Punya Suami Ular Mbak Min Rela Jadi Perempuan Jomblo, Kok Bisa?

(Dok: Pramono Estu)

JAKARTA (SURYA24.COM) -Warga sekitar hanya menhenal dia sebagai perempuan jomblo, padahal menutus pemikirannya sendiri, ia punya suami meski berupa heean melata ular sanca.

"Gandos, yuk mandi sekarang ya”, ajak Mbak Min kepada Gandos dengan suara lembut.

Gandos tidak menjawab dengan kata-kata. Hanya menganggukkan kepala. Keduanya kemudian menuju kamar mandi. Dengan penuh kasih sayang Mbak Min memandikan Gandos.

Sekujur tubuhnya digosok dengan sabun wangi. Berkali- kali tubuhnya diguyur air. Seperti biasa, sehabis mandi Gandos berjemur di halaman depan.

Tidak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Tidak rikuh dan malu Gandos selalu bertelanjang bulat.

Gandos memang bukan manusia. Dia adalah sekor ular Sanca atau orang Jawa menyebut ula sawa.

Berjenis kelamin jantan. Panjang badannya enam meter. Ibarat seorang pria, Gandos berbadan kekar dan gempal.

Akan halnya Mbak Min, orang mengenal dia adalah seorang perempuan jomblo. Usianya empatpuluh tiga tahun. Sejak remaja Mbak Min dikaruniai bisa berkomunikasi atau berbicara dengan ular. Utamanya dengan ular Sanca.

Sejak lama Mbak Min memelihara ular Sanca yang dia beri nama Gandos.

‘Tresna jalaran saka kulina’, begitulah yang terjadi atas Mbak Min dengan Gandos, ular peliharaannya.

Setiap ada pemuda yang mengadakan ‘pedekate’ kepada Mbak Min, Gandos sepertinya tahu. Ular Sanca bernama Gandos itu tidak berkenan jika Mbak Min dipersunting oleh seorang pria.

Jika sudah begitu, marahnya sering tidak terkendali. Gelas, piring, dibanting. Meja dan kursi dibelit kuat- kuat. Kaki- kakinya sampai patah.

Mbak Min pun merasa dihadapkan pada dua pilihan. Memilih Gandos sebagai teman hidup selamanya atau menikah dengan manusia biasa. Dengan konsekwensi dia harus berpisah dengan Gandos.

Mbak Min pun menentukan pilihan. Dia memutuskan memilih opsi yang pertama. Kadung sayang dengan ular peliharaannya, Gandos akhirnya dijadikan sebagai teman hidup selamanya alias suami tercintanya.

Meski warga sekitar tahunya Mbak Min adalah seorang perempuan jomblo. Namun bagi Mbak Min dia tidak pernah merasa kesepian.

Setiap saat, kapan saja, mbak Min bisa berseloroh, berbagi pengalaman, bahkan kadang juga sering beradu pendapat dengan Gandos, suami tercintanya.

Yah, dalam keseharian, Mbak Min selalu ada teman yang bisa diajak greneng- greneng. Beruntung Mbak Min dikaruniai kemampuan bisa berbicara dengan ular, khususnya ular sanca.

Dalam keseharian dia amat bahagia dan enjoi hidup bersama dengan Gandos, suaminya. Dia cuek bebek dengan celotehan warga sekitar yang sering membicarakan dirinya.

“Biarin. Lama- lama juga diam dengan sendirinya”, begitu ujarnya.

Tidak ubahnya dengan pasangan suami- isteri pada umumnya, pada saat- saat tertentu antara Mbak Min dengan Gandos terjadi beda pendapat.

Merasa bosan di rumah, sekali-sekali Gandos ingin mencari angin, jalan- jalan keluar rumah. Namun hal itu tidak diizinkan oleh Mbak Min.

“Jangan ah, Kang. Kalau sampai terjadi apa- apa atas sampeyan, kan aku yang repot”, ucap Mbak Min.

Keinginan Gandos akan menghirup udara segar di luar rumah sepertinya tidak bisa ditahan. Suatu malam saat Mbak Min tertidur pulas, Gandos tleser- tleser keluar rumah lewat pintu dapur yang bolong bagian bawahnya.

Lewat sebuah kandang ayam, Gandos melihat ada beberapa ekor ayam di dalamnya. Hatinya tergoda untuk memangsa ayam itu barang seekor. Kebetulan sudah tiga hari perutnya kosong, belum terisi apa- apa.

 

Rupanya malam itu adalah malam naas bagi Gandos. Seekor ayam jantan besar yang berhasil dia tangkap, lepas dari mulutnya. Ayam jago tersebut nglubuk. Terjadi gaduh di dalam kandang.

Pak Sumtani pemilik ayam terbangun. Mendapati ayam- ayam piaraannya gaduh, dan melihat ada seekor ular sanca di dalamnya, spontan pemilik ayam tersebut memukul kentongan keras- keras.

Dalam waktu singkat tetangga- tetangga Pak Sumtani berdatangan. Tak urung Gandos ditangkap warga beramai- ramai. Dibawa ke rumah Boneng, seorang pencari ular.

Untuk sementara Gandos dikerangkeng, dimasukkan ke dalam bekas bak mandi. Terjadi tarik ulur ketika Mbak Min akan meminta ular Sanca tersebut dari tangan Boneng.

“Jika tidak ada uang tebusan, tidak akan aku berikan”, ujar Boneng kekeh.

Cukup banyak uang tebusan yang diminta Boneng. Tidak kurang dari lima juta rupiah kontan.

“Nah, apa kataku, Kang. Jika terjadi apa- apa atas sampeyan, kan aku yang repot”, keluh Mbak Min. - Semua nama samaran. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *