Pengalaman Misteri Mas Daryo Berawal Cari Juru Pijat, Eee Tahu-tahunya Dititipi Ini

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM)-Saat mampir di warung susu jahe, Daryo basa-basi bertanya pada penjaga warung, “Mas, Mas, tahu nggak, pijat yang enak di mana, ya?"

Mas Warung berdeham, lalu menjawab, “Aku nggak tahu juga, Mas.”

Hingga akhirnya, Mas Warung berdeham lagi dan mulai bicara, “Mas, aku sebenarnya jadi ingat pengalaman pijat. Tapi mengerikan…”

Pengalaman mistis itu dialami sebelum Mas Warung bekerja menjadi penjual susu jahe.

Badannya pernah lungkrah dan drop sepulang kerja. Ia ingin pijat, tapi tidak tahu tempat pijat yang ampuh. Teman satu kosnya merekomendasikan pijat di dekat kompleks candi.

Sampai lokasi, hal janggal pertama yang ia tangkap setting lokasi pijat dengan background kain hitam, kamarnya harum dupa, dan penuh dengan bunga.

“Pasti kecapean ya, Mas?" kata tukang pijat.

“Ya udah, langsung rebahan di ranjang saja, Mas. Mijatnya nggak pakai keris kok. Nggak usah takut. Santai aja, nggak sakit dan cepat.”

Tukang Pijat mengeluarkan gelas kecil tempat menaruh dupa, kemudian menyalakan dupa dengan korek gambar kucing.

Suasana jadi semakin aneh. Seolah-olah, ketika menyalakan dupa, ibarat menyalakan AC.

Kelambu hitam seperti tertiup angin. Angin dari mana, lha wong ruangannya tertutup! Benar saja, gelas yang ditaruh dupa tadi jadi metode memijatnya.

Gelas digerakkan naik turun, atas bawah, mengeksplor badan Mas Warung. Prosesnya tak terlalu lama, tapi badan rasanya hangat.

Setelah selesai pijat badan terasa enak, tapi setelah satu bulan berlalu, Mas Warung selalu kepikiran untuk pijat lagi. Seperti ketagihan. Dua bulan berlalu, Mas Warung masih kepikiran yang sama.

Nah, pada bulan ketiga, terjadilah hal aneh. Mas Warung lemas mendadak. Kerja tidak semangat. Yang selalu diingat adalah pijatan si tukang pijat.

Kakaknya langsung mengajak pulang ke kampung karena khawatir. Baru sampai rumah, nenek Mas Warung langsung bertanya, “Kamu bawa siapa itu, kok ada tiga orang?” Mas Warung dan kakaknya kaget.

Menurut pandangan Nenek, Mas Warung menggendong tiga orang gaib di punggungnya.

Tanpa babibu, badan Mas Warung diurut dengan minyak kelapa, minyak buatan Neneknya. Mas Warung berteriak karena rasanya seperti terbakar.

Badannya langsung gosong, punggungnya panas cekit-cekit seperti ditusuk jarum. Mas Warung diminta tidak mandi dulu kalau badan belum enak betul.

Karena tidak tega, Ibu Mas Warung hampir mengoleskan salep agar luka di badan anaknya kering, tapi dilarang Nenek.

Keesokan harinya badan Mas Warung mulai mendingan. Nenek memandikan cucunya itu dengan air biasa.***