Langka Lahir dengan Ekor Betulan 12 Sentimeter, BegiIni Penampakannya

JAKARTA (SURYA24.COM)-Ekor, struktur panjang yang biasanya terdapat pada hewan, sering kali diidentikkan dengan dunia binatang. Namun, tahukah Anda bahwa manusia juga memiliki ekor pada tahap perkembangan awal dalam rahim? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang ekor manusia, menjelajahi asal usulnya, perannya dalam evolusi, dan bagaimana pergeseran evolusioner membuatnya hilang pada tahap perkembangan manusia.

Asal Usul Ekor Manusia:

Ekor manusia memiliki akar yang sama dengan ekor hewan dalam sejarah evolusi. Pada tahap awal perkembangan embrio manusia, sekitar empat minggu setelah pembuahan, ekor muncul sebagai bagian dari tahap awal penampakan sistem saraf tulang belakang. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki warisan evolusi yang mengarah pada perkembangan ekor.

Peran dalam Evolusi Manusia:

Ekor manusia dapat dianggap sebagai peninggalan evolusi yang mengingatkan kita akan hubungan kita dengan leluhur primata. Pada tahap perkembangan embrio, ekor bertindak sebagai struktur pendukung yang membantu dalam keseimbangan tubuh. Dalam beberapa kasus, ekor juga berfungsi sebagai alat sensorik yang dapat mendeteksi perubahan lingkungan dan memberikan sinyal kepada otak.

Hilangnya Ekor Manusia:

Meskipun manusia memiliki ekor pada tahap perkembangan awal, ekor itu sendiri tidak berkembang menjadi struktur yang terlihat pada manusia dewasa. Perkembangan ini disebabkan oleh pergeseran evolusioner yang mengarah pada perubahan dalam struktur dan fungsi tubuh manusia. Seiring waktu, perubahan genetik dan adaptasi lingkungan mengurangi kebutuhan akan ekor, sehingga mengurangi kemampuannya untuk bertahan hidup dan berkembang biak.

Arti Simbolis Ekor Manusia:

Meskipun ekor manusia telah menghilang secara fisik, simbolisnya masih hidup dalam budaya dan bahasa kita. Ekor sering digunakan sebagai metafora untuk menyampaikan konsep seperti sifat liar, naluri, atau tindakan egois. Keterkaitan ekor dengan dunia hewan juga dapat mengingatkan kita tentang keterhubungan kita dengan alam dan kebutuhan untuk menjaga keberlanjutan ekosistem.

Sepanjang 12 Sentimeter

Seorang bayi laki-laki di Brasil lahir dengan ekor manusia "asli" sepanjang 12 sentimeter. Kasus ini dianggap sangat langka dengan hanya 40 kasus yang dilaporkan dalam literatur ilmiah.

Dilansir dari IFL Science seperti dilansir merdeka.com, anak laki-laki, yang tidak disebutkan namanya dalam laporan itu, lahir prematur tanpa komplikasi lainnya.

Setelah pemeriksaan, ia ditemukan menderita penyakit kuning dan memiliki ekor seperti tali sepanjang 12 sentimeter dengan ujung bola bulat fibroelastik berdiameter 4 sentimeter.

Bayi baru lahir itu diperiksa untuk kemungkinan perubahan sistemik lainnya. Tidak ada yang terungkap selama USG.

Melihat fenomena ini, tim yang menangani bayi tersebut mengklasifikasikan ekor yang tumbuh di manusia menjadi ekor "sejati" atau "ekor semu".

Elemen tulang rawan

Ekor semu pada dasarnya adalah elemen tulang rawan. Sedangkan ekor sejati tetap bertahan hingga bayi itu lahir dan sangat jarang terjadi.

"Ekor semu adalah tonjolan yang pada dasarnya terdiri dari jaringan adiposa atau tulang rawan dan adanya elemen tulang. Ekor manusia sejati sangat jarang, dengan sekitar 40 kasus dilaporkan dalam literatur," catat tim.

Dalam perkembangan biasa, embrio membentuk ekor kecil sekitar empat minggu, yang kemudian diserap oleh sel darah putih pada enam sampai 12 minggu.

Dalam kasus yang sangat langka seperti ini, ekornya tidak dipecah oleh sel darah putih dan tetap ada saat janin cukup bulan.

Ekornya dicabut

Peneliti kemudian sepakat untuk melepaskan ekor pada bayi tersebut. Tim menyelidiki kondisi potensial lain yang mungkin ada pada bocah itu.

Setelah ekornya dicabut, tim melaporkan tidak ada masalah lebih lanjut untuk bocah itu, dan dia sangat sehat.

Tim tidak mencatat penyebab kemunculan ekor tersebut. Namun, mereka mencatat ibunya dirawat dengan sefalosporin generasi pertama untuk infeksi saluran kemih, dan terus merokok 10 batang sehari selama kehamilan. Kasus baru tersebut dijelaskan dalam Journal of Pediatric Case Reports .

Kesimpulan:

Ekor manusia yang muncul pada tahap perkembangan awal embrio merupakan bukti evolusi manusia yang menarik. Meskipun ekor tersebut tidak berkembang menjadi struktur yang terlihat pada manusia dewasa, keberadaannya dan hilangnya ekor memiliki makna penting dalam memahami sejarah evolusi manusia. Sementara ekor fisik sudah menghilang, ekor manusia tetap hidup dalam bentuk simbolis dan mengingatkan kita tentang hubungan kita dengan alam dan bagaimana kita terus berkembang sebagai spesies manusia. ***

Artikel sebagian dibantu AI