Heboh Gegara Petir Terbalik Tertangkap kamera Berikut Mitos atau Fakta, Benarkah Godzilla Terbentuk dari Nuklir?

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)Petir dan Godzilla adalah dua elemen yang sangat berbeda dalam dunia nyata dan fiksi, namun keduanya memiliki daya tarik yang kuat bagi manusia. Di artikel ini, kita akan menjelajahi peran petir dalam alam semesta, dan bagaimana Godzilla, monster raksasa yang terkenal, telah mengilhami imajinasi kita selama puluhan tahun.

Keajaiban Alam Petir

Petir adalah fenomena alam yang spektakuler. Ini terjadi ketika ada muatan listrik yang terakumulasi di dalam awan dan menghasilkan kilatan cahaya yang sangat terang, diikuti oleh suara gemuruh petir yang dahsyat. Petir adalah hasil dari pergerakan partikel dalam awan, dan merupakan salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan. Selain itu, petir juga memiliki dampak besar pada ekosistem, karena dapat memulai kebakaran hutan dan menghasilkan ozon.

Imajinasi Besar Godzilla

Godzilla, yang pertama kali muncul pada tahun 1954 dalam film klasik Jepang, adalah monster raksasa yang ikonik dalam sinema. Godzilla adalah makhluk prasejarah yang terbangun dari tidur panjangnya oleh uji coba nuklir. Ia muncul sebagai simbol perubahan alam dan ancaman nuklir yang mendalam. Selama puluhan tahun, Godzilla telah menjadi karakter yang sangat populer di seluruh dunia dan muncul dalam berbagai film, buku komik, dan permainan video.

Godzilla menciptakan sebuah narasi tentang konsekuensi dari perilaku manusia terhadap lingkungan dan kemungkinan dampak dari eksperimen nuklir. Selain itu, karakter ini juga mewakili ketakutan kolektif manusia akan kekuatan alam dan keterbatasan kita dalam menghadapinya.

Perpaduan Antara Kedua Elemen

Meskipun petir dan Godzilla terlihat sangat berbeda, ada beberapa kesamaan menarik dalam keduanya. Kedua elemen ini menciptakan perasaan kagum dan rasa hormat terhadap kekuatan alam yang luar biasa. Petir, sebagai fenomena alam, mengingatkan kita akan kompleksitas alam semesta dan sekaligus memikat kita dengan kilatan cahayanya yang spektakuler.

Sementara itu, Godzilla, sebagai ikon budaya pop, memungkinkan kita untuk mengatasi ketakutan kita terhadap hal-hal besar yang kita tidak bisa kendalikan. Ini adalah cara kita sebagai manusia untuk merespons kejadian besar dan seringkali menakutkan dalam hidup kita.

Dapat disimpulkan petir dan Godzilla adalah dua elemen yang berbeda dalam kenyataan dan imajinasi kita. Petir adalah keajaiban alam yang memukau kita dengan kilatan cahayanya, sementara Godzilla adalah karakter fiksi yang mewakili ketakutan dan rasa hormat kita terhadap kekuatan alam yang besar. Meskipun berbeda dalam banyak hal, keduanya mengingatkan kita akan keajaiban dan kompleksitas dunia di sekitar kita, baik yang nyata maupun yang hanya ada dalam imajinasi kita.

Petir Terbalik 

Dikabarkan seorang fotografer asal Puerto Riko, Frankie Lucena berhasil mengabadikan momen langka penampakan petir terbaik. Dari hasil jepretannya bisa dilihat bahwa fenomena t ersebut cukup mengerikan.

Petir Terjadi saat badai, petir terbalik itu memiliki beberapa sambaran petir yang sangat besar, meledak lurus ke atas dan berhenti tepat di bawah tepi angkasa. Petir keluar dari awan badai dengan warna merah menyala. 

Sebagaimana dilansir dari Live Science pada Jumat (1/9/2023) yang dilansir sindonews.com, kilatan petir ini juga dikenal sebagai gigantic jets. Ini adalah jenis petir yang paling langka dan paling kuat, terjadi sedikitnya 1.000 kali dalam setahun. 

