Pengalaman Misteri Mas Parno Bikin Merinding saat pulang kampung di Kulonprogo, Kenapa?

Pengalaman misteri Parno saat pulang kampung di Kulonprogo, ada bocah yang sudah meninggal muncul lagi (Dok:harianmerapi.com/Sibhe)

JAKARTA (SURYA24.COM) - Setelah bertahun-tahun lamanya Parno (bukan nama sebernarnya) merantau ke luar Jawa, akhirnya ia pulang mengunjungi kampung halamannya di Kulonprogo.

Mengutip harian merapi.com, sore itu, setelah hujan reda, ia menyusuri jalan-jalan di dusunnya untuk bernostalgia. Ternyata sudah banyak perubahan yang terjadi di dusunnya.

Jalan bebatuan yang dulu sering ia lewati ketika berangkat dan pulang sekolah kini telah beraspal halus. Rumah-rumah tetangga kini sudah banyak yang bagus. Ia pun meneruskan perjalanan melewati kelokan demi kelokan.

Pandangan matanya berhenti pada sebuah cakruk yang terbuat dari bilik bambu di pinggir selokan. Parno mendekati cakruk itu, kemudian duduk mengamati sekeliling. Cakruk itu masih sama seperti dulu.

Tidak ada yang berubah. Bahkan terkesan tidak terawat. Kotor dan banyak sarang laba-laba.

Petang menjelang. Parno masih saja duduk melamun di cakruk itu.

Tiba-tiba ia melihat seorang anak kecil bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek warna hitam yang basah kuyup.

“Lho itu kan Sugi (bukan nama sebenarnya). Dari mana petang-petang begini?” Gumam Parno.

Bocah itu berjalan semakin mendekat.

“Sugi, dari mana kamu?” tanya Parno kepada bocah yang sudah sampai di depannya itu.

Sugi diam saja, menatapnya datar dan hanya menunjuk ke arah selokan.

“Ealah dingin-dingin begini kamu berenang di selokan. Sendirian pula. Mana teman-temanmu?”

Sugi menggeleng kemudian berlalu meninggalkan Parno.

“Sebentar Gi, ini buat beli permen!” Teriak Parno sambil merogok uang dari saku bajunya.

Namun, Sugi sudah tidak kelihatan lagi. Parno pun bangkit dari duduknya dan memilih untuk meninggalkan cakruk itu karena hari sudah semakin petang.

Sampai di rumah, Parno bercerita pada kakaknya. “Kang, tadi aku melihat Sugi. Bocah itu nakal juga ya petang-petang baru pulang bermain hehehe.”

“Sugi siapa?” tanya kakaknya.

“Sugi anaknya Lik Man.”

“Lha dia kan sudah lama meninggal, terpeleset dan hanyut di selokan. Hanya satu bulan setelah kamu pergi merantau kok.” Kata kakaknya.

“Ah yang benar! Terus tadi siapa?” Parno terperanjat.

“Astaga! Kenapa aku bisa tidak sadar kalau pun Sugi masih hidup pasti sekarang usianya juga sudah dewasa. Bukan anak kecil kelas empat SD seperti dulu.” Parno menepuk jidatnya.

Bulu kuduknya mendadak meremang. (Seperti dikisahkan Rizkia Hety Netarahim di Koran Merapi) *