Berani Berhenti Makan Nasi Putih Sebulan? Maka Ini yang Akan Didapatkan

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Makan nasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang di berbagai belahan dunia. Nasi telah menjadi makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat di Asia, terutama di negara-negara seperti Indonesia, China, India, dan Jepang. Namun, seiring dengan perubahan pola makan global, pertanyaan pun muncul mengenai sisi positif dan negatif dari makan nasi. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sisi-sisi tersebut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang efek makan nasi terhadap kesehatan dan gaya hidup.

Sisi Positif:

Sumber Energi yang Baik:

 Nasi mengandung karbohidrat kompleks yang dapat memberikan energi yang cukup dan tahan lama bagi tubuh. Ini sangat penting terutama untuk mereka yang menjalani aktivitas fisik yang intens, seperti atlet atau pekerja lapangan.

Nutrisi yang Penting: Nasi juga mengandung beberapa nutrisi penting, terutama jika memilih nasi merah atau nasi yang tidak terlalu diproses. Nasi mengandung serat, vitamin B, dan mineral seperti selenium dan magnesium, yang dapat mendukung fungsi tubuh yang optimal.

Pendukung Diet Vegetarian atau Vegan: 

Bagi mereka yang mengadopsi pola makan vegetarian atau vegan, nasi sering menjadi salah satu sumber karbohidrat utama. Nasi dapat memberikan kecukupan kalori dan nutrisi yang diperlukan bagi individu yang tidak mengonsumsi produk hewani.

 

Pengisi Perut yang Baik: 

Karena kandungan karbohidratnya, nasi juga dapat memberikan perasaan kenyang lebih lama. Ini dapat membantu mengurangi keinginan untuk ngemil atau makan berlebihan, sehingga membantu menjaga berat badan yang sehat.

Sisi Negatif:

Potensial Penyebab Kenaikan Berat Badan: 

Jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan atau dalam bentuk yang sangat diproses, nasi dapat menjadi faktor yang berkontribusi pada kenaikan berat badan. Karbohidrat yang berlebihan dalam nasi dapat dikonversi menjadi lemak dalam tubuh jika tidak digunakan sebagai sumber energi.

Rendah Serat:

 Nasi putih, yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, umumnya rendah serat. Serat penting untuk menjaga kesehatan pencernaan, mengatur kadar gula darah, dan mencegah penyakit tertentu seperti sembelit dan penyakit jantung. Oleh karena itu, jika konsumsi nasi tidak seimbang dengan sumber serat lainnya, dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Potensi Penyebab Gangguan Gula Darah: 

Nasi putih yang sangat diproses memiliki indeks glikemik tinggi, yang berarti dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat setelah dikonsumsi. Ini dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang berisiko bagi individu dengan diabetes atau yang rentan terhadap penyakit tersebut.

Risiko Kandungan Logam Berat: 

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nasi, terutama yang ditanam di daerah dengan polusi lingkungan yang tinggi, dapat mengandung kadar logam berat seperti arsenik. Paparan jangka panjang terhadap arsenik dapat berdampak buruk pada kesehatan, termasuk peningkatan risiko kanker dan gangguan neurologis.

Dampak Tidak Makan Nasi

Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Bahkan, tak jarang yang menganggap mereka belum makan jika belum menyantap nasi. Menjadi asupan sehari-hari, berhenti makan nasi akan menyebabkan beberapa efek bagi tubuh. Dilansir dari laman Live Strong, nasi terutama nasi putih menawarkan karbohidrat dalam jumlah tinggi. 

Namun, nasi putih mengandung lebih sedikit nutrisi daripada jenis nasi maupun makanan pokok lain. Selain itu, konsumsi nasi putih olahan secara berlebihan juga dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi serta peningkatan berat badan. Lantas, apa yang akan terjadi pada tubuh jika berhenti makan nasi selama sebulan? 

Berhenti makan nasi selama sebulan memiliki sejumlah dampak bagi tubuh, baik manfaat maupun dampak merugikan. Dikutip dari laman Jerusalem Post, berikut efek yang akan terjadi pada tubuh jika tidak mengonsumsi nasi selama satu bulan penuh: 

  1. Berat badan turun 

Kepala Departemen Gizi di Sri Balaji Action Medical Institute India, Priya Parma mengatakan, berhenti makan nasi dapat membantu menurunkan berat badan. Pasalnya, satu porsi nasi putih yang sering dikonsumsi tercatat mengandung 205 kalori dan 44,5 gram karbohidrat. 

Selain itu, menurut penelitian dalam Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism pada Mei 2019, konsumsi nasi putih yang tinggi telah mendorong penambahan berat badan. Penelitian tersebut membuktikan, berat badan orang yang makan nasi putih dalam jumlah besar secara teratur meningkat sekitar 30 kg selama setahun. 

Namun, penurunan berat badan dapat dicapai hanya jika nasi tidak diganti dengan makanan yang memiliki jumlah kalori dan karbohidrat serupa. 

  1. Kadar gula darah lebih stabil

Tidak makan nasi selama satu bulan juga berdampak pada kadar gula darah dalam tubuh yang lebih stabil. Nasi mengandung karbohidrat. Namun nasi putih termasuk sumber karbohidrat sederhana yang mengandung kadar gula tinggi. 

Dikutip dari Kementerian Kesehatan, karbohidrat sederhana lebih mudah dicerna dan merangsang produksi hormon insulin lebih banyak. Hal tersebut akan mengakibatkan kadar gula darah dalam darah meningkat dengan cepat. 

Di sisi lain, ahli gizi di Rumah Sakit Wockhardt India, Ria Desai menjelaskan, berhenti makan nasi memang akan menstabilkan gula darah. Kendati demikian, kadar gula darah dalam tubuh hanya akan turun selama periode tidak mengonsumsi nasi. 

"Begitu seseorang mulai makan nasi lagi, kadar glukosa akan mulai berubah kembali," kata dia.

  1. Kerusakan otot 

Parma mengungkapkan, nasi putih adalah karbohidrat sederhana yang sebenarnya dapat diubah menjadi sumber karbohidrat kompleks dengan tambahan sayuran dan protein. Karbohidrat sangat diperlukan untuk produksi energi. Tidak mengonsumsinya sama sekali akan membuat seseorang menjadi lemah. Sebab tanpa karbohidrat, tubuh mulai menggunakan protein dengan memecah otot untuk menghasilkan energi. 

Kondisi tersebut turut menyebabkan tubuh kekurangan vitamin dan mineral, hingga berpotensi menimbulkan kerusakan otot. "Itulah mengapa penurunan berat badan yang berasal dari pemecahan otot dan bukan dari pembakaran lemak adalah sesuatu yang harus dihindari," tutur Parma. 

Oleh karena itu, daripada berhenti makan nasi secara total, lebih baik batasi jumlahnya dan imbangi dengan sumber protein serta sayuran sebagai serat. Nasi putih juga dapat diganti dengan jenis nasi lebih sehat seperti nasi merah, dengan tetap menambahkan protein dan serat.

 "Tambahkan serat pada nasi berupa sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan," pungkas Parma.

Kesimpulan:

Seperti makanan lainnya, makan nasi memiliki sisi positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan. Memilih jenis nasi yang tepat, mengatur porsi, dan menjaga pola makan seimbang secara keseluruhan adalah faktor penting untuk memperoleh manfaat yang maksimal dan mengurangi risiko dampak negatif. Konsultasikan dengan ahli gizi atau profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran khusus terkait konsumsi nasi atau ingin mencari alternatif yang lebih sehat dalam pola makan Anda.***