Terungkap Berkali-kali Bung Hatta Diteror PKI

Mohammad Hatta. (dok:©Koleksi pribadi keluarga/merdeka.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Mohammad Hatta dikenal sebagai tokoh antikomunis. Partai Komunis Indonesia (PKI) kerap melakukan aksi teror pada Bung Hatta. Terlebih saat Hatta tidak lagi menjabat sebagai wakil presiden. Suatu malam di tahun 1965, Bung Hatta sedang berada di Bali. Massa PKI berkumpul di sekitar tempat Bung Hatta menginap.

Dikutip dari merdeka.com, mereka sengaja unjuk kekuatan di sana. Beberapa di antaranya melontarkan caci maki pada sang proklamator.

Sekretaris Bung Hatta, I Wangsa Widjaja menceritakan kejadian malam itu. Dia sebenarnya panas mendengar cacian para anggota PKI itu. Namun Wangsa memilih tidak melawan.

"Saya pikir lebih baik menghadapi mereka dengan kepala dingin," kata Wangsa yang melihat keadaan dengan kepala polisi setempat.

Tidak terjadi insiden malam itu. Bung Hatta pun pulang dari Bali dengan selamat. Tak lama kemudian meletuslah peristiwa Gerakan 30 September 1965.

Teror untuk Bung Hatta

PKI telah lama mengincar Bung Hatta. Sejak 1957, mereka telah melakukan berbagai intimidasi. Misal, aparat yang diduga prokomunis menghentikan mobil Bung Hatta dan menggeledahnya.

Hal ini sengaja dilakukan untuk menunjukkan ketidaksukaan mereka pada mantan wapres tersebut.

Putri Bung Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta berkisah jika orang-orang PKI mencoreti pagar rumah dengan kata-kata 'Ganyang Hatta'. Mereka juga berteriak-teriak dan menggelar aksi massa di kediaman proklamator RI tersebut.

"Rumah kami dilempari batu hingga masuk ke pekarangan," ujar Gemala dalam buku Bung Hatta di Mata Tiga Puterinya yang diterbitkan Penerbit Kompas tahun 2015.

'Orang-Orang Dekat Hatta'

Teror tak cuma dialami oleh Bung Hatta dan keluarganya. Orang-orang yang dianggap dekat dengan Bung Hatta pun menerima teror tersebut.

Kisah ini dituturkan oleh Sekretaris Bung Hatta, I Wangsa Widjaja dalam buku Mengenang Bung Hatta yang diterbitkan Toko Gunung Agung.

Tahun 1964, Wangsa mendapat informasi dari kawannya di kepolisian agar berhati-hati. Ada perintah kepada polisi untuk menangkap orang-orang dekat Bung Hatta.

"Ada perintah dari atas untuk menangkap Bung. Tapi perintah itu belum dilaksanakan karena tidak ada perintah tertulis," kata polisi itu.

Rumah Wangsa dua kali digeledah oleh aparat. Mereka mencari dokumen yang dianggap penting. Namun tidak ada yang bisa ditemukan di rumah sekretaris Bung Hatta.

"Pada waktu itu mereka hanya menemukan dokumen yang tidak terlalu penting, yang kemudian mereka bakar di halaman rumah saya," kenang Wangsa.

Satu tahun setelah mendapat peringatan tersebut, meletuslah G30S. Wangsa dan orang-orang dekat Bung Hatta pun selamat dari penangkapan.***