Rusia Heboh Gara-gara Anjing Misterius Berbulu Biru Muncul Berikut Penjelasan Ilmiah Mengapa Darah Gurita Berwarna Biru?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM) - Dalam dunia hewan peliharaan, anjing telah menjadi sahabat manusia selama ribuan tahun. Berbagai ras dengan beragam warna bulu telah ditemukan, tetapi apakah mungkin ada anjing dengan bulu biru? Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya anjing brerbulu biru, kita bisa menjelajahi konsep ini dari perspektif imajinatif dan ilmiah.

Genetika Warna Bulu Anjing:

Warna bulu anjing ditentukan oleh kombinasi genetika dan ekspresi gen yang kompleks. Gen-gen yang mengatur pigmen (melanin) dalam rambut anjing memiliki peran besar dalam menentukan warna bulu. Biasanya, warna bulu yang umum ditemui meliputi hitam, coklat, putih, abu-abu, dan kombinasi-kombinasi lainnya.

Faktor Fiksi dan Mitos:

 

Istilah "brerbulu biru" mungkin berasal dari dunia fiksi atau mitos yang menggambarkan anjing dengan bulu yang tidak lazim. Dalam fiksi, penulis dan seniman sering kali bermain dengan konsep imajinatif seperti hewan dengan warna bulu yang tidak biasa, termasuk warna biru. Namun, penting untuk diingat bahwa sebagian besar dari ini adalah representasi artistik yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan hewan sejati.

Kelainan Genetik dan Mutasi:

Dalam kasus-kasus yang sangat jarang, mutasi genetik yang langka dapat menyebabkan perubahan warna bulu yang tidak biasa. Misalnya, dalam dunia hewan peliharaan, kucing Sphynx memiliki kulit yang tanpa bulu karena mutasi gen yang menghasilkan efek tersebut. Namun, efek serupa pada anjing, seperti bulu biru, mungkin sangat tidak mungkin karena perbedaan biologi dan genetika antara spesies-spesies ini.

Keamanan dan Kesehatan:

Ketika membicarakan tentang hewan peliharaan, kesehatan dan keamanan selalu menjadi prioritas utama. Mutasi genetik yang menciptakan warna bulu yang tidak alami sering kali juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kelainan lain pada hewan. Oleh karena itu, pemuliaan hewan dengan tujuan menciptakan warna bulu yang tidak alami dapat berisiko dan tidak etis.

Saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung adanya anjing brerbulu biru. Warna bulu anjing didasarkan pada genetika dan ekspresi gen yang kompleks, dan biasanya melibatkan warna-warna yang ditemukan dalam kelompok genetik mereka. Sebagian besar konsep anjing brerbulu biru mungkin berasal dari fiksi atau mitos, dan penting untuk tetap realistis dalam pandangan kita tentang dunia hewan peliharaan. Kesehatan dan keamanan hewan selalu harus menjadi pertimbangan utama ketika mempertimbangkan pemuliaan atau modifikasi genetik.

Dekat Pabrik Kimia 

Fenomena aneh terjadi di sebuah kota kecil Rusia. Sekawanan anjing berbulu biru misterius menampakkan diri ke tengah keramaian. Dikutip dari laman Little Things yang dilansir sindonews.com, , Rabu (30/8/2023), puluhan anjing dari berbagai ras itu ditemukan di dekat sebuah pabrik kimia tua terbengkalai. 

Pabrik bernama Dzerzhinskoe Orgsteklo itu dulunya produsen asam hidrosianat dan kaca plexiglass. Warga yang tinggal di dekat pabrik mulai melihat anjing-anjing dewasa berwarna biru berkeliaran di luar bangunan. Mereka kemudian membagikan foto anak-anak anjing misterius tersebut secara online agar pihak berwenang setempat cepat menangani. Anjing-anjing itu akhirnya ditangkap, dan mereka sekarang tinggal di klinik dokter hewan sebelum diadopsi. 

Dari hasil observasi , mereka makan dan minum dengan normal, dan tes darah mereka juga normal. Para dokter hewan pun penasaran dari mana warna biru tersebut muncul di bulu anjing. 

Asal Muasal Anjing 

Dibagian lain Ilmuwan berhasil menyimpulkan bahwa anjing berevolusi dari serigala. Ini karena temuan DNA serigala Siberia di zaman es yang hidup 100.000 tahun lalu ternyata mirip dengan DNA anjing purba dan modern. Temuan tersebut menambah bukti bahwa anjing mengalami proses domestikasi (dijinakkan dari hewan liar) di Asia Tengah selama akhir zaman es. 

