Ini Niat Puasa Arafah Sebelum Idul Adha, Berikut Amalan Sunnah dengan Keutamaan yang Menakjubkan

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Niat puasa Arafah penting untuk diketahui umat Islam menjelang bulan Dzulhijjah 1444 H. Puasa sunnah menjelang Idul Adha disebut sebagai Puasa Dzulhijjah. Waktu pelaksanaan amalan sunnah tersebut adalah tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah.

Pada tanggal 8 Dzulhijjah, disebut sebagai Puasa Tarwiyah. Sementara pada tanggal 9 adalah Puasa Arafah. Praktek dan ketentuan pelaksanaan kedua puasa sunnah tersebut dilakukan sama seperti puasa pada umumnya dalam syariat Islam.

Niat puasa Arafah penting untuk diketahui dan diamalkan karena bisa menentukan nilai ibadah dan menjadi syarat sah tidaknya puasa yang dijalani. Berbeda dengan niat puasa wajib, niat puasa Arafah yang tergolong sunnah dapat dilakukan sejak Magrib hingga pagi hari.

Berikut merdeka.com membagikan niat puasa Arafah lengkap dengan keutamaannya dilansir dari berbagai sumber, (16/6/2023):

Niat Puasa Arafah

???????? ?????? ???? ???? ??????? ??????? ?????? ???????? ????? ????????

Nawaitu shauma ghadin 'an adaa i sunnati Arofah Lillaahi Ta'aalaa

 

Artinya: Aku niat puasa sunnah Arafah besok hari karena Allah.

Atau dengan bacaan lain niat puasa Arafah

???????? ?????? ???????? ??????? ?????? ????????

Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi Ta'aalaa

Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala. [khu]

Keutamaan Puasa Arafah

Keutamaan puasa Arafah yang dilaksanakan menjelang Idul Adha sangat lah luar biasa. Puasa sunah ini disebut bisa menggugurkan dosa setahun lalu. Dalam sebuah hadist disebutkan tentang keutamaan puasa Arafah:

??????? ?????? ???????? ?????????? ????? ?????? ???? ????????? ????????? ???????? ???????? ??????????? ???????? ????????? ????????? ?????? ???????????? ????????? ????? ?????? ???? ????????? ????????? ???????? ????????

"… Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu" (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Baihaqi, dan lain-lain).

 

Berdasarkan hadits tersebut, disimpulkan bahwa salah satu keutamaan puasa Arafah adalah dapat menghapus dosa satu dua tahun. Dosa yang dimaksud di sini adalah dosa-dosa kecil.

Sebab, sebagaimana disebutkan Rasulullah saw dalam sebuah hadistnya, bahwa Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari api neraka pada hari Arafah dibanding hari-hari lainnya.

"Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak daripada Hari Arafah, dan sungguh Dia mendekat lalu membanggakan mereka di depan para Malaikat dan berkata: 'Apa yang mereka inginkan?" (HR Muslim).

Kapan Pelaksanaannya?

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijah. Waktu ini bertepatan dengan pelaksanaan ibadah wukuf di Arafah yang dilakukan oleh jamaah haji, oleh karena itulah dinamakan sebagai puasa Arafah.

Keutamaan menjalankan ibadah puasa ini diberikan kepada mereka yang sedang tidak menjalankan ibadah haji. Melansir dari laman kemenag, puasa Arafah memiliki beberapa makna seperti dijabarkan oleh Pembina Tahfizh Quran Ponpes As’adiyah Galung Beru Bulukumba, Ustadz Jusman Imam.

1. Puasa Arafah hukumnya sunah muakkadah, sangat dianjurkan bagi umat Islam yang mampu, kecuali bagi jemaah haji yang sedang wukuf. Jemaah haji yang sedang di Arafah tidak disunahkan untuk puasa di Arafah.

2. Nabi Muhammad SAW menegaskan keutamaan puasa Arafah, yaitu dapat menghapus dosa.

3. Manfaat puasa menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, sebagai bentuk stimulasi agar kita tergerak untuk melaksanakan ibadah.

Ibadah Sunnah Lain di Bulan Dzulhijjah

1. Puasa Dzulhijjah

Selain puasa Arafah, di bulan Dzulhijjah ini juga ada beberapa puasa sunnah lainnya. "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Zulhijah, pada hari 'Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya…" (HR. Abu Daud nomor 2437)

Adapun niat puasa sunnah pada sembilan hari ini:

"Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillaahi ta’aala"

Artinya: Aku niat puasa sunnah di bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala.

2. Menunaikan Haji dan Umroh bagi yang Mampu

 

Dalam rangka menyambut bulan Dzulhijjah, orang Islam disarankan untuk memperbanyak amal shaleh. Termasuk dengan menunaikan ibadah haji, bagi yang mampu. Baik dinilai dari segi kemampuan finansial maupun kekuatan jasmani.

(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al Baqarah ayat: 196-197).

Hari raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan hari raya kurban, jatuh pada tanggal 10 Dzulhijjah. Di mana umat Islam berlomba-lomba dalam kebaikan dengan menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli hewan kurban.

"Maka dirikanlah sholat karena Rabbmu dan sembelihlah hewan kurban." (QS. Al-Kautsar : 2)

Mereka berbondong menyerahkan binatang ternak terbaik atas nama Allah SWT, yang diserahkan untuk masyarakat. Proses penyembelihan dapat dilaksanakan setelah salat. Selain itu bisa di tiga hari setelahnya atau yang dikenal dengan hari tasyrik.

 

"Barangsiapa yang shalat seperti kita shalat, dan berkurban seperti kita berkurban, maka sungguh dia telah mengerjakan kurban dengan benar. Dan barangsiapa yang menyembelih kurbannya sebelum shalat 'Idul Adh-ha, maka kurbannya tidak sah." (HR. Bukhari).

