Tiga Pelajar di Makassar Tewas Diduga Dipaksa Minum Miras: Polisi Tangkap Anak Pak RT Terduga Penganiyaan

(Dok:twiiter/suara.com)

MAKASSAR  (SURYA24.COM) - Tiga pelajar di Kota Makassar tewas diduga akibat minuman keras (miras) oplosan. Satu di antara tiga pelajar itu diduga mengalami penganiayaan dan dipaksa untuk mengonsumsi minuman memabukkan tersebut. Dugaan ini diungkapkan Rahmawati, ibu salah satu korban setelah menerima video pesta miras para pelajar tersebut. 

    Rahmawati mengungkapkan, anaknya sempat mengalami penganiayaan dan direkam oleh rekannya di kamar kos Jalan Sanrangan, Kota Makassar, yang menjadi lokasi pesta miras. Dalam video yang dilihat Rahmawati memperlihatkan bagaimana penganiayaan terhadap Ahmad Alif (15). Dia sedang berpesta miras dan direkam teman yang lainnya. 

     Dua hari setelah itu, korban diketahui meninggal dunia meskipun sempat dibawa ke Rumah sakir dr Tadjuddin Chalid karena kondisinya lemas dan sakit di bagian perut serta kepala. Keluarga mendapati sejumlah luka di tubuh, diduga akibat dianiaya. 

     Dikutip dari sindonews.com,  pelaku yang diduga menganiaya Alif juga menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Daya. Sedangkan jenazah Alif sudah dimakamkan di TPU Laikang, Kota Makassar. 

    "Sebelum dirawat, anak saya kejang-kejang. Dia sempat cerita dipaksa dan ditahan oleh rekannya untuk berpesta miras oplosan yang berujung maut," kata Rahmawati.

     Dia menambahkan, sebelum mengembuskan nafas terakhir, anaknya sempat oleng dan muntah-muntah. Keluarga korban telah melaporkan kejadian ini ke Polda Sulawesi Selatan. Pihak keluarga berharap polisi segera bertindak dan memproses hukum para pelakunya.

 

    Sebelumnya, pesta miras oplosan di kamar kos oleh sejumlah pelajar digelar selama dua hari, Selasa (21/2/2023). Akibat pesta miras tersebut, tiga pelajar tewas menenggak alkohol 96 persen dicampur soft drink dan anggur merah. 

Polisi Tangkap Anak RT

   Sementara itu, Polrestabes Makassar menangkap seorang pelaku penganiayaan menjelang pesta miras oplosan yang menyebabkan tiga orang pelajar meninggal dunia.

   "Iya, sudah (ditangkap)," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Ridwan Hutagaol kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).

   "Pelaku anak pak RT, ada satu tapi anak purnawirawan tapi sudah meninggal juga bernama Rizky," sambungnya.

   Ridwan mengatakan penganiayaan dilakukan sebelum para korban dipaksa minum miras oplosan.

    "Satu orang aja yang melakukan penganiayaan, tapi masih kita dalami dulu untuk miras oplosan dan penganiayaannya," jelasnya.

    Orang tua korban meninggal akibat miras oplosan meminta polisi segera mengungkap kasus tersebut.

    Penganiayaan dilakukan sebelum pesta miras oplosan digelar. Salah satu korbannya berinisial AA (15) yang meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis.

    Orang tua AA sangat sakit hati atas peristiwa itu. Akibat pesa miras oplosan itu, tiga orang meninggal dunia dan lima orang menjalani perawatan medis.

    "Saya tidak terima anak saya kasih begitu. Sakit hati dikasih begini anak saya," kata Ibu AA, Rahmawati.

   Dia menanggapi video yang beredar sebelum pesta miras oplosan. Ia menyebut yang merekam video penganiayaan anaknya sebelum pesta miras adalah RF.

RF sendiri telah meninggal dunia usai pesta miras oplosan tersebut. "Temannya yang videokan yang meninggal juga. Kalau yang pukul orang luar, bukan temannya," ungkapnya.

Viral

    Kronologi kejadian nahas itupun beredar di twitter dan dibagikan oleh akun @jaesahiy_ melalui threadnya.

   "Jadi ini salah satu kasus mengenai temanku (korban) yang pelakunya sendiri melarikan diri dan sampai sekarang masih belum ditemukan," tulisnya, dikutip Rabu (1/3/2023).

    Adapun kronologis kejadian, diitulis suara.com, bermula saat keenam pelajar dan mahasiswa menggelar pesta miras oplosan di sebuah indekos di Jalan Sanrangan, Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, pada Selasa (21/2/2023) malam. 

   Keesokan harinya mereka kemudian menderita sakit perut hingga muntah dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia, sementara empat orang lainnya masih kritis.

   Kapolsek Biringkanaya, AKP Andi Alimuddin menyebutkan dua pelajar yang meninggal dunia usai pesta miras oplosan itu adalah AA (15) dan MRP (17). 

   "Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayang nyawanya tak tertolong," terang pemilik akun.

   Usai kejadian, pihak kepolisian menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari hasil olah TKP itu, polisi menemukan sebuah jerigen alkohol dengan kadar 96 persen, sebuah botol minuman bersoda dan sebuah botol anggur merah

    "Satu jerigen alkohol itu sudah habis. Jadi kami duga itu, mereka oplosan alkohol ini dengan minuman bersoda dan anggur merah," terang Kapolsek Biringkanaya, dikutip dari pernyataan pemilik akun.

   Dari pengakuan keluarga korban, salah satu korban dipukul kepala dan pelipisnya trus menerus hingga mengakibatkan lebam dan masih berbekas sampai dia wafat. 

   Korban pun sempat pulang pagi kerumah, dalam keadaan mabuk berat karena dipaksa oleh temannya. 

 

   Ia bahkan sempat ingin pulang kerumahnya, tapi diancam akan dibunuh kalau tidak ikut minum. 

    "Tetapi dari kasus tersebut, pihak kepolisian tidak menggubris tersangka dikarenakan orang tua tersangka adalah salah satu anggota polisi," ungkapnya. ***