Studi ini juga menemukan hubungan genetik antara kelompok kecil anjing dan serigala purba di Timur Tengah. Disebut sebagai sahabat terbaik manusia, anjing justru memiliki misteri sejarah terbesar umat manusia. Tidak ada yang yakin dari mana asalnya. 

Tetapi analisis baru DNA serigala purba menunjuk ke suatu tempat di Asia. Tim ahli genetika yang dipimpin oleh peneliti di Francis Crick Institute menganalisis genom 72 serigala purba yang digali di seluruh Eropa, Siberia, dan Amerika Utara. 

DNA-nya berasal serigala yang hidup 100.000 tahun lalu hingga 30.000 generasi serigala. Dogor, anak serigala berusia 18,000 tahun dari Yakutia yang menjadi salah satu objek penelitian. 

Kemudian, para peneliti membandingkan DNA serigala dengan genom anjing modern dan kuno. Anjing-anjing itu paling mirip dengan serigala abu-abu di Siberia yang hidup sekitar 13.000 hingga 23.000 tahun yang lalu yang hidup di akhir zaman es.

 “Hasil ini cocok dengan populasi serigala dari Asia Tengah yang mengarah pada asal usul anjing,” Adam Boyko, ahli genetika anjing di Cornell University, yang juga menganalisis genom anjing desa di seluruh dunia sebagaimana dilansir sindonews.com. 

”Penelitian saya dan penelitian terbaru tim peneliti Francis Crick Institute sama. Sama-sama merujuk pada Asia Tengah sebagai asal muasal anjing,” katanya. Anjing purba di Timur Tengah, Afrika, dan Eropa Selatan juga menunjukkan keturunan dari serigala di Timur Tengah, selain akar Asia Tengah mereka. 

Ini menunjukkan contoh domestikasi yang juga terjadi di Timur Tengah, atau anjing di sana kawin silang dengan serigala liar. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal Nature.

”Ini pertama kalinya ilmuwan langsung melacak seleksi alam pada hewan besar dalam skala waktu 100.000 tahun,” ujar Pontus Skoglund, dari Institut Francis Crick. ”Kami melihat ada satu varian gen yang mempengaruhi perkembangan tengkorak dan tulang rahang serigala yang muncul di setiap DNA serigala selama 10.000 tahun. Gen itu juga ada pada semua serigala dan anjing saat ini,” katanya. 

Darah Gurita Berwarna Biru?

Seperti diketahui manusia memiliki warna darah yang sama, yakni merah. Sementara itu, warna darah hewan bisa berbeda-beda. Ada hewan yang berdarah merah, bening, hingga biru.

Salah satu hewan yang memiliki darah berwarna biru adalah gurita. Bagi invertebrata laut ini, darah biru merupakan hasil evolusi yang membantu mereka bertahan hidup di lingkungan yang ekstrem.

Alasan gurita berdarah biru

Darah biru gurita disebabkan oleh protein haemocyanin, yang membawa oksigen ke seluruh tubuh gurita. Haemocyanin mengandung tembaga, bukan zat besi, sebagaimana yang dimiliki hemoglobin.

Adapun hemoglobin adalah protein yang mengandung zat besi yang ditemukan dalam darah manusia, yang memiliki fungsi pengangkutan oksigen yang sama, tetapi mengubah darah menjadi merah.

Protein berbahan dasar tembaga lebih efisien dalam mengangkut molekul oksigen dalam kondisi dingin dan rendah oksigen, sehingga ideal untuk kehidupan di laut.

Namun, dilansir dari National Geographic, bagi gurita Antartika (Pareledone charcoti), pengangkutan oksigen melalui hemocyanin menimbulkan masalah pada suhu di bawah nol derajat.

Hal ini karena di perairan kutub, oksigen berikatan erat dengan hemosianin sehingga tidak mudah lepas. Jika jaringan ini tidak mendapat oksigen, gurita akan mati.

Sebuah studi, yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Zoology, menunjukkan bahwa gurita Antartika mengatasi hambatan tersebut dengan memproduksi hemocyanin dalam jumlah berlebih.

Untuk menganalisis ini, Michael Oellermann, peneliti sekaligus ahli ekofisiologi di Alfred Wegener Polar Institute, Jerman, membandingkan gurita Antartika dengan dua spesies gurita pembawa hemocyanin lain yang hidup di perairan hangat, yakni Octopus pallidus dan Eledone moschata.

Mengutip kompas.com, Oellermann menemukan bahwa rata-rata, gurita Antartika memiliki 40 persen lebih banyak hemosianin dalam darahnya dibandingkan O. pallidus atau E. moschata.***