Tidak Sekedar di Film , Ternyata Ilmuwan Temukan Monster Laut Raksasa 240 Juta Tahun

JAKARTA (SURYA24.COM)- Samudera yang luas dan dalam menyimpan banyak misteri yang belum terungkap di dalamnya. Salah satu keajaiban yang paling menarik adalah keberadaan monster laut yang legendaris. Monster-monster ini menjadi subjek cerita dan mitos selama berabad-abad, memikat imajinasi manusia dan menimbulkan rasa ingin tahu tentang makhluk-makhluk misterius yang tinggal di bawah permukaan laut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa monster laut yang paling menarik dan menakutkan.

Monster laut telah memainkan peran penting dalam cerita dan mitologi manusia sepanjang sejarah. Meskipun beberapa dari makhluk-makhluk ini mungkin hanya imajinasi dan mitos, masih ada banyak keajaiban dan misteri yang terkait dengan lautan yang belum terungkap. Meskipun teknologi kita telah berkembang pesat, keberadaan monster laut tetap menjadi pertanyaan yang belum terjawab.

Dalam menjelajahi samudera, kita terus menemukan spesies-spesies baru dan mengungkap kehidupan yang menakjubkan di dalamnya. Meskipun monster-monster laut mungkin tidak selalu sebesar atau seangker seperti yang digambarkan dalam cerita, keberadaan makhluk-makhluk yang unik dan menakjubkan di dalam laut tetap menjadi fakta yang menarik.

Berusia 240 Juta Tahun lalu

Sementara itu dilaporkan dalam penemuan baru para ilmuwan menemukan fakta baru bahwa predator raksasa yang hidup 240 juta tahun tewas terpenggal hanya dalam satu gigitan brutal. Tentu saja, mahluk ini lebih menyeramkan pasalnya predator yang lehernya robek tersebut berukuran 6 meter.

Dinosaurus yang lehernya robek tersebut termasuk dalam spesies Tanystropheus hydroides, reptil laut yang dapat tumbuh hingga sepanjang 19,5 kaki (6 meter). Dinosaurus ini adalah predator penyergap yang makan ikan dan cumi-cumi di laguna tropis selama Trias Tengah (247 hingga 237 juta tahun lalu).

Tanystropheus memiliki leher yang sangat panjang, dalam beberapa kasus leher mereka tiga kali lebih panjang dari batang tubuh mereka. Tanystropheus yang dipenggal itu berasal dari situs fosil Monte San Giorgio, yang berada di perbatasan Swiss dan Italia dan memegang rekor binatang laut terbesar dari Trias Tengah.

Penemuan ini pertama kali dilihat oleh Ahli paleontologi vertebrata di State Museum of Natural History Stuttgart, Stephan Spiekman, yang tengah mempelajari dua spesimen Tanystropheus sebagai bagian dari pekerjaan doktoralnya di Museum Paleontologi Swiss di Universitas Zurich.

Dikutip dari merdeka.com, adapun Stephan Spiekman pertama, yakni T. hydroides, sedangkan yang kedua adalah T. longobardicus, spesies yang lebih kecil dengan panjang sekira 5 kaki (1,5 m). Pengamatan lebih dekat pada fosil menunjukkan bahwa lehernya telah dipotong, dengan bekas gigitan yang jelas pada beberapa vertebrata.

Spiekman dan Eudald Mujal, ahli paleontologi di State Museum of Natural History Stuttgart, menganalisis bekas gigitan dan patah tulang untuk mencari tahu apa yang terjadi pada makhluk purba ini. Temuan menunjukkan bahwa mereka diserang oleh predator lain yang tampaknya menargetkan leher panjang mereka sebagai titik lemah pada tubuh.

"Kami menemukan dua tusukan gigi tepat di bagian leher yang patah, dan leher patah dalam satu dataran diagonal. Ini menunjukkan bahwa lehernya digigit dalam satu gigitan," kata Spiekman seperti dilansir dari Livescience.

Menurutnya, ada kemungkinan beberapa gigitan awal tidak mengenai tulang, tetapi sangat masuk akal bahwa predator besar menggigit leher dalam satu gigitan, mengingat predator besar yang ada di sekitar lingkungan itu.

Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan Senin (19/6) di Current Biology, para peneliti menemukan bukti yang menunjukkan bahwa serangan itu terjadi dari atas, dengan predator menukik ke bawah dan menggigit lehernya untuk memenggal kepala Tanystropheus.***