Ingin Abadi di Akhirat Firaun Lakukan Ritual Mengerikan Ini, Apa Itu?

F dok republika.com

JAKARTA (SURYA24.COM)- Firaun, gelar yang melekat kuat dalam sejarah Mesir kuno, merupakan simbol kekuasaan mutlak dan kemewahan yang tak tertandingi. Kata "Firaun" sendiri berasal dari bahasa Mesir Kuno "per-aa," yang berarti "rumah besar" atau "istana besar," dan digunakan untuk merujuk kepada raja-raja Mesir kuno.

Kekuasaan firaun memainkan peran sentral dalam peradaban Mesir kuno. Mereka dianggap sebagai dewa di bumi dan memiliki kekuasaan absolut dalam urusan politik, agama, dan sosial. Kehidupan sehari-hari masyarakat Mesir Kuno sangat dipengaruhi oleh keputusan firaun. Mereka memerintah dengan kebijaksanaan politik dan kekuatan militer, membangun kuil-kuil megah, piramida, dan monumen megah untuk memuliakan nama mereka dan memastikan keabadian.

Salah satu firaun paling terkenal dalam sejarah adalah Raja Tutankhamun, yang dikenal karena makamnya yang terpelihara dengan baik yang ditemukan pada abad ke-20. Keberadaan makamnya yang tidak terganggu selama ribuan tahun memberikan wawasan mendalam tentang kehidupan dan kekayaan pada masa pemerintahannya.

Meskipun firaun sering kali dianggap sebagai penguasa yang mulia dan kuat, sejarah juga mencatat sisi gelap dari kekuasaan mereka. Banyak dari mereka dikenal karena penindasan, perbudakan, dan pengeluaran sumber daya yang luar biasa dalam pembangunan monumen besar, seperti piramida, yang seringkali melibatkan tenaga kerja yang terpaksa.

Kejatuhan firaun juga menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Mesir Kuno. Kekuasaan mereka terus terkikis oleh invasi asing, pemberontakan internal, dan perubahan politik. Perubahan ini mengakhiri dominasi firaun dan membawa perubahan dalam sejarah Mesir Kuno.

Ritual Mengerikan

Mengutip sindonews.com, di Mesir Kuno, pengorbanan manusia dan tokoh shabti dilakukan untuk memastikan pengabdian di akhirat. ' Pengorbanan manusia di Mesir Kuno dikenal dengan sebutan "pengorbanan pelayan". Pengorbanan ini dilakukan untuk para Firaun dan kadang-kadang untuk bangsawan istana lainnya. Seperti dilansir dari atlasobscura, para pelayan ini dibunuh setelah kematian Firaun agar dapat terus melayani mereka di akhirat. 

Tokoh shabti adalah patung-patung kecil berbentuk mumi yang terbuat dari kayu, batu, atau tanah liat. Tokoh-tokoh ini ditempatkan di makam para firaun dan bangsawan untuk menggantikan pengorbanan pelayan. Tokoh shabti dipercaya dapat melakukan berbagai pekerjaan di akhirat, seperti bertani, mengairi kanal, dan melayani kehidupan sehari-hari firaun. 

Praktik pengorbanan manusia dan penggunaan tokoh shabti ini menunjukkan bahwa masyarakat Mesir Kuno memiliki kepercayaan yang kuat tentang kehidupan setelah kematian. 

Mereka percaya bahwa firaun dan bangsawan lainnya akan terus hidup di akhirat dan membutuhkan pelayan untuk melayani mereka. Pengorbanan manusia dan penggunaan tokoh shabti mulai berkurang pada masa Kerajaan Baru Mesir (1550-1070 SM). 

Hal ini mungkin disebabkan oleh karena perubahan dalam kepercayaan agama Mesir Kuno. Pada masa ini, masyarakat Mesir Kuno mulai percaya bahwa semua orang memiliki hak untuk masuk ke akhirat, terlepas dari status sosial mereka. Selain itu, masyarakat Mesir Kuno juga mulai mengembangkan kepercayaan tentang penghakiman di akhirat. 

Menurut kepercayaan ini, setiap orang akan dihakimi berdasarkan perbuatan mereka di dunia ini. Meskipun pengorbanan manusia dan penggunaan tokoh shabti mulai berkurang, namun praktik-praktik ini tetap ada hingga akhir peradaban Mesir Kuno. 

Ilmuwan Temukan Teori Baru

Sebuah teori baru yang berkaitan dengan penyebab kematian firaun Mesir Tutankhamun muncul. Spekulasi seputar kematian firaun yang dijuluki Boy King ini sebelumnya menunjukkan bahwa ada kondisi yang mengancam jiwa. Kondisi itu disebabkan oleh infeksi malaria. 

Namun dalam teori baru ini, seorang ilmuwan melontarkan gagasan bahwa alkohol berperan dalam kematian Tutankhamun. Teori baru kematian firaun Tutankhamun Dikutip dari IFL Science dilansir kompas.com, Kamis (15/6/2023) ahli Mesir biomedis Sofia Aziz dalam Festival Sains Cheltenham mengusulkan bahwa Tutankhamun mungkin mengalami kecelakaan kereta setelah mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Salah satu yang menjadi alasan dari kematiannya adalah karena makam firaun Tutankhamun penuh dengan minuman keras. Ia menyebut simpanan anggur milik Raja Tut yang ditemukan di makamnya sangat melimpah. Anggur merah pernah dianggap sebagai anggur pilihan di Mesir kuno. Akan tetapi sampel residu kering yang diambil dari makam Raja Tut adalah anggur putih. Itu menjadi bukti pertama anggur putih yang ditemukan di wilayah tersebut.

Menurut Aziz hanya ada satu alasan mengapa anggur itu ada di makam Tutankhamun. "Di kuburan mereka, orang Mesir kunoo akan mengambil barang-barang yag mereka inginkan di akhirat," katanya. Lebih lanjut, secara historis, firaun Tutankhamun, selama hidupnya digambarkan sebagai raja yang sakit-sakitan karena muminya menunjukkan tanda-tanda banyak penyakit yang diduga sebagai penyebab kematiannya. 

Namun mungkinkan tanda itu sebenarnya bekas luka pertempuran? Itu bukan pertama kali hipotesis kematian firaun Tutankhamun dipertanyakan. Pasalnya, baju perang yang ia kenakan juga membuat para peneliti bertanya-tanya apakah Tutankhamun lebih tangguh daripada yang diperkirakan sebelumnya. 

"Teori baru ini mengungkapkan bahwa ia lebih seperti raja pejuang yang mengendarai kereta perang. Tetapi ia juag remaja pada umumnya, mabuk dan mungkin mengendalikan kereta terlalu cepat," terang Aziz.

Apa Alasannya? Statistik zaman modern pasti akan mendukung gagasan bahwa usia muda dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terlibat dalam insiden mengemudi sambil minum. Meskipun kita tidak boleh memaksakan norma-norma masyarakat modern pada peradaban kuno, perlu dipikirkan bahwa bahkan orang Mesir Kuno pun bisa mengalaminya juga. 

Akan tetapi sekali lagi Aziz mengungkapkan ini merupakan teori. Tidak semua patologi yang terindentifikasi dalam mumi Tutankhamun sejalan dengan gagasan tersebut dan tidak ada bukti kuat bahwa kecelakaan akibat minum yang menyebabkan kematian Tutankhamun. 

Sepertinya untuk sementara waktu, kematian firaun muda ini masih tetap akan jadi misteri.***