Ini Kata Dosen di Pekanbaru yang Bawa Anak SD Mancing Tanpa Izin, Keluarga Kira Diculik

PEKANBARU (Surya24.com)  - Dosen universitas swasta di Pekanbaru, Prof SP akhirnya buka suara setelah membawa anak kelas 5 SD pergi mancing tanpa izin. Apa kata Prof SP?

"Miskomunikasi saja, yang anak tetangga berbohong katanya mau ikut sudah izin orangtua," terang SP kepada detikSumut, Senin (6/2/2023).

Meskipun begitu, ia mengaku keliru tidak memastikan kepada orang tua ZR terkait izin tersebut. SP mengaku saat itu buru-buru untuk berangkat mancing karena ia takut kemalaman.

Selain itu, ZR disebut sudah izin kepada orang tuanya karena baru libur. Sehingga SP memastikan tidak ada niat lain saat membawa ZR kecuali mengajak mancing.

"Saya pun keliru tidak klarifikasi ke orang tuanya karena buru-buru harus berangkat takut keburu malam," katanya.

Terkait kekeliruan tersebut, SP mengaku sudah menyampaikan permintaan maaf pada keluarga. Permintaan maaf kepada keluarga disampaikan saat mengantarkan anak tersebut pulang ke rumahnya malam kemarin.

"Saya sudah minta maaf ke keluarganya khilaf tidak minta izin langsung ke orang tua. walaupun bukan Prof yang mau bawa, justru anaknya mendesak minta ikut," kata SP.

 

"Ke depan semoga menjadi pelajaran pada siapa saja untuk tidak terulang kembali. Kalau jaman saya dulu tak berani bohongi orang tua. Itu prinsip yang saya pegang," kata SP.

Sebelumnya SP nyaris diamuk warga. Hal itu karena SP membawa anak kelas 5 SD tanpa izin orang tua lebih dari 24 jam dengan alasan pergi memancing.

Informasi diterima, insiden bermula dari anak berinisial ZR (12) yang hilang dari rumah sejak 4 Februari lalu, sekitar pukul 20.00 WIB. Bahkan orang tuanya tak tahu kemana ZR pergi.

Setelah dicari dan ditanyakan ke sejumlah kerabat, keluarga pun mendapat kabar. ZR ternyata dibawa seorang dosen berinisial SP pakai mobil melintasi komplek tempat tinggal.

"Ceritanya kemarin malam ponakan kami pergi, bapak ini (SP) yang bawa sekitar pukul 20.00 WIB. Jadi sekuriti perumahan tahu ponakan kami ini dibawa, (SP) dosen," terang paman ZR, Sulaiman saat dimintai konfirmasi.

Keluarga dapat kabar ZR diduga dibawa pergi mancing oleh SP. Padahal kedua orang tua ZR sama sekali tak mengenal dosen yang masih aktif mengajar tersebut.

Keluarga yang panik terus melakukan pencarian hingga Minggu (5/2) malam. Lalu sekitar pukul 21.40 WIB, keluarga pun memutuskan untuk mendatangi Polsek Siak Hulu karena tak kunjung dapat kabar dan kepastian.

"Hanphone dan semua keluarga dosen ini sudah kita tanya. Tidak ada yang tahu sama sekali, anaknya kita hubungi juga enggak tahu. Tadi malam kami keluarga memutuskan untuk datang ke Polsek Siak Hulu," kata Sulaiman.

Setiba di Polsek, keluarga mulai berdiskusi soal kronologi hilangnya ZR. Termasuk SP yang diduga membawa ZR pergi tanpa izin dari rumahnya malam hari.

Saat diskusi dengan petugas piket SPKT Polsek Siak Hulu. Tiba-tiba saja handphone keluarga berdering, kerabat SH memberi kabar keduanya terdeteksi di Pelalawan.

"Keluarga dosen ini minta kami jangan melapor dulu karena sudah tahu beliau ada di Pelalawan. Sudah ditemukanlah intinya, jadi kami tunda melapor," kata Sulaiman.

Sekitar 1 jam kemudian atau pukul 22.45 WIB, SP tiba di rumah ZR. Di situ keluarga dan warga telah ramai menunggu, bahkan sejumlah kerabat terlihat emosi.

Tangis keluarga pun pecah melihat ZR tiba di rumah. Bahkan beberapa kerabat ZR pun ikut mencecar SP yang membawa ZR tanpa izin dari kedua orang tuanya selama lebih dari 24 jam.

"Alhamdulillah sudah pulang. Alasan dibawa mancing, tapi ini masih kami dalami karena memang sama sekali tidak ada izin sama keluarga, orang tua ponakan kami ini juga tidak kenal sama dosen ini," katanya.

Setelah pulangnya ZR, keluarga masih mempertimbangkan untuk melaporkan sang dosen ke polisi. Keluarga masih menunggu penjelasan lengkap SH kepada pihak keluarga yang membawa anak di bawah umur tanpa izin dan membuat keluarga gelisah karena sempat mengira diculik.***