Amarah Sukasno Meledak-ledak Gegara Sapi Batal Dibeli Jokowi, Merasa Dirugikan akan Menuntut karena Ekornya Cacat

Dok tribunnews.com

JAKARTA (SURYA24.COM)- Amarah Sukasno meledak-ledak, dia tidak terima sapi miliknya batal dibeli Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pemilik peternakan di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar itu akan menunut orang nomor satu di Indonesia tersebut. Pasalnya, dia merasa dirugikan karena kesehatan sapinya menurun usai diperiksa pihak terkait sebelum sapinya dibeli oleh Jokowi.

Kronologi lengkapnya?

Bima, sapi jenis PO milik Sukasno, Warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, batal dibeli Jokowi.

Rasa kecewa menyelimuti seorang warga Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, bernama Sukasno (69).

Ia tidak terima sapi miliknya batal dibeli Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kurban perayaan Hari Raya Iduladha 1444 H.

Sapi bernama Bima itu batal dibeli karena bobotnya kurang dari satu ton.

Sukasno kini akan menuntut sapi miliknya menjadi cacat setelah diperiksa kesehatannya.

Berikut cerita lengkap dari Sukasno yang kecewa sapinya batal dibeli Presiden Jokowi dirangkum dari TribunSolo.com, Kamis (22/6/2023).

Awal cerita

 

Sukasno mengaku, awal rasa kecewanya bermula saat pihak sekretariat presiden menghubungi dirinya.

Setpres mengutarakan perihal pembelian sapi kurban untuk Presiden Jokowi.

Sukasno lantas diminta mengirikan sejumlah dokumen sebagai syarat-syaratnya.

"Saya dihubungi, dan diminta untuk mengirim berkas-berkas sapi dan saya sebagai pemilik," kata dia.

Sukasno melanjutkan ceritanya, beberapa waktu kemudian, ia mendapatkan kabar dari tim Presiden Jokowi.

Dinyatakan sapi milik Sukasno masuk kategori yang akan dibeli. Tim kesehatan kemudian diterjunkan guna mengecek kondisi Bima. Petugas mengambil sampel darah dan feses sapi.

"Setelah dicek, hasilnya sapi saya lolos kesehatan," jelas Sukasno.

Tiba-tiba dibatalkan

Beberapa waktu berikutnya, Sukasno mendapatkan kabar mengejutkan. Sapinya batal dibeli oleh Presiden Jokowi.

"Saya mendapatkan kabar mendadak, presiden RI batal beli sapi saya," ujar Sukasno.

 

Pihak Setpres menjelaskan alasan pembatalan tersebut. Ternyata bobot sapi tidak sesuai dengan kriteria yakni satu ton.

Padahal informasi awal yang diterima Sukasno, minimal berat sapi di atas 700 kilogram.

"Sapi saya katanya tidak masuk kriteria, padahal saya baca direkomendasi itu sapi saya termasuk kriteria yang pertama yang 8 kuintal sampai 1 ton," jelasnya.

Akan menuntut

Sukasno mengaku merasa kecewa sapi miliknya batal dibeli oleh Presiden Jokowi.

Pembatalan hanya berjarak beberapa hari sebelum perayaan Iduladha.

Terlebih, sapi batal dibeli Presiden Jokwoi bukan pertama kali ini dialami oleh Sukasno.

"Kecewa karena waktu kurbannya tinggal beberapa hari saja kok dibatalkan, kalau dulu masih lama, beberapa bulan sebelumnya dikabari (dibatalkan)," tegas Sukasno.

Buntut dari kejadian ini, Sukasno akan menuntut pihak terkait.

Ia menyebut kondisi sapinya menurun setelah diperiksa kesehatannya.

Ekor sapi milik Sukasno menjadi cacat serta nafsu makannya jadi turun.

"Kalau dibatalkan, saya mengucapkan terima kasih, mungkin belum rejeki saya, namun saya (akan) menuntut karena kondisi ekor sapi saya cacat setelah diambil darah dan fesesnya," ucap dia.

"Padahal sebelumnya, buntutnya bagus bisa membersihkan kotoran di bagian belakangnya, namun setelah itu, ekornya saya lihat hanya lenggak-lenggok saja," tambahnya.

Penjelasan dinas terkait

Diketahui pembelian sapi kurban Presiden Jokowi diurus oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Ungaran Dinas Pertenakan dan Kesehatan Hewan (Disnakan Keswan) Provinsi Jawa Tengah.

Kepala BIB Disnakan Keswan Jawa Tengah, Agus Sucipto membenarkan hal tersebut.

Pihaknya mendapatkan tugas langsung dari Setpres untuk mencari calon sapi kurban untuk Presiden Jokowi.

"Kami hanya fasilitasi, serta mendapatkan tugas daripada pusat untuk mencarikan sapi yang cocok dan akan dibeli oleh bapak Presiden RI," kata Agus.

Sementara terkait dengan kondisi sapi milik Sukasno, pihak BIB akan mencarikan pembeli yang baru.

Petugas kesehatan juga akan diterjunkan untuk mengecek kondisi Bima.

"Terkait keluhan Pak Kasno, biar dokter hewan yang memeriksa kondisi sapinya," tandasnya.***