Kepala Terpenggal Ternyata Ular Masih Bisa Menggigit Berikut Gegarav Stres PuluhanPaus Pilot Mati Terdampar

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)– Beberapa hewan memang terbukti masih bisa hidup tanpa kepala. Bahkan, ada juga hewan yang kepalanya masih aktif meskipun sudah terpisah dari badannya.

Salah satu hewan tersebut adalah kepala ular, yang sudah terpenggal pun masih memiliki kemampuan untuk menggigit. Ular disebut masih mampu mengigit, meskipun kepalanya tidak lagi menempel di badan tersebut.

Menurut seorang profesor biologi di University of Arkansas, Steven Beaupré mengatakan bahwa ular pada umumnya terkenal mempertahankan atau mengaktifkan refleksnya bahkan beberapa jam setelah hewan itu mati.

Ular dikenal sebagai salah satu hewan yang memiliki bisa beracun. Sebagian orang mungkin menganggap memenggal kepala ular bisa menyelamatkan dari gigitanya. Namun, tidak demikian.

Mengutip sindonews.com, refleks gigitan lebih kuat pada ular berbisa daripada beberapa karnivora lain. Tidak seperti harimau, yang membunuh mangsanya dengan menancapkan giginya ke dalam daging hewan dan bertahan disitu, ular hanya memberikan satu gigitan yang sangat cepat dan kemudian menjauh dari mangsanya.

Serangan tersebut dapat terjadi dalam waktu kurang dari satu detik. Sedangkan jenis ular derik dikenal dapat meracuni mangsanya dalam waktu kurang dari dua per sepuluh detik

Ular yang kepalanya sudah terpenggal ini masih bisa mempertahankan diri, karena adanya rasa terancam dan bahkan menyerang ancaman yang dirasakannya.

Gerakan postmortem ini dipicu oleh ion, atau partikel bermuatan listrik, yang tetap berada di sel saraf ular selama beberapa jam setelah mati. Ketika saraf ular yang baru mati distimulasi, saluran di saraf akan terbuka, dan memungkinkan ion untuk melewatinya.

Hal inilah menciptakan impuls listrik yang memungkinkan otot melakukan tindakan refleksif, seperti gigitan.

Diduga Stess Berat

Seperti diketahui ukuran paus yang besar membuat mereka harus berada di laut yang dalam. Jika berada di air yang terlalu dangkal, maka paus pun bisa terbawa arus dan terdampar di pantai.

Kasus paus yang terdampar pun kerap terjadi, lantaran paus tersebut tersesat. Dalam beberapa kasus, mereka terbawa arus lantaran badannya sedang lemah. Meski demikian, sangat jarang kasus paus terdampar secara massal.

Nah, belakangan ada puluhan ekor paus pilot terdampar di pantai dekat kota Albany, di ujung selatan Australia Barat. Diduga paus-paus tersebut mengalami stres berat hingga akhirnya hilang arah.

Mengutip dilansir dari Al Jazeera seperti ditulis okezone.com, Vanessa Pirotta selaku ilmuwan margasatwa dari Universitas Macquarie mengatakan bahwa sebelum terdampar, paus-paus ini sempat terekam drone dengan gerak-gerik yang tidak normal.

Meskipun sebenarnya belum diketahui secara pasti alasan mengapa mereka terdampar secara massal, Vanessa menduga paus-paus ini telah mengalami stres dan disorientasi, yang mana mereka tidak mengetahui keberadaannya sendiri.

"Fakta bahwa mereka berada di satu area sangat berkerumun, dan melakukan perilaku yang sangat menarik, dan sesekali melihat-lihat, menunjukkan bahwa ada hal lain yang terjadi yang tidak kita ketahui," katanya.

 

"Mereka sering memiliki mentalitas tipe mengikuti pemimpin, dan itu bisa menjadi salah satu alasan mengapa kita melihat tidak hanya satu tapi banyak yang terdampar. Mungkin anggotanya mengikuti pemimpinnya," tambah Vanessa.***