Hacker Indonesia Sukses Bikin Geger Israel, Kok Bisa? Begini Ceritanya
JAKARTA (SURYA24.COM) -Seperti diketahui hacker adalah seseorang yang ahli dalam teknologi komputer dan memiliki pengetahuan mendalam tentang sistem komputer dan jaringan. Ada dua jenis hacker: white hat dan black hat. White hat hacker adalah mereka yang menggunakan keahlian teknologi mereka untuk membantu meningkatkan keamanan sistem komputer dan jaringan. Mereka melakukan ini dengan cara melakukan uji penetrasi (penetration testing) pada sistem untuk mencari kelemahan dan memberi tahu pemilik sistem agar mereka dapat diperbaiki sebelum orang jahat menemukannya.
Di sisi lain, black hat hacker adalah mereka yang menggunakan keahlian teknologi mereka untuk tujuan yang tidak bermoral atau ilegal. Mereka dapat mencuri informasi pribadi atau data sensitif, menghapus atau mengubah data, atau bahkan merusak sistem komputer atau jaringan. Dalam banyak kasus, tindakan mereka dianggap sebagai kejahatan dan dapat menghasilkan hukuman pidana.
Sekarang ada juga gray hat hacker, yaitu mereka yang tidak bertindak dengan niat jahat tetapi masih melakukan tindakan yang tidak sah seperti mengakses sistem tanpa izin untuk membuktikan kelemahan sistem. Mereka sering kali mencari pengakuan untuk keahlian teknologi mereka dan dapat memberi tahu pemilik sistem tentang kelemahan sistem mereka tanpa menimbulka
Bikin Geger
Pada 2022, hacker Bjorka membuat gempar karena membongkar data pribadi dari sejumlah perusahaan dan lembaga di Indonesia. Sejak saat itu, pemerintah melakukan pengejaran terhadap peretas hitam tersebut. Ternyata tidak hanya Bjorka, ada hacker lokal yang juga pernah mengguncang jagat dunia maya.
Mereka adalah Ganosec Team atau Garuda Anon Security. Kelompok peretas ini membantu Palestina melakukan serangan siber ke Israel pada 2021.
Tak tanggung-tanggung, Ganosec Team sukses membobol data pribadi milik Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, meretas situs dengan domain .il, meretas ratusan nomor WhatsApp penduduk, situs universitas dan ribuan akun email, serta kartu kredit yang dirilis oleh perbankan Israel. Mereka juga turut melampirkan nomor WhatsApp yang sudah diretas sebagai bukti.
Dikutip dari viva.co.id, Garuda Anon Security bermitra dengan Padang BlackHat dan DragonForce dari Malaysia yang baru-baru ini mengklaim telah meretas lima ribu CCTV Israel. Kemudian, kartu kredit Visa dan Mastercard yang dikeluarkan oleh bank Israel juga ikut diretas.
Tidak hanya Israel. Ganosec Team meretas situs negara-negara yang mendukung penindasan Israel atas Palestina.
"Halo warga dunia, pesan untuk Anda untuk berhenti mendukung negara Zionis Israel. Mereka adalah sebuah negara yang menghancurkan komunitas beragama. Mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan dan toleransi. Mereka adalah setan," bunyi pengumuman tersebut.
Tidak cuma Israel, Garnosec Team juga menyerang negara pendukungnya, Amerika Serikat (AS). Beberapa waktu yang lalu mereka berhasil meretas CCTV di negeri Paman Sam.
Presiden Israel Ungkap Situasi Negaranya Sangat Serius "IP access CCTV USA/America leaked by Ganosec team or Garuda Anon Security. The taller one is, the more one drop. #ISRAELSUPPORTSTOP," bunyi keterangan mereka, dikutip pada Senin, 20 Maret 2023.
Serangan siber juga dilakukan terhadap dua situs berbahasa Prancis, dua situs berbahasa Portugis, serta pusat data (database) Singapura.***