Jangan Anggap Enteng Angin Duduk, Ini 16 Penyebab dan Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)-  Jika seseorang telah terinfeksi penyakit angin duduk, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk meringankan . Dalam banyak kasus, perawatan rumah, seperti menghindari menggaruk ruam, menjaga kulit tetap bersih dan kering, serta mengonsumsi obat ika perlu, dapat membantu mengatasi penyakit ini.

Angin duduk atau angina bisa terjadi karena beberapa penyebab dan faktor risiko, seperti penyakit arteri koroner, bertambah usia, dan gaya hidup tidak sehat. Lihat Foto

Angin duduk dapat terjadi karena berbagai penyebab dan faktor. Mengutip buku "Cek Kesehatan Anda: Pria Usia 50 Tahun" (2013) oleh Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhendra Putra, SAk. MHA, angin duduk dalam dunia kedokteran dikenal sebagai angina (angina pektoris).

 

Dikutip dari kompas.com, Angina adalah nyeri dada atau rasa tidak nyaman yang terjadi saat jantung Anda tidak menerima cukup darah yang kaya oksigen.

Gejala angina yang utama membuat Anda merasakan:

Nyeri dada seperti ditekan atau diremas remas

Rasa sakitnya itu bisa menjalar ke leher dan lengan

Dada serasa terbakar disertai sesak napas

Keringat dingin berbulir besar

Angin duduk akan semakin parah setiap kali terjadi dengan semakin lamanya waktu nyeri atau makin mudah kambuh kondisinya.

Penderita angin duduk yang sedang kambuh dengan gejala-gejala di atas, bisa meninggal dalam waktu 15-30 menit.

Oleh karena itu, disarankan angin duduk harus mendapatkan pertolongan medis segera, kurang dari 15 menit.

Siapa pun bisa terkena penyakit akut ini, tetapi kebanyakan diderita pria dewasa yang memiliki pola makan aburadul dan gaya hidup tidak sehat.

Artikel ini lebih lanjut akan mengulas secara ringkas macam penyebab dan faktor risiko angin duduk.

Penyebab angin duduk

Dikutip dari Cleveland Clinic, macam penyebab angin duduk meliputi:

 

Penyakit arteri koroner: ini adalah penyebab paling umum dari angina. Itu terjadi ketika plak (zat lemak dan lilin) menumpuk di arteri koroner Anda, yang memasok darah ke jantung Anda. Arteri ini menyempit atau mengeras (aterosklerosis), mengurangi aliran darah ke jantung Anda.

Penyakit mikrovaskular koroner: kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang terlahir sebagai perempuan dibandingkan dengan pria dan orang yang terlahir sebagai laki-laki (AMAB). Penyakit ini merusak dinding pembuluh darah kecil yang bercabang dari arteri koroner Anda. Pembuluh darah ini tidak terlihat pada pengujian tipikal untuk penyakit arteri koroner.

Kejang arteri koroner: kondisi di mana arteri koroner Anda berulang kali menyempit (menegang) lalu membuka. Ini untuk sementara membatasi aliran darah ke jantung Anda. Anda dapat mengalami kejang koroner tanpa penyakit arteri koroner. Ini mungkin tidak didiagnosis dengan pengujian rutin untuk penyakit arteri koroner.

Faktor risiko angin duduk

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut macam faktor risiko angin duduk yang harus diwaspadai:

Bertambahnya usia: angina paling sering terjadi pada orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.

Riwayat keluarga penyakit jantung: jika ibu, ayah, atau saudara kandung Anda memiliki atau menderita penyakit jantung atau serangan jantung, Anda lebih berisiko mengalami angin duduk.

Penggunaan tembakau: merokok, mengunyah tembakau, dan paparan asap rokok dalam jangka panjang dapat merusak lapisan arteri, memungkinkan timbunan kolesterol terkumpul dan menyumbat aliran darah.

Diabetes: diabetes meningkatkan risiko penyakit arteri koroner, yang menyebabkan angina dan serangan jantung dengan mempercepat aterosklerosis dan meningkatkan kadar kolesterol.

Tekanan darah tinggi: seiring waktu, tekanan darah tinggi bisa merusak arteri dengan mempercepat pengerasan arteri.

Kolesterol atau trigliserida tinggi: terlalu banyak kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) dalam darah dapat menyebabkan arteri menyempit. LDL yang tinggi meningkatkan risiko angina dan serangan jantung. Tingkat trigliserida yang tinggi dalam darah juga tidak sehat.

Kondisi kesehatan lainnya: penyakit ginjal kronis, penyakit arteri perifer, sindrom metabolik, atau riwayat stroke meningkatkan risiko angina.

Tidak cukup olahraga: gaya hidup yang tidak aktif berkontribusi terhadap kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan obesitas.

Kegemukan: obesitas merupakan faktor risiko penyakit jantung, yang dapat menyebabkan angina. Kelebihan berat badan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memasok darah ke tubuh.

Stres emosional: terlalu banyak stres dan marah-marah dapat meningkatkan tekanan darah. Lonjakan hormon yang dihasilkan selama stres dapat mempersempit arteri dan memperburuk angina.

Obat-obatan: obat yang mengencangkan pembuluh darah, seperti beberapa obat migrain, dapat memicu angina Prinzmetal.

Penyalahgunaan obat: kokain dan stimulan lainnya dapat menyebabkan kejang pembuluh darah dan memicu angina.

Suhu dingin: paparan suhu dingin dapat memicu angina Prinzmetal.

Jika Anda memiliki faktor risiko angin duduk di atas, apalagi lebih dari satu, Anda perlu waspada dengan berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah angin duduk terjadi.

Anda juga bisa meminta saran dokter untuk meminimalisir faktor risiko angin duduk.***