Bagaimana Rasanya Ramadan di Luar Angkasa? Ini Pengalaman Astronot Satu Ini

(dok:kompas.com)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Sebelum membahas bagaimana rasanya menjalankan ibadah puasa di luar angkasa. Tidak ada salahnya kamu mengetahui pernak-pernik profesi seputar astronot. Ya, astronot  adalah seorang individu yang dilatih secara profesional untuk melakukan misi di luar angkasa. Mereka bekerja di pesawat ruang angkasa, stasiun luar angkasa, dan berbagai proyek eksplorasi luar angkasa. Astronot adalah pahlawan modern yang memainkan peran penting dalam menjelajahi dunia luar dan membantu manusia memahami alam semesta.

Sejarah Astronot

Astronot pertama kali dilatih pada tahun 1959 oleh NASA (National Aeronautics and Space Administration) untuk melakukan misi luar angkasa. Pada tahun 1961, Yuri Gagarin menjadi orang pertama yang melakukan penerbangan luar angkasa dan menjadikannya sebagai astronot pertama. Pada tahun yang sama, Alan Shepard menjadi astronot Amerika Serikat pertama yang melakukan penerbangan luar angkasa.

Pada tahun 1969, Neil Armstrong menjadi astronot pertama yang berjalan di bulan selama misi Apollo 11. Sejak saat itu, ribuan astronot telah melaksanakan misi luar angkasa untuk mempelajari alam semesta dan memajukan teknologi yang dapat membantu manusia.

Kualifikasi Astronot

Seorang astronot harus memenuhi sejumlah persyaratan yang ketat untuk dapat melakukan misi luar angkasa. Mereka harus memiliki gelar sarjana dalam bidang teknik, sains, atau matematika. Mereka juga harus memiliki pengalaman kerja minimal tiga tahun dalam bidang terkait, seperti penerbangan atau teknologi.

Selain itu, calon astronot harus memiliki kondisi kesehatan yang sangat baik dan harus melalui serangkaian tes fisik dan psikologis untuk mengetahui apakah mereka cocok untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa. Mereka juga harus menguasai bahasa Inggris dengan baik dan harus siap mengikuti pelatihan selama dua tahun sebelum melakukan misi luar angkasa.

 

Tugas Astronot

Tugas utama astronot adalah melakukan penelitian dan eksplorasi di luar angkasa. Mereka sering melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa untuk melakukan eksperimen dan mengumpulkan data tentang alam semesta. Astronot juga melakukan perjalanan ke bulan dan planet lain untuk mempelajari permukaannya dan mencari tanda-tanda kehidupan.

Selain itu, astronot juga bertanggung jawab untuk memelihara dan memperbaiki pesawat ruang angkasa, serta menjaga kesehatan fisik dan mental mereka selama misi. Mereka juga harus bekerja sama dengan tim di Bumi dan di luar angkasa untuk memastikan keamanan dan keberhasilan misi.

Terbit dan Terbenam 16 Kali

Seperti diketahui astronot berkebangsaan Uni Emirat Arab (UEA) Sultan Al-Neyadi menjalankan puasa Ramadhan di luar angkasa. Hal itu karena pada 3 Maret 2023 lalu, Al-Neyadi (41) berangkat menjalankan misi menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

 Ia meluncur ke luar angkasa menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX dari Kennedy Space Center dan diberikan tugas untuk menjalankan misi selama enam bulan. 

Ini artinya, tulis kompas.com, Al-Neyadi akan melewatkan puasa Ramadhan bersama orang-orang terdekatnya di Bumi, termasuk tidak merayakan Idul Fitri. Lantas, bagaimana kisah Al-Neyadi melalui puasa Ramadhan di luar angkasa?

Perlu diketahui bahwa Al-Neyadi adalah astronot kedua dari Timur Tengah yang mengunjungi ISS setelah Hazza Al-Mansoori pada tahun 2019. Dilansir dari Republic World, ia membagikan pengalaman unik yang dirasakan selama melalui puasa Ramadhan 1444 H. 

Al-Neyadi mengatakan, ketika umat Islam di Bumi melihat Matahari terbit dan terbenam masing-masing sebanyak satu kali untuk menandai sahur dan berbuka, hal ini tidak ia rasakan selama di luar angkasa. 

Alasannya ia melihat Matahari terbit dan terbenam sebanyak 16 kali dalam sehari selama di ISS karena stasiun luar angkasa ini mengitari orbit Bumi sebanyak 16 kali.

Kondisi seperti itu membuat Al-Neyadi tidak bisa menjalankan puasa Ramadhan layaknya Umat Islam lainnya di Bumi.

Selain melihat peristiwa tidak biasa ketika mengitari Bumi sebanyak belasan kali, Al-Neyadi juga mengaku bahwa ia harus menjaga kebugaran fisik selama di luar angkasa. Karena alasan inilah ia tidak berpuasa untuk sementara waktu karena dituntut untuk menjaga jadwal makan yang tepat dan tidak melakukan aktivitas yang membahayakan misi. 

"Enam bulan adalah durasi yang lama untuk sebuah misi, yang merupakan tanggung jawab besar," kata Al-Neyadi dalam sebuah konferensi pers dikutip dari CNN. 

"Puasa tidak wajib jika Anda merasa tidak enak badan. Jadi dalam hal itu, kami benar-benar diizinkan untuk makan makanan yang cukup untuk mencegah peningkatan kekurangan makanan atau nutrisi atau hidrasi," sambungnya.

Sebelum keberangkatannya ke ISS, pada Februari 2023 Al Neyadi pernah mengatakan kepada awak media bahwa kemungkinan ia bisa berpuasa di luar angkasa. 

Ia mengatakan, ia bisa menjalankan ibadah puasa mengikuti Greenwich Mean Time, atau Coordinated Universal Time, yang digunakan sebagai zona waktu resmi di stasiun luar angkasa. "Jika kami memiliki kesempatan, pasti Ramadhan adalah kesempatan yang baik untuk berpuasa, dan itu sebenarnya menyehatkan," katanya. 

Kesimpulan

Astronot adalah pahlawan modern yang memainkan peran penting dalam eksplorasi luar angkasa dan memajukan teknologi manusia. Mereka harus melalui pelatihan ketat dan memenuhi kualifikasi yang ketat untuk dapat melakukan misi luar angkasa. Tugas mereka meliputi penelitian, eksplorasi, perawatan dan perbaikan pesawat ruang angk

Meskipun tugas-tugas astronot sangat berat dan berisiko, banyak orang yang bermimpi menjadi astronot dan ingin memperluas pengetahuan manusia tentang alam semesta. Misinya yang berani dan inspiratif telah membawa keuntungan bagi manusia di berbagai bidang, seperti teknologi, kesehatan, dan lingkungan.

Dalam beberapa tahun terakhir, ada juga beberapa perusahaan swasta yang mulai terlibat dalam eksplorasi luar angkasa dan merekrut orang-orang untuk menjadi astronaut. Hal ini membuka peluang baru bagi orang yang bermimpi untuk menjadi astronot.

 

Dengan begitu banyak tantangan dan risiko yang ada dalam melakukan perjalanan ke luar angkasa, astronot tetap menjadi pahlawan modern yang mengilhami banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa manusia dapat mencapai hal-hal yang dianggap mustahil dan terus mendorong batas-batas pengetahuan manusia tentang alam semesta.***