Lagi Stres? Coba Teknik Pernapasan Ini dan Rasakan Manfaatnya

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Ketika kita merasa tertekan, stres, atau cemas, seringkali kita melakukan napas dalam dan panjang yang secara alami membantu kita merasa lebih tenang dan lega. Napas ini dikenal sebagai "physiological sigh" atau "napas lega fisiologis". Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang fenomena ini dan bagaimana itu mempengaruhi tubuh kita.

Physiological sigh adalah napas dalam yang secara spontan muncul sebagai respons terhadap situasi yang menekan atau stres. Napas ini melibatkan mengambil napas yang sangat dalam diikuti dengan napas yang lebih panjang dan perlahan. Biasanya, napas ini terjadi secara otomatis tanpa kita sadari.

Napas lega fisiologis memiliki efek positif pada tubuh kita. Ketika kita mengambil napas dalam dan panjang, jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh meningkat, sementara karbon dioksida yang terperangkap di paru-paru kita dibuang. Ini membantu meningkatkan keseimbangan gas dalam tubuh dan membantu memperbaiki fungsi paru-paru.

Selain itu, physiological sigh juga berdampak pada sistem saraf otonom kita. Ketika kita merasa cemas atau tertekan, sistem saraf simpatik kita menjadi aktif, yang meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan kadar hormon stres seperti kortisol. Dengan melakukan physiological sigh, kita dapat memicu sistem saraf parasimpatik yang bertanggung jawab untuk menghasilkan efek sebaliknya. Sistem saraf parasimpatik membantu mengurangi denyut jantung, menurunkan tekanan darah, dan merilekskan tubuh kita.

Tidak hanya itu, physiological sigh juga berhubungan dengan perasaan subjektif kesejahteraan dan ketenangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa melakukan napas dalam secara sadar dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi kecemasan, dan memperbaiki fokus dan konsentrasi.

Secara keseluruhan, physiological sigh adalah fenomena yang alami dan bermanfaat bagi tubuh kita. Melakukan napas dalam dan panjang secara sadar dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan keseimbangan gas dalam tubuh, dan mempengaruhi sistem saraf otonom untuk merilekskan tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari pentingnya napas dan mengambil waktu sejenak untuk melakukan physiological sigh saat kita merasa tertekan atau stres. Dengan cara ini, kita dapat memberikan manfaat positif pada kesejahteraan fisik dan emosional kita.

Selain itu, physiological sigh juga memiliki kaitan dengan kualitas tidur yang baik. Bagi mereka yang mengalami gangguan tidur atau sulit tidur, melakukan physiological sigh sebelum tidur dapat membantu merelaksasi pikiran dan tubuh, mempersiapkan kondisi yang lebih baik untuk tidur yang nyenyak.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk melakukan physiological sigh. Salah satunya adalah dengan mengambil napas dalam melalui hidung selama beberapa detik, kemudian menahan napas sejenak, dan mengeluarkan napas secara perlahan melalui mulut. Hal ini dapat diulang beberapa kali untuk mendapatkan manfaat maksimal.

Selain itu, praktek pernapasan yang teratur seperti yoga, meditasi, atau latihan pernapasan tertentu juga dapat membantu memperkuat kemampuan kita dalam melakukan physiological sigh. Dengan meluangkan waktu setiap hari untuk fokus pada pernapasan dan mempraktikkan teknik-teknik ini, kita dapat mengembangkan kebiasaan yang lebih baik dalam mengatasi stres dan menjaga keseimbangan pikiran dan tubuh.

Dalam kesimpulannya, physiological sigh adalah napas dalam dan panjang yang secara alami muncul sebagai respons terhadap tekanan atau stres. Napas ini memiliki efek positif pada tubuh kita, termasuk meningkatkan keseimbangan gas dalam tubuh, merilekskan sistem saraf otonom, meningkatkan suasana hati, dan mempersiapkan kondisi tidur yang baik. Dengan memahami dan mengaplikasikan physiological sigh, kita dapat memanfaatkan kekuatan pernapasan untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental kita, terutama di tengah-tengah tantangan dan ketidakpastian yang kita hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Atasi Stres dan Kecemasan.