Petir tersebut memiliki kekuatan lebih dari 50 kali lipat kekuatan sambaran petir pada biasa. Saking kuatnya, petir terbalik dapat naik lebih dari 80 kilometer di atas permukaan bumi dan menyentuh bagian bawah ionosfer. Bagi yang belum tahu, ionosfer senfiti merupakan lapisan besar partikel bermuatan listrik tempat bagian atas atmosfer bertemu dengan bagian bawah luar angkasa. Ruang angkasa secara teknis dimulai pada ketinggian 62 mil, atau 100 km, di atas permukaan laut, sedangkan ionosfer membentang sekitar 50 hingga 400 mil, atau 80 hingga 640 km, di atas permukaan laut.

 Meskipun jarang terjadi, petir terbalik bukanlah pemandangan yang asing selama musim badai Atlantik. Gigantic jets dilaporkan paling sering terjadi di wilayah tropis, terutama selama badai tropis yang meningkat dengan cepat. 

Gigantic jets sendiri baru diketahui para ilmuwan selama sekitar 20 tahun, dan masih banyak misteri yang belum terungkap tentang penir jenis ini, termasuk sifatnya yang justru naik ke atas bukannya menyambar ke bawah. 

Terbentuk Dari Nuklir?

Dibagian lain seperti diketahui Godzilla , ikon kaiju yang legendaris, telah memikat imajinasi penonton selama beberapa dekade dengan skala epik dan kekuatan yang tak tertandingi. Salah satu aspek paling terkenal dari asal-usul Godzilla adalah kaitannya dengan nuklir.

Banyak yang percaya bahwa monster raksasa ini muncul sebagai akibat dari aktivitas nuklir manusia. Namun, pertanyaannya adalah, apakah ini benar-benar mitos ataukah ada fakta di baliknya?

Asal-Usul Godzilla

Godzilla pertama kali muncul pada tahun 1954 dalam film Jepang berjudul "Gojira." Dalam versi aslinya, Godzilla dijelaskan sebagai hewan prasejarah yang terbangun dari tidurnya di dasar laut oleh uji coba nuklir.

Hal ini dianggap sebagai cermin dari trauma dan ketakutan yang dihasilkan oleh bom atom Hiroshima dan Nagasaki serta uji coba nuklir di Pasifik. Godzilla adalah metafora tentang efek mengerikan dari kekuatan nuklir dan dampaknya pada lingkungan serta umat manusia.

Mitos atau Fakta?

Mengutip sindonews.com, demonstran membawa poster bergambarkan karakter fiksi Godzilla dalam unjuk rasa memprotes rencana pembuangan limbah reaktor nuklir Fukushima Daiichi di depan Kantor Tokyo Electric Power Company (TEPCO) di Tokyo, Jepang, Kamis (24/8).

Secara ilmiah, ide bahwa makhluk seperti Godzilla bisa terbentuk langsung dari radiasi nuklir adalah mitos. Radiasi nuklir dapat menyebabkan mutasi pada organisme hidup, tetapi konsep makhluk raksasa seperti Godzilla yang muncul secara instan tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.

Namun, dalam dunia fiksi dan alam semesta Godzilla, konsep ini diadaptasi untuk menciptakan narasi yang dramatis. Dalam beberapa versi cerita Godzilla, ia adalah dinosaur prasejarah yang terkena radiasi nuklir dan berubah menjadi monster raksasa.

Pendekatan ini lebih merupakan interpretasi kreatif daripada representasi ilmiah yang akurat.Meskipun asal-usul Godzilla dari radiasi nuklir bukanlah fakta ilmiah, ikon ini tetap memiliki daya tarik yang kuat karena maknanya yang mendalam.

Godzilla menjadi perwakilan simbolis dari kengerian nuklir, penghancuran lingkungan, dan dampak buruk dari aktivitas manusia yang merusak alam.

Dalam banyak cerita Godzilla, pertempuran monster ini juga mencerminkan konsekuensi dari ketidakseimbangan alam dan penyalahgunaan sumber daya. Di konteks fiksi, Godzilla yang terbentuk dari nuklir adalah konsep yang menarik dan kuat dalam menggambarkan dampak nuklir pada dunia.

Namun, secara ilmiah, ide bahwa radiasi nuklir dapat secara langsung mengubah organisme menjadi makhluk raksasa adalah mitos. Meskipun demikian, pesan simbolis Godzilla sebagai peringatan terhadap bahaya nuklir dan perusakan lingkungan tetap relevan hingga hari ini.***