Ramai soal iPhone ‘Kebal’ Modus Penipuan Ekstensi APK, Benarkah? Simak Yuk

(tangkapan layar akun twitter @tanyakanrl)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Sebuah unggahan yang menunjukkan ponsel iPhone disebut tidak bisa membuka modus penipuan dengan ekstensi APK, viral di media sosial, Twitter. Twit viral itu diunggah oleh akun ini pada Sabtu (4/2/2023). Tangkapan layar itu memuat percakapan pesan lewat aplikasi WhatsApp yang menyebut bahwa ekstensi APK yang dikirimkan tidak bisa dibuka oleh pengguna.

"Tidak kebuka ya," terang penerima pesan. "Kak ada handphone lain selain iPhone?" tanya pengirim modus penipuan lewat ekstensi APK.

Dikutip dari kompas.com, hingga Senin (6/2/2023), unggahan tersebut telah dikomentari hingga 977 warganet, dibagikan kepada 2.028 akun, dan disukai hingga 21.400 pengguna Twitter.

Komentar warganet

Ratusan warganet meninggalkan komentar dalam unggahan viral itu. Beberapa di antaranya mempertanyakan apakah pengguna Iphone "kebal" teradap modus penipuan yang kini sedang marak terjadi.

"Jadi kalau kalian g***** tapi kaya beli iphone aja, dijamin gak ketipu kek ginian, kan gak bisa diinstall wkwk," tulis akun ini.

"Mjb mau nanyaa semuaa scammer ini gabisa kedw di iphone kah?" tanya warganet lain.

"Kalau pakai APK cuma bisa di android, tapi di ios (iphone/ipad) masih tetep bisa kena kalo scammernya pake link. Jadi pake hp apapun harus waspada kalo mau klik link mencurigakan. Coba tonton video ini buat tau modusnya," ungkap akun ini

. "Maksudnya kalo iphone knapa? ga bisa diretas gtu?" kata akun lainnya. Lantas, benarkah pengguna iPhone bisa "kebal" terhadap modus penipuan yang mengirimkan ekstensi APK?

Penjelasan ahli keamanan siber Pengamat keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya membenarkan bahwa pengguna iPhone "kebal" terhadap modus penipuan yang mengirimkan ekstensi APK. "Iya benar," ucapnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (5/2/2023).

Alfons menjelaskan bahwa aplikasi yang dikirimkan oleh penipu umumnya memiliki ekstensi APK atau Android Package Kit. "(APK) dibuat menggunakan program Android Studio dan memang hanya bisa dijalankan di ponsel Android, itu alasan pertama," terang Alfons.

Alasan lainnya, Alfons menyebutkan bahwa iPhone menerapkan kebijakan di mana ponsel tersebut dilarang menginstall aplikasi di luar Apple Store. Hal tersebut bertolak belakang dengan Android. "iPhone "andaikan" ada aplikasi yang bisa dijalankan di iPhone, itu kebijakannya beda dengan Android. Di mana mereka tidak diperbolehkan install aplikasi dari luar Apple Store," ucap Alfons.

"Jadi ya tidak akan bisa andaikan aplikasinya kompatibel dengan iPhone. Kecuali iPhone-nya di root," imbuhnya.

Namun, menurut Alfons, sangat sedikit pengguna iPhone yang melakukan root pada ponselnya. Sebab, hal itu bisa membatalkan garansi dan tidak akan dijamin Apple.

Berbeda dengan iPhone yang melarang install aplikasi di luar App Store, Android justru menerapkan kebijakan sebaliknya. Namun, kebijakan ini bukan menjadi kerugian. Sebab Android ingin memberikan fleksibilitas bagi pengguna.

"Android membolehkan instal aplikasi dari luar Play Store karena ingin memberikan fleksibilitas bagi pengguna Android yang ingin membangun aplikasi di luar Play Store," jelas Alfons.

Sebagai bentuk keamanan, sistem Android memberikan fitur peringatan yang akan muncul ketika penggunanya meng-install aplikasi pencuri. "Minimal ada dua peringatan yang muncul," kata Alfons.

Pertama, peringatan bertuliskan "Apakah anda yakin ingin menginstal aplikasi dari sumber yang tidak dikenal?".

Selain itu, pada mode pengelola file, pengguna Android juga perlu mengaktifkan izin pemasangan aplikasi yang tidak diketahui. Sebab, setting-an di awal tidak memperbolehkan izin pemasangan aplikasi yang tidak diketahui alias non-aktif.

Kedua, peringatan akses yang biasanya muncul ketika pengguna Android mulai menjalankan aplikasi. "Itu harus diizinkan dulu oleh pengguna, baru aplikasi pencuri SMS bisa diinstal," tandas Alfons.

Menurut Alfons, maraknya modus penipuan melalui pesan yang dikirimkan ke ponsel bukan serta merta menunjukkan bahwa sistem Android tidak aman. Sebaliknya, aksi penipuan itu menunjukkan bahwa pengguna masih kurang literasi terhadap keamanan penggunaan ponsel mereka.

"Jadi sebenarnya bukan Android tidak aman, melainkan karena user-nya agak gaptek dan Android fleksibel sehingga memberikan lebih banyak pilihan dan kebebasan kepada penggunanya," tutur Alfons.

Berbeda dengan pengguna iPhone yang dilarang instal aplikasi dari luar Apple Store.***