik yang terjadi. Generasi muda dalam hal ini sebetulnya bisa memberikan ide-ide baru dan termasuk di dalamnya kepemimpinan baru yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk negara.

Perlu diberi catatan utama bahwa generasi muda, yang notabenenya memiliki banyak problem dalam fakta sosial, tetapi tentang problem yang terfokus pada tanggung jawab secara langsung pada sebuah kekuasaan masih kurang atau bahkan pada level tertentu belum pernah diembannya. Kalau diberi kepercayaan (kekuasaan), generasi muda akan lebih memahami satu sama lain dan dapat memberikan bagaimana cara terbaik untuk meningkatkan mutu generasi baru terhadap kebijakan yang merupakan alat pengambil tindakan pembangunan.

Ada banyak cara untuk membawa generasi muda lebih dekat pada lingkungan politik. Dengan berpartisipasi dalam dewan penasihat atau dewan pemuda setempat, ataupun kaum muda dapat bertemu dengan politisi lokal, ataupun duta besar atau mungkin bisa menghadiri pertemuan dewan kota. Oleh karena itu, dengan menyaksikan dan terpisah dari acara-acara ini, kaum muda akan mendapatkan pemerintahan langsung dan hubungan internasional.

Para pemuda kemudian mendapatkan pandangan pertama tentang bagaimana keputusan dibuat di pemerintah daerah, yang berguna bagi mereka karena mereka dapat melihat secara langsung bagaimana keputusan itu memiliki dampak langsung pada kehidupan mereka. Lebih dari itu, hal ini sudah bisa memberi mereka sebuah platform untuk terus melakukan advokasi pemuda dan memperjuangkan inklusivitas bagi generasi muda di semua tingkatan bidang profesional dan sosial.

  1. dalamnya secara langsung terserap sosoknya sebuah perpolitikan, yakni pembangunan politik. Generasi muda dan pemilu Tentang generasi muda dan partisipasi dalam pemilu sering menjadi bahan perdebatan hingga dewasa ini, dalam tanda petik. Saya menyebutnya dalam tanda petik dengan analisis sebagai berikut.

Di satu pihak, generasi muda sering dianggap menjadi kelompok masyarakat yang paling tidak peduli atau acuh tak acuh dengan masalah politik. Bahkan, sering kali mengalami putus hubungan dengan komunitasnya yang tidak berminat pada proses politik dan persoalan politik, yang memiliki tingkat kepercayaan rendah pada politisi serta sinis terhadap berbagai lembaga politik dan pemerintahan (Sinisme Politik di Www.nttsatu.com, 6/11/2022).

Pandangan itu sering dibenarkan dengan data yang menunjukkan generasi muda yang terjun ke dunia partai politik relatif sedikit dan mereka lebih memilih menjadi golput pada pemilu. Pada pihak lain, generasi muda justru dinilai sebagai kelompok yang paling peduli terhadap berbagai isu politik.

Hal tersebut menunjukkan generasi muda betul-betul mampu mengemukakan preferensi dan minat mereka terhadap politik. Sebagian dari mereka bahkan lebih aktif dari kebanyakan generasi yang lebih tua. Mereka juga menginginkan agar pandangan mereka lebih didengar dan dipahami. Namun, bentuk partisipasi politik generasi muda dewasa ini lebih menunjukkan perubahan jika dibandingkan dengan generasi pendahulunya.

Jika pada generasi pendahulu bentuk partisipasi politik lebih bersifat konvensional seperti aksi turun ke jalan melakukan demonstrasi, perilaku politik generasi muda era sekarang ini dipandang sebagai sesuatu yang 'baru' karena tidak pernah terjadi pada satu dekade yang lalu (partisipasi politik melalui internet dan media sosial).

Tindakan politik generasi muda masa kini memiliki sifat cenderung lebih individual, bersifat spontan, berdasarkan isu tertentu, dan kurang terkait dengan perbedaan sosial. Bagi kebanyakan generasi muda menurut hemat penulis, politik (baca: ilmu politik) termasuk bidang yang kurang bahkan tidak diperhatikan mereka.

Menurut mereka kebebasan politik ialah salah satu cara untuk melarikan diri dari hal-hal yang terkait dengan politik. Dalam cara apa pun politik termasuk menjadi panglima bagi negara karena generasi muda (kitalah) yang harus memilih jabatan-jabatan dari pihak pemerintah; di sinilah presiden dan partai yang akan menjalani idealisme mereka bagi Indonesia.

Generasi muda, seperti kata Aristoteles tentang cita-cita politik (Thomas T Pureklolon, Negara, Masyarakat dan Kedaulatan, 2022:107) memiliki adanya kebiasaan berbicara sebagai mekanisme penyelesaian masalah (khususnya di Athena karena Sparta lebih kental dengan budaya kekuatan fisik).

Mekanisme tersebut merangsang masyarakat untuk berdiskusi dan berargumen. Kebudayaan berbicara dan berdiskusi merangsang pribadi untuk memahami dan mengkritisi lebih jauh mengenai hal-hal yang mengenai bahan pembicaraan. Adanya kebudayaan berbicara dan berargumen juga meningkatkan daya pikir dan analisis terhadap masalah-masalah yang dikemukakan.

Terhadap mekanisme penyelesaian masalah, generasi muda semestinya bisa melihat dan memahami politik (baca: ilmu politik) demi kejujuran, kedamaian, dan keadilan dalam aktivitas perpolitikan termasuk memilih pemimpin secara etis yang sesuai untuk negara Indonesia. Untuk apa? Untuk masa depan bangsa dan negara, termasuk masa depan generasi muda yang tidak berkesudahan.

Penulis: Dosen Ilmu Politik FISIP Universitas Pelita Harapan

Sumber:mediaindonesia.com