Bos Kamu Mata Keranjang? Begini Cara Menghadapinya Berikut Menyikapi Atasan Pasif Agresif

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)– Tidak jarang kita mendapatkan atasan atau bos yang mata keranjang alias genit. Tentu ini menjadi permasalahan tersendiri disatu sisi kita tidak ingin menjadi korban pelecehan, misalnya,  disisi lain menjaga bagaimana hubungan kerja professional tetap  terjaga.

Ya, jangan sampai kejadian kasus viral bos perusahaan di Cikarang ajak staycation karyawatinya sebagai syarat perpanjangan kontrak terulang.

Dalam kasus viral itu, karyawati pabrik wajib mengiyakan untuk diajak staycation alias menginap di hotel bareng atasan.

Isu tersebut viral setelah cuitan di media sosial Twitter milik @Miduk17 mengatakan banyak aksi mesum atasan pabrik di kawasan Cikarang.

Mengutip nova.id, mengejutkan lagi, berita ini ternyata sudah menjadi rahasia umum, miris. Memang punya atasan yang ramah dan perhatian, tentu lebih menyenangkan dibanding atasan yang galak, cuek, dan bersikap dingin.

Tapi kalau ramahnya kelewatan, sampai menjurus ke perilaku bos genit seperti suka menggoda lawan jenis hingga melakukan pelecehan, pastinya kita akan terganggu.

Sikap seperti ini tentu bisa bikin kita sebagai karyawan jadi enggak nyaman bekerja.

Mungkin saja kalau yang genit itu sesama rekan kerja, akan lebih mudah menghadapinya.

Tapi, kalau orang yang punya posisi dan kekuasaan di kantor? Ditambah, dia sudah berkeluarga, pula.

Jika kamu terganggu karena sikap bos genit, maka harus cepat bertindak. Jangan sampai terus-terusan merasa tak nyaman dan tak tenang saat bekerja gara-gara si bos genit.

Lantas, bagaimana caranya?

Jika si bos sudah terlewat genit, maka pertama-tama jangan sungkan untuk memperingatkannya.

Toh, sebagai karyawan, berhak atas lingkungan kerja yang afektif dan kondusif.

Nah, biar terkesan sopan namun tetap tegas, utarakan ketidaksukaan atau rasa keberatan kita dengan kalimat yang lugas dan to the point.

Selanjutnya, bisa menjaga jarak dengan atasan.

 

Meski begitu, jaga jarak bukan berarti tidak membutuhkan komunikasi, ya.

Ingat, jaga jarak adalah sejauh mana kita bisa membatasi diri untuk  berkomunikasi hanya sebatas pekerjaan, profesional.

Jadi tidak menghindar, karena menghidar itu kan enggak benar. Nah, jika dua cara tadi sudah kita lakukan dan si bos masih tetap saja genit bahkan makin menjadi, seperti terjadi pelecehan, maka  bisa melaporkanya pada HRD di kantor.

Ingat, HRD, bukan curhat pada rekan kerja kita, ya. Hal ini untuk menghindari kondisi yang semakin runyam di kemudian hari.

Selain itu, jika memungkinkan kumpulkanlah bukti perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan bos kepada kita, seperti bukti pesan singkat di WhatsApp, misalnya.

Ingat juga untuk menjaga diri dengan selalu menunjukkan integritas yang baik, benar, dan konsisten agar atasan  pun tak bisa semena-mena terhadap kita.

Jadi, sekarang, sudah tahu, kan, mesti berbuat apa kalau ada bos genit di kantor?

Bos Pasif Agresif? 

Kamu baru saja pindah kerja dan mempunyai bos baru? Dan ternyata atasan Anda memiliki sifat pasif agresif. Sifat pasif agresif berarti cara seseorang dalam menyampaikan kekecewaan atau rasa marah secara tersirat atau tidak langsung. Umumnya, sikap ini didorong oleh rasa takut atau enggan untuk mengungkapkan emosi negatif atau konfrontontasi secara langsung.

 Masalahnya, mengutip femina,id, jika Anda bekerja dengan atasan dan saat itu ia menilai kinerja Anda buruk, ia tidak akan mengatakan secara langsung, namun ia justru mengeluhkan pekerjaan Anda dengan pada rekan kerja satu kantor. Tentu bukanlah hal yang mudah menghadapi atasan seperti ini. Salah langkah, karier Anda bisa terancam. Menurut Anna Sugar dalam artikel, What to Do If Your Boss Is Supper Passive-Aggressive, berikut ini beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menyikapinya:

1  Analisis Interaksi Anda

Usahakan tetaplah tenang, jangan mengambil tindakan terlebih dulu. Sebaiknya amati dan tanyakan pada diri Anda, apakah atasan yang memang pasif agresif atau apakah selama ini Anda yang salah mengartikan percakapan dengan bos? Perhatikan pula cara atasan berkomunikasi dengan rekan kerja Anda yang lain, apakah sama dengan cara dia berkomunikasi dengan Anda. Tanyakan dengan teman yang terpercaya apakah dia pernah mengalami hal serupa? Jika mereka tidak pernah mengalaminya, itu artinya tanda si bos melakukannya dengan sengaja.

 2  Cari Dukungan dari Luar

Seorang pasif agresif memang selalu menghindari konfrontasi secara langsung. Maka, penting bagi Anda untuk mencari dukungan dari pihak luar. Orang di luar kantor bisa memberikan pandangan yang lebih jernih dari situasi Anda yang alami. Mereka juga dapat memberikan support emosional dan saran bagaimana cara terbaik Anda untuk menghadapinya. 

 3  Simpan Bukti untuk Melindungi Diri

Simpan catatan interaksi Anda dengan si bos. Jika bos masih belum jelas memberikan timeline pekerjaan, jangan didiamkan saja. Segera lakukan follow up dengan mengirimkan email perihal timeline dan detail pekerjaan untuk memastikan Anda bekerja sesuai dengan ekspektasinya. Setelah pekerjaan selesai, dan jika suatu saat manajer Anda memberikan review negative, Anda memiliki bukti telah berusaha dengan menanyakan secara detail mengenai target Anda kepada atasan.

4  Tunjukkan Kemampuanmu

Sebagai karyawan, jangan lupa untuk menunjukkan kemampuan terbaik saat bekerja. Dengan menjaga performa kinerja selalu maksimal, tidak ada celah baginya untuk mengeluhkan tentang pekerjaan Anda. Lama- kelamaan, jika kinerja Anda bagus, dia tidak akan lagi memandang Anda setengah mata dan selalu mengandalkan Anda dalam setiap project.

5 Jangan bergosip!

Setelah apa yang Anda lakukan dan sikap atasan masih sama saja. Tentu, Anda sudah tidak sabar ingin segera bergosip dengan rekan kerja di kantor tentang sikap bos yang tidak fair pada Anda. Sebaiknya segera hindari pemikiran itu, karena itu bisa menjadi bumerang bagi Anda. Ingat, Anda perlu mencari solusi bukan malah menggosipkannya.

Jika Anda merasa ada masalah yang tidak dapat diatasi, Anda bisa mengeluarkan keluh kesah dan bicara problem yang Anda alami dengan orang yang dapat dipercaya. Anda juga bisa berdiskusi dengan orang HRD (human resource) dan mencari solusi terbaik dari masalah Anda.

6  Bangun Lebih Banyak Jejaring

Jika situasi dengan atasan tidak ada perkembangan lebih baik, pertimbangkan untuk pindah tim atau departemen. Membangun lebih banyak jejaring secara internal agar bisa mengekspolasi dengan tim mana Anda dapat paling cocok bekerja.***