Ada-ada Saja Ilmuwan Ini Ciptakan Jam Kiamat, Katanya Bisa Prediksi Akhir Dunia?

(Dok:satuviral.com)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Sekelompok ilmuwan bernama The Bulletin of the Atomic Scientist ciptakan “Doomsday Clock” atau jam kiamat yang bisa memperkirakan akhir dunia. Jam tersebut diletakkan di kantor The Bulletin, rumah untuk Harris School of Public Policy, University of Chicago.

     Para ilmuwan tersebut adalah bagian dari Proyek Manhattan di Universitas Chicago yang membantu pembuatan bom atom, tetapi di sisi lain ikut memprotes penggunaannya terhadap masyarakat.

    Doomsday Clock dibuat sebagai bentuk peringatan kepada manusia seberapa dekat kita dengan kehancuran dunia akibat teknologi berbahaya yang dibuat oleh manusia sendiri.

    Melansir dari situs resmi University of Chicago Office of Communications, Jam Kiamat menunjukkan metafora menit menuju tengah malam sebagai berapa lama peradaban manusia dapat bertahan.

Asal Usul Jam Kiamat

  Dikutip dari satuviral.com, Jam Kiamat awalnya dibuat pada tahun 1947 karena adanya ancaman akibat senjata nuklir. Lalu pada tahun 2007, para ilmuwan mulai memasukkan bahaya perubahan iklim dalam pengaturan Jam Kiamat.

  Jam terjauh ditetapkan pada 17 menit hingga tengah malam pada tahun 1991, setelah runtuhnya Uni Soviet dan penandatanganan perjanjian START.

    Salah satu pengaturan jarum jam yang paling dekat dengan “akhir dunia” adalah dua menit sebelum tengah malam. Pengaturan tersebut dibuat pada tahun 1953 ketika AS dan Uni Soviet menguji senjata termonuklir, dan pada tahun 2018 karena kurangnya tindakan terhadap perubahan iklim dan tindakan para pemain nuklir.

    Namun, jarum Jam Kiamat untuk tahun 2020 hingga 2022 disetel 100 detik menuju tengah malam. Jadi, hanya sekitar 1,6 menit menuju tengah malam.

    Mengutip laporan BBC Future, Jam Kiamat dirancang untuk menunjukkan tingkat risiko yang kini dihadapi umat manusia. Pada tahun 2003, ahli kosmologi dan astronom Martin Rees mengatakan bahwa tidak lebih dari 50:50 kemungkinan peradaban di Bumi akan bertahan hingga akhir abad ini.

    Namun, SJ Beard mengartikan pergerakan Jam Kiamat ini sedikit berbeda dalam laporan yang sama. Tujuannya bukan untuk memberi tahu manusia seberapa besar risiko yang mereka hadapi, tapi bagaimana manusia akan merespons risiko tersebut.***