Siapa Sangka 2 Teknologi Ini Diramalan Jayabaya Berpengaruh kepada Manusia , Apa Itu?

Ilustrasi (Dok:Net)

JAKARTA (SURYA24.COM)- Di dalam budaya Jawa, Ramalan Jayabaya adalah salah satu ramalan yang sangat terkenal. Ramalan ini diyakini berasal dari Jayabaya, raja legendaris Kediri di Jawa Timur pada abad ke-12.

Ramalan Jayabaya telah menjadi bagian integral dari sejarah dan warisan budaya Jawa, dan hingga hari ini, masih banyak yang memercayai serta menginterpretasikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Artikel ini akan membahas latar belakang dan isi dari Ramalan Jayabaya serta dampaknya terhadap budaya dan masyarakat Jawa.

Asal-Usul Ramalan Jayabaya

Ramalan Jayabaya konon pertama kali dikaitkan dengan Raja Jayabaya, yang memerintah Kediri pada abad ke-12. Jayabaya adalah seorang raja bijaksana yang terkenal dengan kepemimpinannya yang adil dan visinya yang unik. Selama masa pemerintahannya, ia dianggap memprediksi banyak peristiwa penting yang akan terjadi di masa depan.

Isi Ramalan Jayabaya

Ramalan Jayabaya dikenal dengan bentuk puisi yang kaya akan metafora dan simbolisme. Isinya meramalkan berbagai peristiwa yang akan terjadi di masa depan, termasuk masa-masa kegelapan dan kehancuran, tetapi juga masa keemasan yang akan datang. Ramalan ini sering kali dianggap sebagai prediksi untuk kejatuhan Kerajaan Majapahit dan masa datangnya penjajah asing di Jawa.

Salah satu kutipan terkenal dari Ramalan Jayabaya adalah:

"Ratu adilnya merana sakit,

Bantara adilnya menjadi kurus,

Rakyat miskin dan tidak berdaya,

Majapahit menjadi tunduk kepada orang-orang asing."

Isi ramalan ini memberikan kesan bahwa Jawa akan mengalami masa-masa sulit dan penjajahan, yang sebagian menggambarkan kenyataan dalam sejarah Indonesia.

Pengaruh dan Interpretasi

Ramalan Jayabaya memiliki pengaruh yang kuat terhadap budaya Jawa dan masyarakatnya. Banyak orang Jawa mempercayai bahwa pesan-pesan yang terkandung di dalam ramalan ini memiliki relevansi dengan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam sejarah Jawa. Sebagai hasilnya, ramalan ini sering kali digunakan untuk menjelaskan atau memprediksi situasi politik dan sosial di Jawa.

Selain itu, Ramalan Jayabaya juga memengaruhi seni dan sastra Jawa. Metafora dan simbolisme yang terkandung di dalamnya telah menjadi sumber inspirasi bagi penyair, seniman, dan budayawan Jawa selama berabad-abad.

Dapat disimpulkan ramalan Jayabaya adalah bagian integral dari budaya Jawa yang kaya. Terlepas dari apakah Anda mempercayainya sebagai ramalan yang benar atau sebagai mitos, tidak dapat dipungkiri bahwa ramalan ini telah berdampak pada cara orang Jawa melihat sejarah dan masa depan mereka. Ini adalah contoh bagaimana kepercayaan dan warisan budaya dapat membentuk persepsi dan identitas suatu masyarakat.

Membunuh Rutinitas Manusia

Dua  Ramalan Jayabaya yang paling menakutkan dan sudah benar-benar terjadi di tahun 2023 ini di tanah Jawa. Ramalan terkait soal kemajuan teknologi dan mulai dirasakan masyarakat.

Ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .

 Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang menuliskan bahwasannya Jayabayalah yang membuat ramalan-ramalan tersebut. 

Mengutip sindonews.com, dua teknologi Menurut Isi Ramalan Jayabaya yang mulai memakan korban 

  1. Ramalan Jayabaya "akeh omaheng duwur jaran" yang artinya adalah "banyak rumah di atas kuda". Ramalan Jayabaya 2023 mengatakan bahwa Indonesia akan mengalami peningkatan teknologi transportasi Isi dari ramalan Jayabaya 2023 yang terakhir adalah Indonesia akan mengalami peningkatan dalam hal teknologi. Indonesia diramal akan memiliki banyak transportasi baru yang lebih modern. 

Kuda dalam tulisan tersebut merujuk pada kendaraan atau alat transportasi yang digunakan pada zaman dahulu. Lalu, perkataan dari ramalan Jayabaya 2023 tersebut memiliki kognisi pada betapa modernnya transportasi-transportasi yang tercipta nanti. 

  1. Pasar ilang kumandhang — Pasar kehilangan suara. Jika ditilik dengan ramalan Jayabaya soal Pasar Ilang Kumandange yang artinya pasar kehilangan pembelinya punya kesamaan dengan ramalan Baba Vanga Sudah sewajarnya di pasar terdapat banyak orang lalulalang kesana kemari dengan melakukan transaksi jual beli dan tawar menwar harga. 

Sekarang ramalan tersebut memang terbukti adanya. Pasar tradisional semakin sepi. Tidak ada aktivitas tawar menawar. Pada masa sekarang jual beli serba online. Kebutuhan apapun cukup bisa dikontrol melalui 1 perangkat yang namanya ponsel. Belanja online tidak terdapat transaksi, bahkan tidak saling interaksi langsung. Tapi itulah perkembangan zaman yang semakin maju dan berkembang. Sekarang semua serba digital.***