Tidak Usah Khawatir Lagi dengan Flu Burung, Sekarang Daging Ayam Buatan Lab Sudah Dijual, Kamu Berminat?

JAKARTA (SURYA24.COM)- Daging ayam adalah salah satu bahan makanan yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia. Namun, industri peternakan konvensional yang menghasilkan daging ayam menghadapi tantangan besar dalam hal keberlanjutan dan kesejahteraan hewan. Untuk mengatasi masalah ini, ilmuwan dan insinyur telah mengembangkan teknologi yang inovatif, yang dikenal sebagai "daging ayam buatan" atau "daging ayam laboratorium". Daging ayam buatan menawarkan potensi untuk menghasilkan daging yang lebih berkelanjutan, etis, dan ramah lingkungan. Artikel ini akan membahas tentang daging ayam buatan, proses produksinya, manfaat dan tantangan yang dihadapinya.

Proses Produksi Daging Ayam Buatan

Daging ayam buatan diproduksi melalui teknik yang dikenal sebagai kultur sel atau bioproses. Proses ini melibatkan pengambilan sampel sel-sel hewan hidup, seperti sel-sel otot atau sel-sel batang, yang kemudian dibiakkan dalam kondisi laboratorium yang terkontrol. Sel-sel tersebut diberikan nutrisi yang tepat, seperti media sel dan faktor pertumbuhan, yang memungkinkan mereka berkembang biak dan membentuk jaringan otot yang mirip dengan daging ayam asli.

Selama pertumbuhan, sel-sel otot tersebut diberikan rangsangan mekanis, seperti peregangan dan kontraksi, untuk menghasilkan tekstur yang lebih mirip dengan daging ayam konvensional. Sel-sel otot yang berkembang ini kemudian digabungkan untuk membentuk produk akhir, yang sering disebut sebagai "daging tanpa hewan".

Manfaat Daging Ayam Buatan

Keberlanjutan Lingkungan:

 Daging ayam buatan memiliki potensi untuk mengurangi dampak lingkungan dari industri peternakan konvensional. Produksi daging ayam buatan membutuhkan lebih sedikit lahan, air, dan sumber daya alam dibandingkan dengan peternakan hewan tradisional. Selain itu, daging ayam buatan mengurangi emisi gas rumah kaca, polusi air, dan degradasi lahan yang terkait dengan peternakan intensif.

 Kesejahteraan Hewan: 

Metode produksi daging ayam buatan tidak melibatkan pengorbanan hewan. Sel-sel yang digunakan dalam proses ini diambil secara etis tanpa membahayakan ayam hidup. Hal ini dapat membantu mengurangi penderitaan hewan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Kualitas dan Keamanan Pangan: 

Daging ayam buatan dapat dikembangkan dengan kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas dan keamanan pangan. Dengan menggunakan teknologi bioproses, dapat mengurangi risiko kontaminasi bakteri atau zoonosis yang terkait dengan daging ayam konvensional.

Tantangan dan Pertimbangan

Meskipun daging ayam buatan menawarkan berbagai manfaat, masih ada beberapa tantangan dan pertimbangan yang perlu diatasi sebelum dapat diadopsi secara luas. Beberapa di antaranya meliputi:

Skala Produksi dan Biaya: 

Saat ini, produksi daging ayam buatan masih dalam skala yang relatif kecil dan mahal. Teknologi yang digunakan dalam proses produksi masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi agar dapat bersaing dengan harga daging ayam konvensional.

Regulasi dan Keamanan: 

Regulasi terkait daging ayam buatan masih sedang dalam proses pengembangan. Aspek keamanan pangan dan labelisasi yang jelas perlu ditetapkan untuk memastikan bahwa daging ayam buatan aman dan dapat diterima secara luas oleh masyarakat.

 

Penerimaan Konsumen: 

Daging ayam buatan mungkin dihadapkan pada tantangan penerimaan konsumen. Beberapa orang mungkin memiliki kekhawatiran terkait aspek sensorik, rasa, atau stigma terhadap makanan yang diproduksi dalam laboratorium. Edukasi dan informasi yang tepat diperlukan untuk membangun kepercayaan konsumen terhadap produk ini.