Shoalat Idul Adha

Ibadah salat Idul Adha merupakan salat sunnah yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.

"Rasulullah SAW menyuruh kami pada Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha supaya membawa wanita-wanita muda dan para gadis dan wanita haid sekalipun, supaya keluar ke lapangan untuk Sholat Id. Adapun wanita haid mereka tidak ikut sholat, tetapi ikut merayakan serta berdoa bersama-sama kaum Muslimin. Aku berkata, 'Rasulullah, di antara mereka ada yang tidak punya baju untuk menghadirinya.’ Rasulullah menjawab, 'Suruh pinjam baju saudaranya'." (HR. Muslim)

Amalan Sunnah Menjelang Hari Idul Adha

Sementara itu amalan sunnah menjelang hari Idul Adha 2023/1444 H mempunyai keutamaan luar biasa. Bukan hanya berpuasa Arafah yang menjadi salah satu amalan, ternyata ada beberapa ibadah yang juga bisa dilakukan guna menyambut hari Idul Adha 2023.

 

Amalan sunnah menjelang hari Idul Adha 2023 ini menyediakan banyak pahala untuk siapa pun yang mengerjakannya. Bahkan beberapa hal yang cukup mudah diterapkan, mulai dari pakaian bagus hingga wewangian menjadi salah satu yang disunnahkan.

Lantas apa saja amalan sunnah menjelang hari Idul Adha 2023 itu? Berikut ulasan selengkapnya, melansir dari laman resmi Muhammadiyah serta sumber lainnya, Jumat (16/6).

Perbanyak Amalan Saleh di Waktu 1-10 Zulhijah

Amalan sunnah menjelang hari Idul Adha yang pertama adalah bisa dengan memperbanyak amalan saleh pada awal bulan Zulhijah. Anda bisa membaca bacaan tahlil, takbir dan tahmid pada sepuluh hari pertama di bulan Zulhijah.

Ibnu Umah telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tiada hari-hari dimana amal shalih paling utama di sisi Allah dan paling dicintai-Nya melebihi sepuluh hari pertama Dzulhijjah. Perbanyaklah pada hari itu dengan Tahlil, Takbir dan Tahmid.” (HR. Ahmad).

Ibnu umar dan Abu Hurairah pada hari sepuluh pertama Zulhijah pergi ke pasar guna bertakbir dan manusia mengikuti takbri keduanya. (HR. Al-Bukhari).

Anda bisa menerapkan pula amalan dzikir tanpa terikat dengan waktu yang khusus, berdzikir atau berdoa di pagi dan sore hari atau doa sebelum melakukan sesuatu dan melaksanakan Takbir Hari Raya.

Puasa Arafah

Amalan sunnah menjelang hari Idul Adha berikutnya adalah berpuasa Arafah. Ini memiliki keutamaan yang luar biasa, sehingga masuk ke dalam puasa sunnah yang amat dianjurkan atau sunnah muakkad.

Puasa Arafah dilaksanakan pada 9 Zulhijah yakni di mana jamaah haji sedang melaksanakan wuquf di Arafah. Hari itu tepat dengan hari ke-2 dalam rangkaian ibadah haji. Puasa ini dianjurkan bagi Anda yang tidak menunaikan ibadah haji.

Ini menjadi salah satu ibadah sunnah yang rugi apabila dilewatkan karena mempunyai keutamaan menakjubkan. Rasulullah SAW bersabda dalam riwayat muslimnya:

"Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu," (HR Muslim).

Tidak Makan Sejak Fajar sampai Selesai Salat Idul Adha

Tidak makan sejak fajar sampai selesai salat Idul Adha merupakan salah satu amalan sunnah menjelang hari Idul Adha berikutnya. Seperti diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari sang ayah (Bairudah bin al-Husaib) berkata:

"Rasulullah saw pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai shalat (HR. At-Tirmizi).

Hikmah dari tidak dianjurkannya makan sebelum berangkat salat Idul Adha ini agar daging kurban bisa disembelih untuk dinikmati. Sementara untuk salat Idul Fitri dianjurkan untuk makan terlebih dahulu agar tidak disangka bahwa hari tersebut masih berpuasa.

Lewat Jalan Berbeda Ketika Berangkat Salat Idul Adha

Amalan sunnah menjelang hari Idul Adha berikutnya ialah berangkat dengan berjalan kaki dan pulang melalui jalan berbeda usai salat Idul Adha. Itu semua diriwayatkan oleh Nabi Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari 

Bahwa Nabi Muhammad SAW mendatangi salat 'Id dengan berjalan kaki. Beliau juga pulang melalui jalan lain yang dilaluinya ketika pergi. (HR. Ibnu Majah).

Sehingga itu menjadi salah satu amalan sunnah yang bisa Anda praktikkan demi mendapatkan berkah di hari Idul Adha 2023/1444 H ini.

Kenakan Pakaian Bagus Lengkap dengan Wewangian

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa memakai pakaian bagus dan wewangian menjadi salah satu amalan sunnah menjelang hari Idul Adha yang baik untuk dilakukan. Itu bukan berarti Anda harus memakai pakaian mahal dan mewah.

Akan tetapi yang terpenting bersih dan rapi. Jangan lupa untuk memakai wewangian sewajarnya.

Telah diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya ia mengatakan: kami diperintahkan oleh Rasulullah saw pada dua hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha) untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada, dan menyembelih binatang kurban tergemuk yang ada (sapi untuk tujuh orang dan unta untuk sepuluh orang) dan supaya kami menampakkan keagungan Allah, ketenangan dan kekhidmatan (HR. Al-Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak, IV: 256).***