Saat stres dan cemas menyerang, beberapa orang beralih pada pengobatan tertentu untuk meredakannya. Padahal, ada satu cara yang ampuh dan mudah untuk meredakan kecemasan dalam diri kita, yakni bernapas.

Benar, dengan bernapas saja seseorang dengan serangan kecemasan dapat meredakan tekanan mental yang berlebihan.

Sebuah penelitian baru dari Stanford Medicine menunjukkan manfaat yang luar biasa dari physiological sigh untuk mengatasi kecemasan.

dikutip dari cnnindonesia, penelitian oleh David Spiegel, ahli neurobiologi Andrew Huberman, dan Melis Yilmaz Balban menunjukkan bahwa gaya pernapasan terkontrol ini dapat mengurangi kecemasan, meningkatkan suasana hati, dan bahkan menghasilkan penurunan laju pernapasan saat istirahat, yang merupakan tanda ketenangan tubuh secara keseluruhan.

Teknik pernapasan tersebut dilakukan dengan satu tarikan napas panjang, satu tarikan napas pendek, kemudian hembuskan napas panjang. Jadi tarik napas dua kali, dan umumnya, tarikan napas pertama lebih panjang daripada yang kedua. Namun tarikan napas kedua sangat penting untuk dilakukan dan dilanjutkan dengan menghembuskan napas yang panjang.

Anda bisa menggunakan teknik ini saat Anda merasa stres dan ingin merasa tenang. Pernapasan ini sederhana, cepat, bisa dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan biaya.

Setelah melakukan satu atau dua kali teknik pernapasan ini, Anda mungkin akan merasa lebih rileks. Namun untuk mendapatkan efek yang maksimal, Spiegel merekomendasikan untuk mengulangi teknik tersebut setiap lima menit.

Huberman mengatakan bahwa tarikan napas kedua yang dilakukan dalam teknik tersebut sangat penting. Bukan hanya memungkinkan asupan oksigen yang lebih banyak, tetapi juga pembuangan karbon dioksida secara bersamaan dari dalam paru-paru.

Sementara menurut Spiegel, hembusan napas yang dilakukan di akhir juga sangat penting, sebab dapat mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang kemudian memperlambat detak jantung dan memiliki efek menenangkan secara keseluruhan pada tubuh.

Meskipun sebagian besar pernapasan manusia berlangsung secara alami, seperti halnya pencernaan dan fungsi tubuh lainnya.

"Anda dapat dengan mudah mengambil alih dan mengendalikan napas Anda, yang kemudian memengaruhi fisiologi dan respons stres Anda secara keseluruhan," kata Spiegel, melansir laman The Edge.

Momen yang penuh dengan tekanan dan stres dapat memicu perubahan fisik seperti detak jantung yang lebih cepat, otot-otot yang menegang, ketiak yang berkeringat, dan semuanya dapat mengarah pada pikiran negatif yang berkepanjangan.

Bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan, perasaan tersebut bisa sangat menghancurkan, membuat kehidupan sehari-hari menjadi jauh lebih sulit.

Penelitian yang dipimpin oleh Huberman dan Spiegel melibatkan 111 sukarelawan, membandingkan teknik pernapasan physiological sigh dengan teknik pernapasan lainnya.

Teknik pernapasan lain yang dilakukan adalah satu berfokus pada penarikan napas dan yang lainnya peserta diminta untuk menarik dan menghembuskan napas dalam waktu yang sama.

Para peneliti juga memiliki kelompok kontrol peserta yang secara pasif mengamati napas mereka selama lima menit mindful meditation.

"Dalam mindful meditation, kami menginstruksikan orang-orang untuk memperhatikan napas mereka tetapi tidak mencoba mengendalikannya," kata Spiegel.

Penelitian lain telah menunjukkan manfaat dari mindful meditation, tetapi ternyata mengendalikan napas secara langsung dapat membuka respons yang lebih kuat.

Dalam studi Stanford, yang diterbitkan dalam Cell Reports Medicine, kelompok yang mengendalikan pernapasan melaporkan lebih banyak peningkatan pada suasana hati mereka, dengan peningkatan signifikan dalam pengaruh positif seperti perasaan seperti energi, kegembiraan, dan kedamaian.