Keberlanjutan Teknologi: 

Pengembangan teknologi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan juga menjadi faktor kunci. Sumber daya yang digunakan dalam produksi daging ayam buatan, seperti media sel dan faktor pertumbuhan, perlu dievaluasi dan dikembangkan agar lebih berkelanjutan dan dapat diperbaharui.

Dampak Sosial dan Ekonomi: 

Perubahan dalam industri peternakan konvensional dapat berdampak pada sektor ekonomi dan sosial. Perlu ada strategi yang mempertimbangkan pengaruhnya terhadap petani dan pekerja industri peternakan yang ada serta membantu mereka untuk beralih ke sistem yang lebih berkelanjutan.

Resmi Dijual

Dikutip dari merdeka.com, daging buatan laboratorium hasil formulasi dari sel kultur ayam berhasil diproduksi oleh dua perusahaan di California dan diizinkan untuk dijual di Amerika Serikat.

Good Meat dan Upside Food menjadi dua perusahaan di AS yang pertama kali mendapatkan izin dari Departemen Pertanian AS (USDA) untuk memproduksi dan menjual produk daging ayam buatan laboratorium.

Dilansir Live Science, Kamis (22/6), proses pembuatan daging ayam buatan ini bermula dengan megambil sampel sel dari jaringan daging hewan hidup.

USDA mengatakan, proses pengambilan sel hewan ini "umumnya tidak akan memiliki dampak bahaya yang permanen dan tidak akan membunuh hewan."

Sel yang dikumpulkan kemudian akan melalui tahapan pemeriksaan atau screening dan akan disimpan pada bank sel. Kemudian, sel-sel tersebut akan dipindahkan ke dalam tangki besar tertutup, yang biasanya terbuat dari baja.

Tangki tersebut berfungsi sebagai bioreaktor yang akan melipatgandakan sel yang telah diambil sebelumnya. Sel ini lebih lanjut akan dikembangkan agar menyerupai daging ayam dengan membedakan distribusi lemak dan jaringan ototnya.

 

Proses akhir dari produksi daging buatan laboratorium ini adalah proses pengemasan menggunakan metode pemrosesan makanan dan pengemasan konvensional.

Pada tahun 2019, BPOM AS dan USDA mengesahkan kebijakan yang mengatur produksi daging buatan agar aman dikonsumsi.

Melalui kebijakan tersebut, daging hasil produksi Good Meat dan Upside Food telah dikonfirmasi aman untuk dikonsumsi manusia.

Untuk sekarang, daging ini agak sulit untuk ditemukan pada supermarket konvensional, harganya juga dipatok dengan cukup mahal.

Upside Foods bekerja sama dengan Dominique Crenn, pemilik restoran bintang tiga Michellin Atelier Crenn, yang akan menyajikan daging buatan ini di Bar Crenn di San Francisco, AS.

Dr. Uma Valeti, pendiri dan CEO dari Upside Foods, mengatakan bahwa perusahaannya akan bertekad untuk "menyesuaikan harga daging ini menjadi ke harga pasaran."

Selain dipasarkan sebagai daging tanpa proses sembelih, daging ini juga dikatakan memiliki dampak positif terhadap lingkungan dibandingkan daging konvensional.

Sampai sekarang, belum dapat dipastikan bagaimana dua perusahaan ini dapat membesarkan skala produksinya agar dagingnya tersedia bagi konsumsi massa.

Kesimpulan:

Daging ayam buatan menawarkan solusi inovatif dalam menghadapi tantangan keberlanjutan dan kesejahteraan hewan yang dihadapi oleh industri peternakan konvensional. Meskipun masih ada banyak tantangan yang perlu diatasi, pengembangan teknologi dan pemahaman konsumen yang lebih baik dapat membawa perubahan positif dalam industri pangan. Dengan terus mengembangkan teknologi, merumuskan regulasi yang tepat, dan meningkatkan penerimaan masyarakat, daging ayam buatan dapat menjadi pilihan yang berkelanjutan dan etis bagi konsumen di masa depan.***