Putra Kempat Sultan Kasim I, Tengku Ngah Pegang Bagansiapiapi

Penulis : Datuk H.Yan Faisal
(Dewan Pakar Jaringan Media Siber Kab.Rohil)
 

ROHIL (Surya24.com) - Sejarah panjang Kesultanan Siak Sri Indrapura sangat menarik untuk di simak dan ditelusuri hingga saat ini.

Karena Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan empayer besar dan memiliki banyak negeri taklukan cukup kuat dan dikenal pada masanya.

Pendiri Kerajaan Siak Sri Indrapura Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah memerintah dari Tahun 1725 M sampai 1746 M, beliau merupakan putra Sultan Mahmud Rukyat Syah dengan Encik Pong putri Datuk Laksamana Maharaja Serkam.

Raja Pertama inilah yang menyusun sendi-sendi dan aturan serta undang-undang di Kerajaan Siak.

Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah disebut juga Raja Kecik beristrikan Tengku Kamariah Binti Sultan Abdul Jalil Syah dan memiliki beberapa orang istri lainya.

Sejarahpun terus berjalan dari Sultan Pertama dan berlanjut hingga sampai kepada Sultan Kasim I Ibni Almarhum Wall Sultan Tengku Syed Muhammad naik tahta pula pada Tahun 1864 merupakan Sultan Siak Sri Indapura ke 10 yang memerintah.

Dimasa Sultan Kasim I inilah   perkembangan semakin maju dan Siak semakin di kenal dengan luas wilayahnya. Sultan Kasim I mengangkat Tengku Ngah atau Syed Hasyim Putra Kempatnya memegang kendali Pemerintahan di Bagansiapiapi.

Pertimbangan Sultan mengangkat Tengku Ngah (Syed Hasyim) karena untuk memberikan pelayanan pemerintahan terbaik untuk masyarakat Bagansiapiapi.

Dimana saat Tengku Ngah memegang kendali pemerintahan di Bagansiapiapi di Tahun 1874 di Negeri Bagansiapiapi ini dihuni berbagai suku, namun ada 4 suku besar melayu diantaranya, meliputi Suku Hamba Raja, Aru, Bebas dan Rao juga ada 11 suku di Tanah Putih sekitarnya.

Tahun 1874 Masehi ini Tengku Ngah menerajui pemerintahan yang hubunganya garis lurus kepada ayahandanya Sultan Kasim I, yang kelak hingga kini disebut Marhum Mahkota.

Karena Mahkota Kesultanan Siak Sultan Kasim I ini yang membuatnya terbuat dari emas dan permata berharga yang kelak di serahkan Sultan Syarief Qasim II kepada Pemerintah RI di awal kemerdekaan melalui Presiden Soekarno, konon untuk membantu dan kendukung Negara yang baru merdeka ini, medio Agustus 1945.

Lalu sejarah mencatat Tahun 1874 M Bagansiapiapi mayoritas di huni kalangan pribumi dan menjadi Bandar kecil lalulintas perdagangan di Selat Malaka.

Sedangkan etnis China atau Tiongkok belum ada di Bagansiapiapi dan Sultan Kasim I melihat perkembangan Bagansiapiapi yang pesat dan Bandar persinggahan kapal-kapal besar milik saudagar dari Malaka, Seremban Negeri Sembilan, Selangor, Tumasik (Singapura) dan milik Bangsa Erova yang berlayar di Selat Malaka lalu membangun kota Bagansiapiapi.

Syed Hasyim atau Tengku Ngah anak keempat Sultan Kasim I ini bekerja cukup baik dengan meningkatnya cukai atau pajak sebagai pundi-pundi keuangan pemerintahan Kerajaan Siak saat itu.

Balancenya, beberapa bangunan di peruntukan dan di bangun di Bagansiapiapi pada masa itu.

Sultan Syarif Kasim I ini mangkat (meninggal) Tahun 1889 M di makamkan malam 26 Syafar 1307 H dengan Gelar Marhum Mahkota .

Dari catatan sejarah panjang Kesultanan Siak Sri Indrapura terkhusus Bagansiapiapi ditemukan catatan bahwa kedatangan perantauan Tionghua dari Yunan dan Haylam ke Bagansiapiapi diawal Abad 19 atau Tahun 1900 di masa pemerintahan Sultan Syarief Hasyim Abduljalil Syaifuddin naik Tahta Tahun 1889 M.

Sultan inilah yang membuat Babul Qowaid (Indung Persukuan) pintu segala pegangan baik pemerintahan, batas kekuasaan Kesultanan Siak dan hukum saat itu.

Dalam catatan sejarah awal kedatangan perantauan Tionghua (China) sebelum menetap di Bagansiapiapi saat 18 Suku dari daratan Tiongkok terusir dari Songkhla di Thailand dan terus mengembara dengan perahu (tongkang) hingga akhirnya terdampar di Bagansiapiapi dan menetap disini.

Lalu mulailah diberi izin tinggal dan membangun sebuah kelenteng yang diberi nama Ing Hock King selesai di bangun Tahun 1928.

Namun tunduk dan takluk dibawah pemerintahan Kesultanan Siak yang saat itu di terajui Tengku Ngah sebagai wakil Sultan Siak di Bagansiapiapi sehingga berakhirnya pemerintahan Kesultanan Siak di awal kemerdekaan dengan silih bergantinya Penguasa Bagansiapiapi seperti Datuk Encik Sontel, Datuk Comel dari keturunan Silsilah Datuk Pesisir. (***)